"Kamu beneran mau keluar dari kerjaan itu nak?" tanya Ibunya.
"Iya Bu. Keputusan aku udah bulat. Habis kasih surat resign ini, aku mau taruh lamaran lagi di tempat baru. Do'ain ya Bu."
"Pasti.nak. Ibu pasti akan selalu mendo'akan yang terbaik untuk kamu. Kamu hati-hati di jalan ya sayang."
"Iya Bu. Aku pamit dulu ya Bu. Kalo ada apa-apa langsung telepon aku aja."
"Iya nak."
Setelah berpamitan dengan Ibu angkatnya, Sabrina pergi untuk mencari pekerjaan baru pagi ini dengan berjalan kaki. Karena sepeda yang sempat di tabrak oleh Alvin itu belum juga selesai diperbaiki. Ibunya merasa sangat kasihan dengan anak yang sudah dia angkat 20 tahun yang lalu.
"Kasihan banget. Dia semenjak aku angkat menjadi anak aku ga pernah dia merasakan kebahagiaan. Dia justru harus ikut menderita seperti ini bersama ku. Seharusnya aku ga usah angkat dia dulu. Pasti kalo gitu dia ga akan merasakan hidup sulit seperti ini," ucap Ibunya Sabrina di dalam hatinya.
Sedangkan Sabrina sudah mulai berjalan menuju ke Restaurant milik Alvin untuk memberikan surat resign hari ini juga. Karena keputusan Sabrina sudah bulat. Dengan perasaan bersalah kepada Alvin yang membuat Sabrina keluar dari kerjaannya sekarang. Padahal dia tahu jika mencari kerja di zaman sekarang itu sangat susah.
*******
Amanda dan Mamahnya Alvin baru saja tiba di Restaurant. Sedangkan Sabrina belum juga sampai di sana. Karena Sabrina harus melalui perjalanan kaki dan juga menunggu angkutan umum yang lumayan lama. Tidak seperti Amanda dan Mamahnya Alvin yang bisa sampai di tempat lebih cepat karena dia menggunakan mobil pribadi. Sedangkan di sana Mamahnya Alvin langsung mengecek semua kondisi Restaurant yang sempat kebakaran kemarin dan juga semua karyawan yang ada di sana.
"Selamat pagi Bu," sapa semua para karyawan yang bekerja di tempat Alvin.
"Pagi. Gimana kondisi restaurant yang terbakar kemarin?"
"Sedang dalam perbaikan Bu. Nanti sore juga akan selesai katanya. Karena kerusakannya tidak begitu parah."
"Ga begitu parah gimana? Anak saya sampai masuk ke rumah sakit seperti itu."
"Iya maaf Bu."
"Terus sekarang Sabrina mana? Dia ga masuk kerja lagi?"
"Saya ga tahu Bu. Saya ga dapat informasi apa-apa dari dia."
"Yaudah kalo gitu kalian semua kembali bekerja."
"Siap Bu."
Semua karyawan Alvin kembali mengerjakan pekerjaannya masing-masing. Sedangkan Mamahnya Alvin seharusnya cukup menikmati pelayanan Restaurant milik anaknya sendiri. Tetapi dia justru sibuk memikirkan keberadaan Sabrina saat ini.
"Sabrina kemana coba? Padahal dia yang udah mneyebbakan kebakaran kemarin. Tapi dia malah pergi seenaknya seperti itu. Pasti dia mau kabur dan ga mau tanggung jawab," ucap Mamahnya Alvin kepada Amanda.
"Yang sabar Tante. Mungkin Sabrina lagi ada di jalan."
"Lebih kurang hajar lagi. Masa dia seenaknya masuk kerja seperti itu. Yang lain aja karuawan semuanya ga ada yang terlambat."
"Iya Tante. Sabar Tante."
Ketika Mamahnya Alvin sedang marah-marah ntidak jelas sendirian di dalam Restaurant, di luar Restaurant ternyata sudah ada Sabrina yang baru saja tiba di sana. Sabrina terlihat sangat kelelahan karena perjalanan jauhnya dari rumah menuju Restaurant milik Alvin. Karena sebelumnya Sabrina harus menaiki angkutan umum terlebih dahulu dan juga sedikit berjalan kaki hingga akhirnya dia tiba di sana.
