"Poneglyph disimpan di sana, jauh di bawah tanah," kata Cobra sebelum dia memimpin dua bajak laut itu menuruni tangga. "Sebagian besar orang bahkan tidak menyadari keberadaan Poneglyph. Bagaimana kalian tahu tentang keberadaan mereka?" Cobra bertanya ketika mereka berjalan menuruni tangga.
"Well, Nico Robin lah yang tahu," kata Luffy, menyebabkan mata Cobra melebar. "Dia bisa membaca tulisan-tulisan kuno Poneglyph," tambah Luffy membuat sang Raja semakin terkejut. "Sedangkan aku, mentorku yang memberitahuku tentang mereka," kata Luffy sambil mengangkat bahunya.
"Aku menebak kau tidak bisa membacanya?" Cobra bertanya sambil melirik Luffy.
"Secara teknis, tidak," kata Luffy, membuat bingung Cobra dan menyebabkan Robin menyipitkan matanya pada Luffy. Ketika mereka sampai di bawah, mereka tiba di ruang bawah tanah rahasia.
"Poneglyph ada tepat di belakang pintu-pintu itu," kata raja sambil menunjuk pintu di belakang. Luffy berjalan ke pintu dan menarik mereka terbuka, memperlihatkan Poneglyph raksasa di tengah ruangan.
Wajah Robin tersenyum lebar, kemudian ia berjalan ke ruangan itu, sementara Luffy dan raja hanya berdiri di belakang dan bersandar di dekat pintu.
Sementara Robin menguraikan Poneglyph, Luffy terlihat sedang menutup matanya dan dahinya mengerut, seolah-olah dia sedang fokus pada sesuatu, tetapi tidak ada yang tahu apa.
"Well," ucap Cobra menarik perhatian mereka. "Bisakah kau membacanya?" dia bertanya sambil menatap Robin.
"Ya," jawab Robin, kemudian ia memandang raja dan melirik ke arah Luffy, hanya untuk melihatnya berdiri di sana dengan mata terpejam. "Poneglyph ini hanya berisi tentang sejarah," kata Robin mengejutkan Cobra.
"Poneglyph itu menceritakan sejarah negara ini dan raja-raja sebelumnya. Juga-" Robin berhenti ketika di potong olah suara Luffy.
"Hentikan omong kosongmu," kata Luffy memotong ucapan Robin. "Aku tahu Poneglyph ini menceritakan lokasi Pluton," ucap Luffy sambil membuka matanya, mengejutkan mereka berdua.
"Bagaimana kau ..." Robin bertanya dengan suara yang sedikit takut.
"Kau bisa tenang, aku tidak tertarik pada senjata itu. Aku memiliki semua kekuatan yang aku butuhkan," kata Luffy sambil menatap Robin dengan ekspresi bosan di wajahnya.
"Kupikir kau bilang kau tidak bisa membaca bahasa kuno," kata Cobra sambil menatap Luffy.
"Aku memang tidak bisa," jawab Luffy dengan seringai. "Agak sulit untuk dijelaskan. Aku sendiri bahkan tidak terlalu memahaminya. Yang aku tahu adalah, aku bisa mendengar suara dari semua hal," ucap Luffy, membingungkan mereka berdua.
"Jika kau pikir aku memintamu untuk bergabung dengan kru ku hanya untuk mencari tahu apa isi Poneglyph maka kau salah. Aku tidak membutuhkanmu untuk mencari tahu apa yang ada di Poneglyph, aku bisa melakukannya sendiri," ucap Luffy dengan serius.
"Sekarang karena Poneglyph ini tidak memiliki apa yang kau dan aku inginkan, bisakah kita pergi sekarang?" Luffy bertanya, mulai merasa sedikit lelah karena terus menunggu.
"Maafkan aku karena bertanya, tetapi sebenarnya apa yang kalian cari di Poneglyphs ini?" Cobra bertanya sambil melihat mereka berdua.
"Sejarah dunia yang hilang," jawab Robin, menyebabkan mata Cobra melebar.
"Sejarah yang hilang?" Cobra bertanya, yang di balas dengan anggukan oleh Robin.
"Kekosongan sejarah selama beberapa abad dan sejarah arkeologis dunia kita. Pemerintah Dunia melarang penelitian apa pun tentang topik ini, dan itulah sebabnya mereka menjadikan ilmu membaca Poneglyphs hal yang ilegal. Sejarah yang hilang di tuliskan pada beberapa Poneglyph ini, apa pun yang pemerintah lakukan dalam beberapa abad yang kosong itu, memungkinkan Pemerintah Dunia untuk mengambil kendali politik seluruh dunia," ucap Luffy dengan suara serius sambil memandang raja.
"Ini ... sesuatu," balas Cobra, terdengar agak kewalahan.
"Lupakan saja, untuk sekarang, kita bisa membicarakannya nanti," kata Luffy, sementara Robin mengangguk. "Ayo kita hentikan perang ini," ucap Luffy sebelum berbalik dan mulai pergi. Sang raja dan Robin segera mengikuti Luffy menaiki tangga setelah menutup pintu ke ruangan yang terdapat Poneglyphs.
