"Kenapa kau berpikiran seperti itu?" Arsen mencoba membuka mulutnya dengan hati-hati.
"Karena aku sudah tahu semuanya." Jawabnya singkat.
Arsen semakin tidak mengerti ke mana arah pembicaraan Nala. Dia pun memilih untuk mengakhiri pembicaraan yang tidak masuk akal itu dengan mencoba menghindar, namun Nala segera menahannya.
"Aku belum selesai." Katanya menatap dingin.
Arsen menghela napas dan mengangguk.
"Wisesa, ada hal yang ingin aku tanyakan, boleh?"
Arsen kembali mengangguk.
"Kau kenal dengan, Arsen?"
Arsen tersentak kaget. Dia sama sekali tidak menduga kalau Nala akan menanyakan hal itu. Tanpa sadar dia mencengkeram mantel coklat di pangkuannya. Bagaimana Nala bisa tahu nama itu? Ah, bukankah Nala adalah sahabat Elise? dia pasti tahu dari Elise. "Tidak" jawabnya akhirnya "Memangnya kenapa?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com