"Akhirnya aku sampai juga. Tapi apa Pak Alvin udah sehat dan datang ke sini ya? Atau dia masih di rawat di rumah sakit? Terus aku kasih surat resign nya ke siapa? Ah, aku titipin ke yah lain aja deh. Kalo ada Pak Alvin yang ada nanti dia ga akan biarin aku resign dari sini gitu aja," pikir Sabrina di dalam hatinya.
Kemudian setelah itu Sabrina masuk ke dalam Restaurant. Di sana sudah ada Amanda dan juga Mamahnya Alvin.
"Ternyata di sini ada Bu Belinda dan jga Amanda," ucap Sabrina di dalam hatinya.
Sabrina kali ini tidak berusaha untuk menghindar dari Mamahnya Alvin.
"Sabrina. Nama kamu Sabrina kan?" tanya Mamahnya Alvin.
"Iya Bu," jawab Sabrina dengan sangat cepat. Sedangkan Amanda memilih untuk diam.
"Bagus ya kamu jam segini baru sampai di tempat kerja. Kamu pikir kamu siapa? Kamu pemilik restaurant ini?"
Sabrina sudah biasa dimarahi olehnya dan juga dengan anaknya, Alvin. Sehingga Sabrina hanya bersabar dan terdiam. Setelah itu Sabrina menjelaskan kedatangannya ke sana pagi ini.
"Sebelumnya saya minta maaf Bu. Tetapi kedatangan saya ke sini bukan untuk kerja. Saya hanya ingin memberikan ini kepada Ibu."
"Apa ini?" tanya Mamahnya Alvin tanpa mau menerimanya begitu saja.
"Ini adalah surat pengunduran diri saya, Bu."
"Ohh bagus. Tanpa kamu kasih surat itu ke saya hari ini juga kamu akan saya pecat hari ini juga."
Sabrina terlihat sangat sedih dengan kata-kata Mamahnya Alvin barusan. Amanda juga tidak tega dengannya. Tetapi Amanda juga tidak bisa melakukan apa-apa. Karena kekuasaan berada pada Mamahnya Hans yang sedang mengambil alih kekuasaan Alvin.
"Terus sekarang kamu tunggu apa lagi? Mulai detik ini juga kamu saya pecat dengan cara tidak hormat. Kamu juga tidak akan mendapatkan pesangon. Karena kamu yang udah membuat kebakaran kemarin di sini. Seharusnya kamu yang ganti rugi semuanya. Masih untung kamu ga saya tuntut."
"Iya Bu. Terima kasih atas keributannya. Saya ga masalah kalo ga harus di kasih pesangon. Sekali lagi saya minta maaf atas kelalaian saya kemarin yang udah membuat kekacauan di sini. Saya permisi."
"Iya, silahkan."
Sabrina pergi meninggalkan Restaurant itu tanpa penghormatan sedikit pun. Dia bagaikan seseorang yang dibuang begitu saja. Tetapi Sabrina tidak boleh lemah. Dia harus tetap kuat untuk mencari pekerjaan baru di luaran sana. Walaupun sebenarnya hati Sabrina juga lemah.
"Aku ga boleh nangis. Aku ga boleh cengeng. Aku harus kuat. Sekarang aku harus fokus cari kerjaan baru," ucap Sabrina di dalam hatinya. Kemudian Sabrina pergi untuk mencari pekerjaan baru untuk dirinya.
*****
Di rumah Alvin.
Walaupun Alvin tahu jika Restaurant hari ini di handle oleh Mamahnya, tetapi tetap saja Alvin mengkhawatirkan Restaurant miliknya.
"Keadaan di sana gimana ya? Apa baik-baik aja? Lebih baik gua telepon Amanda aja,", pikir Alvin.
Alvin memilih untuk menelepon Amanda daripada Mamahnya. Karena jika dia menelepon Mamahnya, sudah pasti Mamahnya akan memarahinya. Bahkan dia tidak bisa bicara dengan jujur kepada Alvin tentang Sabrina. Tidak lama kemudian Amanda mengangkat telepon darinya.
"Iya hallo Manda. Gimana keadaan di sana sekarang?"
"Baik aja. Restaurant juga dalam masa perbaikan. Sebentar lagi selesai diperbaiki karena kerusakannya ga terlalu parah."
"Syukurlah kalo gitu. Berjalan dengan baik kan semuanya?"
"Iya. Tapi Sabrina tadi mengundurkan diri. Ga di terima surat pengunduran dirinya sama Tante tapi justru dipecat gitu aja secara tidak terhormat. Bahkan dia ga dapat pesangon."
"Apa? Sabrina mengundurkan diri?"
-TBC-