webnovel

True Love : Senior! I Love U

Matanya dan mata hangat itu beradu sama-sama terkejut menyadari keberadaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dia sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri pernikahan sahabatnya sekaligus pernikahan laki-laki yang sangat dia cintai. Arsen. Dia bisa merasakan ada kabut yang menggelayut di matanya, ada gumpalan air yang memaksa keluar dari sana dan dia butuh menghindar dari tempat itu untuk menumpahkannya. Namun, entah kenapa kakinya tiba-tiba sulit untuk di gerakkan, kepalanya tiba-tiba pusing dan dia hanya bisa berdiri terpaku di tempat. Menyaksikan pemandangan yang sangat menyiksa hatinya, berdiri menyaksikan kenyataan yang tidak pernah di pikirkan sebelumnya. Dia harus mendengarkan janji-janji suci pernikahan yang di ucapkan dia harus melihat laki-laki itu menyematkan cincin pernikahan di jari manis sahabatnya. Dan dia harus melihat laki-laki itu memberikan ciuman pertamanya pada sahabatnya. Dia tidak tahan dengan semua itu. Tidak tahan dengan semua rasa sakit yang mulai menyerang hatinya, tidak tahan untuk segera menumpahkan air matanya. Namun itu pun tidak bisa di lakukannya, air matanya tidak bisa menetes seolah membeku seperti kebekuan hatinya yang sudah tidak bisa merasakan apa-apa.

Ahra_August · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
406 Chs

SEMBILAN BELAS

"Selamat siang.." sapa pelayan itu sedikit menunduk "Ada yang bisa saya bantu?"

"Selamat siang.. saya pesan dua porsi cumi pedas manis dan dua gelas es jeruk.." Kata Arka pada pelayan yang mencatat dengan patuh semua pesanan mereka, kemudian Arka menoleh ke arah Daniel yang duduk di sampingnya "Kau mau pesan apa, Daniel?"

"Aku sama saja dengan kalian!" Jawabnya pendek.

Arka mengangguk kembali menyebut pesanannya pada pelayan "Kalau begitu tiga porsi cumi pedas manis dan tiga gelas es jeruknya.." setelah mencatat semua pesanan, pelayan itu berlalu dari hadapan mereka bertiga.

"Jadi, apakah kau bekerja di kota ini?" Tanya Elise mencoba membuka pembicaraan.

Daniel mengangguk kemudian menggeleng "Mm.." gumamnya.

Elise bingung "Jadi, mana yang benar?" tanyanya lagi ingin tahu.

"Aku hanya pekerja kecil-kecilan, yang berpindah-pindah tempat sesuai keinginan si bos." Kata Daniel tidak ingin menyebutkan pekerjaannya yang sebenarnya.

Elise mengangguk paham kalau pria yang duduk di hadapannya tidak mau menyebutkan pekerjaannya. Jadi dia tidak akan bertanya lagi.

"Lalu apakah temanmu juga sama sepertimu!" tanya Arka juga ingin tahu.

"Ya, pekerjaan kami sama, hanya saja dia lebih gila kerja dari padaku.." kekeh Daniel saat mengingat sahabat yang sedang dia ceritakan.

"Benarkah itu?" tanya Arka lagi kaget.

"Mm.."

Tidak ada percakapan lagi di meja itu, Daniel menatap Elise tanpa berkedip, sedangkan Arka kembali sibuk dengan ponselnya tersenyum dan tertawa sendiri dan Elise.. gadis itu bertopang dagu menatap ke arah jalan dengan tatapan melamun setengah hampa.

...Gadis yang menarik...

Daniel tersenyum tipis. Tepat pada saat itu pelayan yang tadi datang kembali dengan membawakan pesanan mereka.

"Selamat menikmati.." ucap pelayan itu setelah meletakkan tiga porsi cumi pedas manis dan tiga gelas es jeruknya di atas meja kemudian kembali berlalu dari hadapan mereka bertiga.

"Hmmm.. akhirnya aku bisa menikmati ini lagi.." ujar Elise senang sambil menghirup wangi dari hidangan di hadapannya. Sepertinya dia sudah tidak sabar untuk melahap cumi pedas manis tersebut. Arka hanya tersenyum melihat sikap adiknya yang selalu memberikan reaksi yang sama setiap berhadapan dengan makanan favoritnya.

Lima belas menit kemudian mereka bertiga selesai menyantap habis semua makanannya. Arka sedikit bersendawa sambil menyeruput es jeruknya, hampir tidak terdengar, jika tidak Elise akan berteriak lagi padanya.

"Aku permisi ke belakang sebentar..!" kata Daniel sambil lalu dan melangkah menuju kamar kecil yang berada di belakang kedai.

Arka tersenyum-senyum tidak jelas setelah Daniel menghilang di balik pintu "Elise.. apakah dia tampan?" tanya Arka pada adiknya.

Elise memicingkan sebelah matanya menatap lekat ke wajah kakaknya itu "Lumayan!" jawabnya pendek.

Arka mengerut kening tidak senang "Lumayan? Apa maksudnya lumayan adik ku sayang? Kau lihat dari style yang di pakai semuanya bermerek tidak mungkin pekerjaannya biasa saja, dia pasti pria muda dengan sederet perusahaan besar di belakangnya. Kau tidak tertarik? Move on dong lise dari cinta pertamamu.."

