webnovel
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#DEVIL
#IMMORTAL
#CINTA
#FANTASI
#ROMANTIS
#HOROR

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
401 Chs
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#DEVIL
#IMMORTAL
#CINTA
#FANTASI
#ROMANTIS
#HOROR

Antonie?

Saat aku membuka pintu depan, orang itu menghadap ke arahku. Aku masih belum melihat wajahnya karena kondisi di luar yang gelap. Aku berjalan pelan menuju gerbang. Aku tidak akan membuka pintu itu, tapi hanya berbicara padanya dari balik pagar.

"Maaf" aku melihat dia menjatuhkan rokoknya lalu menginjaknya. "Aku melihatmu beberapa hari ini terus mondar mandir di depan pintu gerbang rumahku, apa yang kau lakukan sebenarnya?" dia masih terdiam, dan aku memanfaatkan waktu itu untuk menilai penampilannya dari balik teralis pintu gerbang rumahku.

Beberapa saat berlalu, dia masih diam, hingga akhirnya aku berkata, "jika kau ingin mencuri sesuatu dari rumah ini, aku yakin kau memiliki cara lebih baik, aku memperhatikanmu selama ini. Apa tujuanmu sebenarnya datang kesini?" meskipun aku berusaha berbicara setenang mungkin, tapi kakiku rasanya sangat lemas sekarang.

"Untuk menjagamu" dia berkata singkat.