Haruskah aku melupakan status badboy yang melekat dalam dirinya? Lantas memulai sesuatu yang baru bersamanya malam ini? Menjalankan tugasku sebagai seorang istri? Memberikan hak yang memang pantas ia dapatkan dariku?
Sebuah kecupan yang ia layangkan sukses membuatku terjebak dalam suasana baru. Suasana yang entah seperti apa, sangat susah untuk aku menggambarkannya.
Bismillah. Bismillah ….
Kuniatkan melakukan ini semua sebagai bentuk pengabdianku sebagai seorang istri padanya, ya Rabb.
Aku mencoba meyakinkan diri kalau semua akan baik-baik saja. Bayangan tentang tertular virus menular coba kutepis jauh-jauh. Bukankah seyogyanya dia sudah melakukan tes HIV sebelum pernikahan kami dilaksanakan?
Akhirnya, aku memilih pasrah. Aku merasa tak akan mungkin bisa selamanya menghindar dari kejaran malam pertama.
Sekarang atau nanti pasti bakal terjadi juga.
Ya … mungkin inilah saatnya. Aku kembali meyakinkan diri. Mencoba berdamai dengan pikiran sendiri.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com