Sepulang kuliah, Bara menelepon Mike bahwa dia tidak bisa bekerja hari itu dan memutuskan untuk bekerja sepanjang hari di laboratorium karena harus membuat rancangan untuk kontes. Ketika kelelahan menyelimuti tubuhnya setelah bekerja tanpa henti selama berjam-jam, Bara keluar dari lab nya sebentar untuk membeli kopi. Ditengah tangga turun tubuhnya menabrak seseorang.
"Fareli " kata orang tersebut.
"Tidak pernah menyangka bertemu denganmu kembali" Bara menatap mata George Finley dengan kesal. Sudah hampir satu tahun lebih dia tidak bertemu dengan George dia kira George sudah keluar dari GIA, tapi ternyata pemuda itu tetap bertahan ."Sudah lama tidak bertemu ."
"Tahun kemarin aku pindah ke GIA Carlsbad ," kata George pantas Bara tidak pernah melihatnya sampai saat ini.
"Jadi kau kembali lagi ke New York?"
"Yah ," kata George dengan tajam.
"Kenapa? kau mendapat pesaing?"
"Masih sombong seperti biasanya," komentar George kesal.
"Sifatmu juga masih sama" Bara bergegas turun.
Tubuhnya sudah lelah, dan dia tidak mau menghabiskan energinya untuk berdebat dan ujungnya berbentuk tetesan air Bara tersenyum tipis dua jam kemudian rancangan kalung tersebut sudah berbentuk sempurna Bara menamainya dengan "The Waterdrops"
Bara mengambil payung lalu bergegas keluar dari apartemenya menuju lab GIA dia mengerjakan karya barunya sampai lab itu ditutup.
Keesokan paginya, ketika lab dibuka, Bara meneruskan pekerjaanya sampai sore.
Dia berhasil mendaftarkan karyanya untuk kontes Tiffany pada menit-menit terakhir. Kini dia tinggal menunggu pengumuman tiga hari lagi.
Bara kembali ke apartemenya dengan perasaan lega. Dia menguap kelelahan dan malam itu tertidur pulas selama sepuluh jam.
Dengan seseorang yang tidak berhak mendapatkan perhatiannya. Dari atas tangga George Finley mengeram kesal dia mengepalkan kedua tangannya dan salah satu tangannya memukul tembok setelah amarahnya mereda, dia masuk ke salah satu laboratorium terdapat beberapa rancangan gambar dikomputer buku sketsa Bara berada disana.
Awalnya George melihat rancangan Bara dengan kesal, tetapi lama-kelamaan dia terdiam dalam rancangan tersebut terdapat seuntai kalung panjang yang di tengahnya terdapat dedaunan hijau. Lima kupu-kupu kecil yang bertengger di daun-daun tersebut komposisi warna yang dipilih Bara semakin memperlihatkan keeleganan dan keanggunan kalung tersebut. George menyadari Bara akan mengikuti kontes perhiasan yang diselenggarakan Tiffany dan Co Bara memberi judul kalung tersebut "The Forest Dream"
Tanpa pikir panjang, George mengambil pilihan untuk mencetak dari program komputer tersebut.("kau akan menyesal karena sudah meremehkanku Fareli") geramnya dalam hati.
Hari-hari berikutny , Bara bekerja tanpa henti untuk membuat kalung seperti yang telah dirancangnya karena dalam kontes disebutkan para peserta juga harus menyiapakan bentuk nyata perhiasannya, maka boleh menggunakan batu perhiasan sintetis. Tepat dua hari sebelum batas akhir kontes, Bara bergegas memasuki galeri untuk menyerahkan rancangannya. Seorang petugas kontes menyuruh Bara mengisi formulir. Setelah melengkapi formulir, Bara dipersilahkan mengisi daftar peserta di atas Bara terdapat nama-nama peserta yang sudah menyerahkan rancangan beserta judul rancangannya. Ketika Bara hendak menulis namanya, bolpoin ditangannya jatuh ke lantai. Matanya melihat nama George Finley. Tapi bukan nama itu yang membuatnya terkejut tapi judul rancangan George ,"The Forest Dream" ("Bagaimana mungkin dia memiliki judul rancangan yang sama denganku?")
Bara benar-benar kebingungan pikirannya kembali ke minggu sebelumnya ketika dia bertemu George di lab ("Apakah mungkin dia melihat karyaku disana?")
