Pagi harinya, Kinan bangun terlebih dahulu hari ini dia tidak kerja. Jadi dia ingin menghabiskan waktu untuk tidur, tapi dia merasa bosan jika harus dirumah dan ia pun memutuskan untuk mengajak kedua saudaranya untuk jalan-jalan ke Mall.
"Apa aku aman ya! Membawa mereka ke Mall, mana Daddy sudah tahu kalau aku yang merentas CCTV di Hotel," gumam Kinan.
Karna tak mau ambil pusing Kinan pun membangunkan sang Kakak, karna dia sangat lapar.
"Kak Ara, bangun. Aku lapar," ucap Kinan sambil menggoyangkan tubuh sang Kakak.
"Apa sih, Dek." ucap Ara yang masih memejamkan matanya.
"Aku lapar, buatkan aku sarapan dulu Kak," ucap Kinan yang terus menggoyang lengan sang kakak.
"Kamu sudah gede masak sendiri, Kakak masih mengantuk," ucap Ara.
Kinan mencebikkan bibirnya dia memang tidak bisa memasak, bahkan masak air pun gosong. Karna kakaknya gak mau bangun jadi terpaksa Kinan harus mencari sesuatu untuk mengganjal perutnnya.
"Di kulkas ada makanan apa ya," gumam Kinan sambil mencari-cari makanan.
Dan Dia pun menemukan sereal dengan cepat dia pun mengambil mangkok dan susu full cream. Saat lagi enak sarapan tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu.
"Ah, siapa sih pagi-pagi gini," desah Kinan berlalu sambil menyambar cadarnya.
Setelah Kinan membuka pintu, ia mendapati seorang kurir dengan sebuah bucket bunga mawar merah besar.
"Permisi Mbak, apa benar ini alamatnya Mbak Kinan?" tanya sang kurir yang terhalang oleh bucket besar itu.
"Iya, benar. Saya sendiri. Tapi maaf Mas, saya tidak ada memesan apapun," jawab Kinan sopan.
"Tadi ada yang order suruh antar bucket ini Mbak. Katanya jika dia yang memberikan pasti akan ditolak," sahut sang kurir.
Karena tak bisa ditolak, Kinan terpaksa menerimanya. Karena sang kurir juga terlihat kesusah ketika membawa bucket bunga tersebut.
Tak lama setelah kurir itu pergi, Ara menghampiri Kinan dan menanyakan siapa yang datang. Pandangan ara langsung tertuju pada bucket bunga besar di tangan Kinan.
"Dari siapa Dek?" tanya Ara curiga.
"Ah, ini. Paling dari Kenzo Kak. Oh iya, hari ini Kakak libur ya kita jalan-jalan. Sama Yasmin juga," ajak Kinan dengan manja.
Ara berfikir sejenak, mempertibangkan toko kuenya. Sedang Kinan terus menatap Ara penuh harapan. Apalagi sudah lama mereka tidak pergi bersama-sama.
"Baiklah-baiklah, kalo begitu kamu bangunkan Yasmin yang masih ngebo. Kakak mau bikin sarapan dulu," ucap Ara mengiyakan keinginan Kinan.
Kinan yang kegirangan langsung melaksanakan perintah Ara. Namun, karena bayi dugong lemot Yasmin sulit dibangunkan, Kinan membawa segayung air untuk menyipratkannya pada muka Yasmin.
Yasmin yang mulai terganggu pun perlahan-lahan membuka matanya dan dengan polosnya bertanya apakah Kinan itu malaikat maut dan dirinya sedang di alam baka.
Kinan semakin gemas dan langsung mengguyur air yang ia pegang agar Yasmin cepat sadar.
"Bayi dugong, bangun. Seenaknya aja ngatain Kak Kinan yang paling cantik ini malaikat maut," ucap Kinan sambil menoyor kepala Yasmin yang tak kunjung sadar.
Kinan pun langsung menyeret Yasmin yang masih setengah tidur ke kamar mandi karena tak bangun-bangun. Yasmin yang terkejut pun sontak berteriak, apalagi air yang mengguyurnya terasa sangat dingin.
"Kakakk!" teriak Yasmin membuat Kinan terbahak.
"Dingin tau, ih, Kakak mah." Yasmin mencebik, sedangkan kinan makin terbahak melihat adiknya seperti ikan dugong yang kedingingan.
"Kamu dibangunin nggak bangun-bangun, salah sendiri. Sono mandi, habis ini kita jalan-jalan," ucap Kinan membuat Yasmin berbinar.
"Bener, Kak?" tanya Yasmin, dijawab anggukan oleh Kinan.
"Aku mandi dulu biar makin cantik. Babay Kakak durjana," ledek Yasmin langsung berlari sebelum kakaknya ngamuk.
Brak!
Benar saja, vas bunga yang terbuat jadi plastik pun melayang ke arah Yasmin. Namun, dewi fortuna masih memihak Yasmin, sebab vas bunganya hanya mengenai pintu kamar mandi.
"Dasar bayi dugong," kesal Kinan tetapi pada akhirnya dia ikut tertawa melihat kekonyolannya. Dia tidak setega itu melempar adiknya vas, makanya saat adiknya sudah di dalam kamar mandi dia langsung melempar vas bunga itu.
