webnovel

Tiga Cinta Sama Sisi

Beni adalah mantan seorang forografer, studionya mengalami musibah kebakaran hebat, yang mengakibatkan usahanya bangkrut. Musibah itu memaksanya pulang dari perantauan, lalu kembali ke kota asalnya, meninggalkan cinta dan segala perjuangannya selama dikota kecil itu. Sekembalinya Beni di kota asalnya, ia bertemu dengan seseorang yang berhasil membuat hari-harinya kembali berwarna cerah. Perempuan itu adalah Bella, seorang vocalis band yang mempunyai karakter kuat. Dengan segudang harapan, ia berusaha untuk melanjutkan hidup dan melupakan kisah di masa lalunya. Tanpa diduga, wanita yang ia cintai di masa lalu itu kembali hadir disaat Beni baru saja menikahi Bella. Bayangan masa lalu kembali hadir. Mengembalikan trauma dan rasa sakitnya diwaktu itu. Bella Istrinya Beni itu baru menyadari, ternyata ia satu kampus dengan Icha, mantan kekasihnya di masa lalu. Mereka dipertemukan melalui sebuah projek pemotretan. Bella dan Icha semakin bertambah akrab, mereka saling menyukai satu sama lain. Melihat keakraban mereka, Beni merasa kikuk dan serba salah. Di suatu event musik, terjadi kejadian yang mengerikan. Bella terluka, hingga membuatnya terkapar di IGD. Ada satu permintaan Bella yang sangat mengejutkan, Beni sama sekali tidak menyangka istrinya itu meminta satu hal yang tidak masuk akal. Bagaimana ya kisah mereka selanjutnya?

elaangpraatamaa · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
314 Chs

222

"Hey Nona! bangun!"

Sekali lagi aku coba membangunkannya. Mengguncangkan bahunya beberapa kali.

Ia tidak bergeming.

Aku panik, lalu aku segera menyimpan bagian atas telunjukku tepat dibawah bawah lubang hidungnya.

"Ah, syukurlah masih terasa ada napasnya."

Aku tiba-tiba merasa takut.

Takut kehilangannya. Setelah beberapa hal telah kami lalui bersama.

Dari yang menegangkan sampai berkeringat menikmati tubuhnya. Semuanya terjadi dalam satu malam.

Laju mobil lalu melambat.

Kaki kanan diatas pedal gas, perlahan aku angkat, hingga mobil ini terasa merayap pelan, aku tidak tahu harus kemana.

Tidak mungkin aku bawa perempuan ini ke rumah.

Apa kata orang rumah? Bawa perempuan pingsan. Dan aku masih tidak mengetahui namanya.

"Ah sial!"

"Bagaimana ini." Tanyaku dalam hati, panik.

Untuk kesekian kalinya kepalaku berputar kesamping menatap perempuan itu beberapa saat, lalu kembali memperhatikan jalur jalan didepan. Wajahku menegang.

Terlintas sesuatu di kepalaku.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com