"Permisi Sir," tanya Bara dengan tidak sabar pada petugas kontes.
"Apakah saya bisa melihat rancangan perhiasan karya George Finley?" Sang petugas menggeleng "Maaf, saya tidak bisa memperlihatkan karya peserta lain."
Tidak kehabisan akal, Bara mengeluarkan kalung yang telah dibuatnya dan menunjukkannya pada si petugas.
"Anda tidak perlu memperlihatkan karya George Finley pada saya.saya hanya perlu anda mengecek apakah rancangan kalungnya sama dengan kalung karya saya."
Si petugas kelihatan sangat enggan, tetapi Bara bersikeras perasaannya mengatakan George sudah mengambil ide racangannya.
"Tolonglah, Sir saya tidak bisa memberikan karya yang sama persis dengan orang sebelum saya."
Si petugas akhirnya menyerah dia mengecek gambar rancangan George Finley, lalu melihat kalung yang digenggam oleh Bara.
"Ya sama persis dengan karya anda."
"Terima kasih." Bara bergegas keluar dari galeri George pasti melihat karyanya di lab seminggu yang lalu Bara benar-benar tidak menyangka George akan meniru persis hasil rancangannya. Bara tidak bisa menahan amarahnya.
Dia pergi menemui George di apartemennya ketika George membuka pintu apartemen Bara langsung mendampratnya
"Kau mencuri rancangankun!" George tersenyum tanpa rasa bersalah.
"Apa maksudmu?"
Bara tahu George berpura-pura tidak tahu "Karyaku untuk kontes Tiffany "The Forest Dream" kau mencurinya dariku."
"Kau tidak bisa seenaknya menuduhku," balasnya enteng.
"Kau punya bukti bahwa aku mencurinya darimu?Bisa saja aku memiliki ide yang sama denganmu."
"Kenapa kau melakukan hal ini ?" Bara menantang George tanpa rasa takut.
"Kita berdua tahu kau menggunakan rancanganku untuk kontes kali ini." George perlahan-lahan menutup pintu apartemennya
"Aku tidak perlu menjelaskan apa-apa padamu selain kalau kau punya bukti, aku tidak mau dituduh macam-macam lagi"
Bara memandang pintu apartemen George yang sudah tertutup. Dia tahu dia tidak bisa membuktikan The Forest Dream adalah karyanya, karena dia tidak pernah bercerita pada siapapun bahwa dia membuat rancangan tersebut. Dia juga tidak mungkin mengikuti kontes dengan karya rancangan yang sama.
Satu-satunya solusi adalah menciptakan yang lain.Tapi waktunya tinggal dua hari, Bara menghabiskan waktu lima hari untuk membuat kalung yang pertama. Dia tidak tahu apakah dia bisa membuat kalung lain dalam waktu dua hari.
Bara memasuki gedung apartemennya dengan keadaan lemas wajahnya yang terlihat tidak bersemangat. Saat melihat papa yang sedang duduk di loby, wajahnya semakin murung.
"Bara." Papa berdiri menyapa putranya.
"Apa yang papa lakukan disini?" Bara sudah terlalu lelah untuk berdebat. Papa melihat keletihan putranya wajah Bara pucat, dibawah matanya terdapat lingkaran hitam tanda kurang istirahat
"Kau tidak apa-apa Bara?" Tanya Papa khawatir.
Bara memutuskan untuk tidak menjawab .
"Papa belum menjawab pertanyaanku."
"Papa diundang menghadiri seminar kedokteran di New York Papa melangkah mendekati putranya.
"Papa pikir selagi Papa disini, Papa memutuskan untuk menengokmu"
"Mama tidak ikut?" tanya Bara.
"Tidak, Mamamu tidak ikut. Kau yakin kau baik-baik saja? kau terlihat kelelahan"
"Aku baik-baik saja hanya saja hari ini bukan hari terbaikku, Papa mau ke atas ?"
"Kalau kau tidak keberatan ," jawab Papa. Bara menekan tombol lift. Tak lama kemudian pintu lift terbuka
"Mari kita naik" Setelah mereka sampai di ruang apartemen, Bara bertanya
"Papa mau minum apa?" Papa menggeleng
"Apakah kau mau menjawab pertanyaan papa sekarang? kau baik-baik saja?"
Bara terdiam sejenak tampa sepatah katapun menatap papanya yang sedang duduk.