"Apa sih?" Ara datang sebab ada keributan.
Kinan menelan ludahnya kasar, bisa-bisa singa betina itu ngamuk, "Nggak ada apa-apa, Kak."
"Ya sudah, ayok sarapan. Yasmin biar nyusul saja."
"Siap bos."ucap Kinan.
Kinan pun mengekor di belakang sang kakak, karna dia juga masih lapar walaupun di ganjel sama sereal. Tak butuh waktu lama Yasmin pun ikut gabung dengan kedua kakaknya.
" Dek, setelah sarapan kita langsung cus ke Mall," ucap Kinan.
"Are you seriously," ucap Yasmin berbinar.
"Of course," ucap Kinan.
"Tapi ingat, kita harus tetap waspada karna calon mertua kita sudah menyuruh putra mereka untuk mencari keberadaan kita," lanjut Kinan.
"Darimana kamu tahu, kalau calon mertua kita menyuruh para Putranya," ucap Ara
"Ya, nebak aja," ucap Kinan asal.
Setelah selesai sarapan mereka pun pergi menuju ke Mall. Kinan dan Ara ingin mengajak adiknya bersenang-senang, walaupun sebenarnya dia merindukan moment seperti itu ketika bersama kedua orang tuanya.
Jadi sebisa mungkin Kinan dan Ara akan melindungi dan membahagiakan adik bungsunya itu, tak butuh waktu lama mereka pun sampai di Mall.
"Wah, kita mau kemana dulu nih?" tanya Ara.
"Bagaimana, kalau kita beli baju dulu sama tas dan sepatu," ucap Kinan.
"Setuju," ucap Ara dan Yasmin secara bersamaan.
Tapi baru saja mereka masuk tak sengaja Yasmin menabrak seseorang. Alhasil, Yasmin mengelus jidatnya yang sakit karena benturan.
"Aduh! Mas, liat-liat do-ng. Mr. Darren! Ngapain Mr. disini?" teriak Yasmin setelah melihat siapa yang ia tabrak.
"Hei! Kamu yang nabrak Saya. Harusnya kamu meminta maaf bukannya menyalahkan Saya," jawab Darren tegas dengan tatapan mengintimidasi.
"Lagi pula, kamu itu siapa? Dan saya ada dimana itu bukan urusan kamu," sambung Darren.
Yasmin terdiam dengan ekspresi kesal dibalik cadarnya karena Darren tidak mengenalinya yang menggunakan cadar.
"Hei! Kamu ini siapa? Berani-beraninya kamu memarahi adik kami," tanya Kinan pada Darren.
"Loh, bukannya kamu yang tempo hari datang ke rumah kami pagi-pagi buta?" tanya Ara dengan tatapan memastikan.
Darren kebingungan lantaran ada tiga gadis bercadar yang menghakiminya juga ada yang mengenalnya. Sedangkan Ara, Kinan dan Yasmin ikut bingung karena Darren tidak mengwnali mereka.
"Maaf, apa sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya Darren pada Ara.
"Iya, kamu yang pagi buta nganterin file buat Yasmin kan?" tanya balik Ara.
"Oh, ternyata dosen songong adikku tercinta," celetuk Kinan dengan nada malas.
Setelah Ara memyebutkan nama Yasmin, Darren barulah mengenali mereka bertiga. Terutama Kinan yang bertemu di hari pertama Yasmin masuk kuliah.
"Yasmin, kenapa sekarang kamu menggunakan cadar?" tanya Darren pada Yasmin.
"Saya ini hanya melaksanakan sunnah agar terhindar dari fitnah. Apalagi saya ini asisten anda di kampus," jawab Yasmin ringan.
"Ah, begitu rupanya. Baiklah, kalau begitu saya duluan," pamit Darren.
Belum sempat melangkah, Kinan menghentikan Darren agar diam di tempat lantaran Darren belum meminta maaf karena telah membuat jidat malang Yasmin kesakitan. Darren sontak menaikkan sebelah alisnya bingung. Dalam pandangannya, Yasmin lah gang seharusnya meminta maaf. Bukan dirinya yang malah disalahkan.
Darren yang tak mau ambil pusing pun meminta maaf dengan setengah hati karena memang bukan dirinya yang salah. Setelahnya ia berlalu pergi begitu saja.
Ara, Kinan dan Yasmin pun melanjukan rencana mereka untuk berbelanja. Mereka bertiga tampak begitu bahagia meski hanya dengan hal yang sederhana.
Setelah puas kesana kemari mencari barang yang ingin dibeli, mereka pergi ke food court karena bayi dugong nan lemot mereka sudah kelaparan.
"Kak, mau es krim cokelat," rengek Yasmin manja.
"Baiklah-baiklah, ayo cari tempat duduk dulu," ucap Ara lembut.
"Kalian tunggu sini ya, biar Kakak yang belikan," sambung Ara setelah mereka menemukan tempat duduk.
Ara langsung berjalan menuju stand es krim dan dari kejauhan ia menangkap sosok yang akrab sedang mengantre juga.
"Eh, bukankah itu si beruang kutub," gumam Ara.