webnovel

Tiga Cinta Sama Sisi

Beni adalah mantan seorang forografer, studionya mengalami musibah kebakaran hebat, yang mengakibatkan usahanya bangkrut. Musibah itu memaksanya pulang dari perantauan, lalu kembali ke kota asalnya, meninggalkan cinta dan segala perjuangannya selama dikota kecil itu. Sekembalinya Beni di kota asalnya, ia bertemu dengan seseorang yang berhasil membuat hari-harinya kembali berwarna cerah. Perempuan itu adalah Bella, seorang vocalis band yang mempunyai karakter kuat. Dengan segudang harapan, ia berusaha untuk melanjutkan hidup dan melupakan kisah di masa lalunya. Tanpa diduga, wanita yang ia cintai di masa lalu itu kembali hadir disaat Beni baru saja menikahi Bella. Bayangan masa lalu kembali hadir. Mengembalikan trauma dan rasa sakitnya diwaktu itu. Bella Istrinya Beni itu baru menyadari, ternyata ia satu kampus dengan Icha, mantan kekasihnya di masa lalu. Mereka dipertemukan melalui sebuah projek pemotretan. Bella dan Icha semakin bertambah akrab, mereka saling menyukai satu sama lain. Melihat keakraban mereka, Beni merasa kikuk dan serba salah. Di suatu event musik, terjadi kejadian yang mengerikan. Bella terluka, hingga membuatnya terkapar di IGD. Ada satu permintaan Bella yang sangat mengejutkan, Beni sama sekali tidak menyangka istrinya itu meminta satu hal yang tidak masuk akal. Bagaimana ya kisah mereka selanjutnya?

elaangpraatamaa · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
314 Chs

Bab 158 - Bukti Kuat

Beni lalu membuka gerbang rumah kontrakan-nya itu, dan mendorong sepeda motornya dengan perlahan.

Seperti biasa, Chacha nampak sudah menyambutnya di depan pintu, sembari tersenyum manis ke arahnya.

"Aa, macet ya di jalan?"

Tanya Chacha sembari melemparkan senyumnya yang sangat cantik itu untuk Beni.

'Iya, lumayan macet, sayang. Kamu tidak apa-apa? Gak mual? Pusing?"

Tanya Beni, tangannya masih sibuk memarkirkan sepeda motornya itu di samping mobil mbak Chemmy.

Chacha lalu menghampiri Beni dengan bergegas membawa tas kerja dari kulit yang berwana coklat itu, memeluknya di depan dada.

"Gak, Aa, alhamdullilah, sudah gak terlalu terasa mual atau pun pusing, mungkin anak kita ini baik, ya Aa, gak rewel. Hehe."

Sahut Chacha, lalu berjalan di samping Beni yang merangkul bahunya sembari menatap wajahnya denagn mesra.

"Iya, pasti baik, sholeh, sholehah, cantik dan ganteng kayak mama nya ini," ucap Beni, mencolek dagu Chacha dengan genit.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com