webnovel

Chapter 138

Luffy saat ini berdiri di dek belakang dengan segelas wisky di tangannya. Satu hari telah berlalu sejak dia membunuh Enel. Para Topi jerami, warga Shandorians, dan Skypieans telah mengadakan pesta besar untuk merayakan kekalahan Enel.

Malam sebelumnya, Upper Yard dipenuhi dengan nyanyian, tarian, dan minum keras. Banyak peserta pesta yang saat ini masih tidur dan beberapa sudah bangun, mereka yang sudah bangun langsung pergi menjelajahi Upper Yard untuk pertama kalinya.

Sedangkan untuk topi Jerami, sebagian besar dari mereka sudah terbangun dengan satu-satunya yang masih tertidur adalah Usopp dan Chopper. Sanji ada di dapur bersama dengan Nami dan Robin membuat sarapan, Zoro berada di sisi Going Merry sambil berlatih, dan Nojiko duduk di dek utama dengan Conis dan ayahnya sedang mengobrol.

Setelah menyantap sarapan lezat yang disiapkan oleh Sanji, para kru, warga Skypie, dan Shandorian yang sekarang sudah sadar, memutuskan untuk pergi menjelajahi pulau kuno itu dengan cara mereka sendiri.

Usopp pergi ke arah sekelompok Skypieans dan Shandorians dan kemudian mulai mencoba untuk menukar semua jenis barang dari dunia Blue Sea untuk beberapa Dials yang ditemukan di sini di pulau langit.

Nami, Nojiko, dan Chopper pergi mencari emas bersama dengan Conis, Pagaya, dan beberapa orang Skypie, Zoro pergi untuk melanjutkan pelatihannya sendirian, dan Sanji pergi mencari beberapa koki dari Skypiea untuk bertukar beberapa resep makana.

Dengan semua orang berpisah, sekarang hanya tinggal Luffy dan Robin yang masih berada di atas kapal. Mereka berdua saat ini berdiri di dek utama, memandang ke arah hutan raksasa di depan mereka.

"Bagaimana kalau kita segera melihat lonceng ini?" tanya Luffy sambil memandang Robin, arkeolog itu hanya tersenyum sebelum dia mengangguk. Mereka berdua kemudian melompat dari Going Merry dan mulai berjalan melalui hutan ke arah di mana bel berada.

Mereka berdua berjalan selama sekitar 20 menit sebelum tiba di lokasi lonceng raksasa, saat mereka sampai, mereka melihat kerumunan orang sudah berkumpul di sana, baik Shandorians atau Skypieans.

Di bagian paling depan sudah ada Gan Fall dan kepala suku Shandorians, mereka semua menatap Poneglyph yang terukir di bawah lonceng.

"Chief, apa isinya?" seorang Shandorian warrior bertanya ketika Luffy dan Robin berjalan melewati kerumunan.

"Ini adalah teks kuno," jawab kepala suku sambil menatap Poneglyph. "Tulisan ini tidak mungkin untuk dibaca," tambahnya dengan suara minta maaf. Begitu kepala suku Shandorian mengucapkan kata-kata itu, Robin berbicara dan mulai membaca kata-kata yang terukir di batu.

"Kita akan tahu arti sebenarnya dan tidak akan mengucapkannya kepada siapa pun," ucap Robin ketika dia dan Luffy berjalan keluar dari kerumunan dan menuju ke Poneglyph. Mata kepala suku Shandorian membelalak kaget ketika dia mendengar apa yang dikatakan Robin.

"Adalah warisan kita untuk menjadi pewaris sejarah dan tugas kita untuk melindunginya dengan membunyikan Grand Belfry," lanjut Robin sementara Luffy hanya tersenyum.

"Kata-kata itu ..." ucap kepala suku itu dengan kaget. "Bagaimana kau tahu itu?" tanya kepala suku sambil menatap Robin.

"Kata-kata itu dituliskan di dinding salah satu reruntuhan Shandora," jawab Robin ketika dia dan Luffy berhenti di depan Poneglyph. "Dulu sekali, orang-orangmu dipercaya menjadi penjaga ini, benar?" tanya Robin sambil terus menatap batu raksasa itu.