Elise mencibir " Tidak tertarik! Kalau kau suka kau saja!"

"Apa! Aku! Yang benar saja adik ku.."

Elise menghela napas "Aku menyesal pergi hari ini bersama mu.." kata Elise ringan.

Arka merengut "Aku hanya ingin membantumu move on adik ku sayang..! Kau terlihat sangat sedih apalagi semenjak kakak pertama pergi. Kau tidak lihat wajah tampan Daniel yang menggiurkan itu, sekali pandang saja semua gadis akan mengantre di belakangnya. Kau tidak ingin mencoba!" kata Arka berapi-api.

Elise memperhatikan kakaknya itu lekat-lekat.

"Adikku sayang! Kenapa kau memandangiku seperti itu? Aku tahu wajahku ini sangat tampan jadi jangan sampai tergoda, oke!" kata Arka percaya diri.

Elise tidak langsung menjawab dia lalu tersenyum. "Sebenarnya itu bukan untukku kan? Tapi untuk mu sendiri? Kau-.."

Mata Arka melotot kaget kepalanya menggeleng kuat "Tentu saja tidak! Adikku sayang jangan menambahkan cerita yang tidak bermutu oke?!" sela Arka sebelum Elise menyelesaikan kalimatnya.

"Kau suka dia, bukan?" tembak Elise dan membuat Arka hampir pingsan dari tempat duduknya, matanya semakin membulat lebar menatap adiknya tidak percaya.

"Kau anggap kakak mu ini apa, Elise.." kata Arka sedih. "Hatiku sudah di ambil oleh orang jadi tidak bisa ku berikan pada siapa pun!"

"Huh! Alasan saja! Bilang saja suka! Aku pasti akan membantu mu, kak," goda Elise membuat Arka marah.

"Elise.."

"Daniel..?" panggil Elise pada laki-laki yang berjalan menghampiri meja mereka, Arka masih melotot marah pada Elise, sedangkan gadis itu berusaha menyembunyikan senyum di bibirnya.

"Maaf lama.." kata Daniel lalu kembali duduk di kursinya "Tadi, temanku menelepon jadi sedikit lama.." katanya lagi menjelaskan.

"Hei, Daniel aku ingin bertanya sesuatu padamu, boleh?" tanya Elise sambil melirik ke arah Arka yang masih melotot marah padanya.

Daniel mengangguk "Tentu, tanya saja!" jawabnya ramah.

"Begini, kakakku sedang patah hati, aku takut dia akan melakukan hal-hal aneh saat aku tidak ada di sampingnya, jadi, apakah kau punya waktu besok?"

Arka semakin marah tapi Elise mengacuhkan kakaknya. Daniel menatap Arka yang terlihat marah.

"Jadi, apa kau punya waktu luang be-.."

"Cukup! Oke! Kakak minta maaf! Sudah cukup! Jangan lagi, oke, adikku sayang.." kata Arka memotong kata-kata Elise selanjutnya.

Elise yang mendengar kakaknya minta maaf tersenyum lebar dan menatap Daniel "Aku minta maaf karena melibatkan mu untuk menjahili kakak ku.."

Daniel menggeleng "Tidak apa-apa! Kalau kau memang ingin pergi, aku bisa menemani kalian berdua kebetulan waktuku masih sampai besok sore."

"Jadi kau benar-benar bisa?" tanya Arka, kali ini dia terlihat senang. Berbanding terbalik dengan Elise. "Sangat kebetulan, besok aku sangat sibuk tidak bisa menemaninya, apa kau bisa menemani adik ku jalan-jalan?"

Elise melotot marah pada kakaknya. Dalam hati dia menggerutu.. apakah kakaknya sedang menyerahkan dirinya pada orang asing yang baru saja di kenalnya begitu saja?..

Daniel mengangguk "Ya, aku bisa.."

Arka bertepuk tangan senang "Keren!"

Elise menatap kakaknya dengan tajam ke mata Arka seolah mengatakan.

...kakak, awas kau! Kau akan terima akibatnya setelah semua ini berakhir.. seolah bisa mendengar kata bathin adiknya yang meraung-raung mengancamnya,. Arka haanya menanggapi tatapan itu dengan senyum nakal.

...Adikku sayang? Kau tidak bisa menjahiliku seperti itu? Kau tidak akan bisa mengalahkan kakak tampan mu ini, lagi pula ini juga untuk kebaikanmu jangan hanya bertahan pada satu hati yang entah berada di mana..

Arka menatap Daniel "Kalau begitu, jam sepuluh pagi di taman kota. Kau bisa, bukan?"

Daniel mengangguk. Arka pun tersenyum penuh kemenangan.

"Pelayan..!" panggil Daniel pada pelayan tadi. Pelayan itu pun segera menghampiri mereka.

"Bisa minta struk-nya?"

Pelayan itu memberikan struk yang di minta, Daniel langsung membayar semuanya.

Elise mengerut kening. Lalu bertanya pelan. "Daniel, kau juga membayar punya kami berdua?"