"kaubenar-benar bisa membaca teks-teks itu?" tanya Kepala suku itu, tetapi dia tidak mendapat jawaban. Luffy terus menatap Poneglyph raksasa itu ketika dia mulai mendengar suara kecil di dalam kepalanya.

"Isi batu ini membahas tentang salah satu senjata kuno, bukan?" Luffy tiba-tiba bertanya, mengejutkan Robin dan yang lainnya.

"Senjata kuno?" tanya seorang Shandorian dengan terkejut.

"Kenapa itu ada di sana?" tanya yang lain.

"kaubisa membaca apa yang dikatakannya?" Robin bertanya sambil mengalihkan perhatiannya ke arah kaptennya.

"Tidak juga," jawab Luffy sambil melepas topi jeraminya dan mengusap rambutnya. "Lebih tepatnya aku mendengar apa yang ada di sana," ucap Luffy, membingungkan semua orang yang ada di sana.

"Ini memang sulit untuk dijelaskan. Satu-satunya hal yang aku tahu dari batu itu adalah pembahasan tentang senjata yang hebat," ucap Luffy sambil menghela nafas.

"Poneglyph ini berbicara tentang senjata kuno Poseidon, sebuah senjata yang dinamai seperti nama dewa," ucap Robin sambil membaca Poneglyph. "Isinya bahkan memberitahukan lokasinya," tambah Robin.

"Aku sudah tahu di mana Poseidon berada," sahut Luffy mengejutkan Robin sekali lagi. "Bahkan bisa dikatakan, kalau aku sudah melihatnya," tambahnya dengan santai menyebabkan mata Robin membelalak kaget.

"Hei, lihat," ucap seorang Shandorian warrior sambil menunjuk ke sisi Poneglyph. "Ada sesuatu yang lain terukir di samping," tambahnya, menyebabkan semua orang melihat ke arah pria itu menunjuk.

"Gol. D Roger," Robin berbisik dengan kaget, menarik perhatian Luffy. Mereka berdua mulai berjalan ke samping dan membersihkan beberapa tanaman merambat yang ada di sekitar tulisan itu sebelum Robin mulai membaca apa yang dikatakan tulisan-tulisan itu.

"'Aku datang ke sini dan akan memimpin perjalanan ini ke ujung terjauh di dunia.'" Robin membaca dengan suara terkejut. "Apa maksud dari tulisan ini dan bagaimana dia bisa menulis menggunakan teks kuno?" Robin bertanya pada dirinya sendiri.

"Dia tidak bisa menulisnya," ucap Luffy secara tiba-tiba sambil meletakkan topinya kembali di kepalanya. "Dia punya seorang kru yang bisa menulis itu," tambah Luffy menyebabkan mata Robin melebar.

"SIAPA?" Robin bertanya sambil berdiri dan menatap Luffy dengan mata penuh antisipasi, berharap menemukan orang lain seperti dia yang bisa membaca teks kuno.

"Seorang pria bernama Kozuki Oden," jawab Luffy mengejutkannya. "Dia sudah mati sekarang, tetapi dialah yang menulis pernyataan itu," ucap Luffy sambil menatap Robin sebelum mulai tertawa. "Jangan khawatir," ucapnya lagi sambil menepuk kepala Robin.

"Ketika kita sampai di New World, aku akan membawamu ke Negara Wano ... tempat dimana Poneglyphs dibuat," tambah Luffy, menyebabkan mata Robin sekali lagi melebar.

"Tempat Poneglyphs dibuat ..." ulang Robin dengan suara takjub, menyebabkan Luffy tertawa saat mendengar reaksinya. Robin saat ini tampak seperti anak kecil yang baru saja mendengar bahwa dia akan melakukan tur keliling pabrik pembuat semua coklat di dunia. Sebelum ada yang bisa mengatakan hal lain, Nojiko berlari keluar dari hutan mencari Luffy.

"Luffy!" dia berteriak menarik perhatian semua orang.

"Ada apa?" Luffy bertanya dengan suara serius. "Apakah ada masalah?" tanya Luffy dengan nada serius, khawatir jika sesuatu terjadi pada salah satu dari mereka.

"Tidak, bukan seperti itu," jawab Nojiko sambil mengatur napas yang masih terengah-engah. "Kami menemukan kapal Enel," ucap Nojiko menyebabkan Luffy mengangkat alisnya ke arah wanita itu, bertanya-tanya, mengapa sebuah kapal menjadi sangat penting. "Kapal Itu terbuat dari emas," tambah Nojiko menyebabkan mata Luffy melebar.

"Aku harus melihat ini," ucap Luffy sebelum berbalik ke arah Robin. "Apakah kau tidak keberatan di sini sendirian?" tanya Luffy, dimana Robin hanya mengangguk. Luffy kemudian berjalan menuju Nojiko sambil memanggil awannya.

Ketika awan datang, mereka berdua melompat ke atasnya dan terbang ke arah dimana Nojiko dan yang lain menemukan kapal. Beberapa saat kemudian Mereka tiba di luar gua dengan tirai bertuliskan kanji 'GOD'.

Luffy dan Nojiko berjalan melalui tirai dan masuk ke gua, di mana mereka melihat bahtera raksasa dengan dayung besar di bagian sampingnya bersama dengan baling-baling.

Namun hal yang menarik perhatian Luffy adalah wajah raksasa yang terbuat dari emas di dek utama. Di tempat itu juga sudah berkumpul orang-orang Shandorians dan Skypian, menatap bahtera raksasa itu.

"Luffy, lihatlah semua emas itu!" seru Nami yang sangat bersemangat sambil berlari ke arah Luffy, dengan Chopper mengikuti di belakangnya. "Bisakah kita mengambilnya?" Nami bertanya.

"Kenapa tidak," jawab Luffy sebelum berjalan dan berdiri tepat di depan bahtera. "Apakah ada orang di dalam kapal itu?" Luffy bertanya, yang mana mereka semua menggelengkan kepala. Luffy kemudian tersenyum sebelum seluruh tangan kanannya terlapisi oleh petir.

"El Thor!" Luffy berteriak sambil meninju tangannya ke depan, menyebabkan pilar listrik raksasa keluar dan menelan bahtera. Luffy mempertahankan serangannya ini selama sekitar 30 detik sebelum pilar itu menghilang bersamaan dengan bahtera Enel.

Mereka yang melihat kejadian ini memiliki ekspresi terkejut di wajah mereka, saat semua orang melihat ke arah di mana kapal raksasa yang sebelumnya berada, sekarang berubah menjadi 20 kubus emas. Setiap kubus memiliki lebar sekitar 1,5 m dan tinggi 1,5 m.

"Temukan cara untuk membawa semua emas ke kapal, kita akan membawa mereka," ucap Luffy sambil membersihkan tangannya sebelum berjalan kembali ke arah mereka.

"Bagaimana kita bisa membawa mereka semua kembali ke kapal?" tanya Nojiko sambil melihat antara emas dan Luffy.

"Minta orang-orang Skypieans dan Shandorians membantu," jawab Luffy sambil mengangkat bahunya. "Katakan pada Zoro bahwa dengan membawa semua ini akan membuatnya menjadi lebih kuat," tambah Luffy.

"Minta pada Sanji, aku yakin dia akan menjadi gila jika kalian berdua memintanya," tambah Luffy lagi, memberi mereka banyak pilihan tentang bagaimana menyelesaikan masalah membawa semua emas ke kapal. "Apakah Log post sudah berubah?" Luffy bertanya navigatornya.

"Tidak, belum," jawab Nami sambil melirik log-posenya.

"Baiklah kalau begitu, aku akan pergi ke Angel Beach," ucap Luffy, sebelum berjalan menuju pintu keluar gua. "Aku tidak datang ke Sky Island untuk tinggal di tanah kering sepanjang waktu. Aku datang ke sini untuk bersantai di atas awan," tambah Luffy sambil berjalan keluar dari gua. "Kalian tahu di mana aku jika kau membutuhkanku," tambahnya sebelum meninggalkan gua.

"Dia memiliki ide yang brilian," ucap Nami ketika dia melihat Luffy keluar dari gua.