Ketika mereka sampai di atas, Luffy memandang Robin dan berbicara. "Apa yang akan kau lakukan, Robin?" Luffy bertanya, membuat Robin bingung. "Apakah kau ingin pergi ke kapalku terlebih dahulu, atau ke istana bersamaku dan kru lainnya?" Luffy bertanya dengan satu alis terangkat naik.
"Well aku berencana akan pergi ke kapal dan menunggumu di sana, tapi itu terdengar terlalu membosankan," balas Robin, menyebabkan Luffy tertawa sebelum dia mengangguk.
"Baiklah kalau begitu," kata Luffy sebelum berbalik ke arah raja. "Pergilah dengan raja ke istana dan tunggu aku di sana," kata Luffy sebelum berbalik untuk pergi. Luffy berjalan beberapa langkah sebelum berbalik dan berbicara kepada Robin sekali lagi. "Oh, dan aku akan menjauh dari sang putri jika aku jadi dirimu," tambah Luffy sambil tersenyum, membuat Robin tertawa kecil.
"Tidak berencana untuk memperlihatkan diriku padanya," jawab Robin, menyebabkan Luffy tertawa. Dia hendak mengatakan sesuatu yang lain, tetapi sebelum dia bisa, sebuah ledakan raksasa mengguncang seluruh kota Alubarna, menyebabkan Luffy berputar dan melihat ke arah ledakan. Ketika Luffy berbalik dia melihat bola cahaya raksasa menyala di tengah langit.
'Good job, Smoker,' pikir Luffy sambil menyeringai.
"Well, aku memiliki perang yang harus di hentikan," kata Luffy dengan senyum, kemudian ia mengubah tubuhnya menjadi kilat dan melesat ke langit, meninggalkan Robin dan raja di sana.
Ketika Luffy muncul di awan, dia melihat ke arah Crocodile yang terikat dan menyeringai, kemudian awan itu melesat menuju plaza tempat Tentara Kerajaan dan Pemberontak bertempur.
Ketika Luffy tiba di sana, dia melihat kedua pasukan tidak bertempur, mereka semua mencoba berdiri dari tanah dan melihat ke langit di mana ledakan sebelumnya terjadi.
'Tampaknya gelombang kejut dari ledakan membuat mereka semua terjatuh,' pikir Luffy dengan senyum geli di wajahnya. Dia kemudian memandang Crocodile dan menjentikkan jarinya, menyebabkan kilat yang mengikat Crocodiel menghilang, membebaskan sang Shichibukai. Saat kilat menghilang, mata Crocodile tersentak terbuka.
"Hah? Di mana aku?" dia bertanya dengan suara kesakitn. Luffy tidak menjawab, sebaliknya, dia melapisi tangannya dengan haki dan menarik / mencekik leher sang Shichibukai, kemudian mengangkat tubuhnya ke ujung awan.
Crocodile mulai berontak dan kesusahan bernafas, tetapi Luffy hanya menahannya di sana dengan seringai di wajahnya.
"Kau ingin menjadi raja di tanah ini," kata Luffy sambil menarik kebelakang tangan yang satunya, dengan tinju yang berlapis haki. "Well ... hidup … sang ... raja," ucap Luffy sebelum dia memberikan pukulan keras ke kepala Crocodile, mengirim sang Shichibukai meluncur jatuh ke tanah.
Luffy kemudian melihat sekeliling dan melihat awan hujan mulai terbentuk di langit di atas Alabasta. "Sekarang, bisakah kau melihat itu," ucap Luffy sambil tersenyum, kemudian ia berdiri di tepi awan dan melihat ke bawah.
Ketika Luffy melihat ke bawah, dia melihat Corocodile berada di tengah kawah, dikelilingi oleh kedua anggota pasukan Kerajaan dan Pemberontak. "Well Well, saatnya bagiku untuk muncul dengan keren," ucap Luffy sebelum dia mengubah tubuhnya menjadi kilat dan melesat ke tanah.
** Kembali ke Permukaan **
Crocodile saat ini sedang tergeletak dengan posisi wajah menghadap tanah, tidak sadarkan diri di tengah kawah selebar 20 kaki, sementara orang-orang dari kedua pasukan mengelilinginya dengan wajah bingung.
"Bukankah itu Crocodile?" salah satu pemberontak bertanya.
"Benar, tapi siapa yang bisa melakukan ini padanya?" tanya yang lain.
"Siapa yang memiliki kekuatan untuk mengalahkan seorang Shichibukai?" mereka semua bertanya. Sebelum orang lain dapat berspekulasi tentang apa yang terjadi, mereka semua mendengar teriakan memohon seorang wanita muda.
"BERHENTI BERTARUNG!" mereka semua mendengar suara teriakan Vivi. Ketika mereka berbalik dan melihat ke arah dari mana suara itu berasal, mereka melihat Putri Vivi berdiri di atas menara jam.
Tetapi sebelum Vivi atau siapa pun dari kedua pasukan bisa mengatakan sesuatu, sambaran petir menyambar di kawah tempat Crocodile terbaring dan mengagetkan orang-orang yang berdiri mengelilinginya.
Ketika Petir menghilang, semua orang melihat Luffy berdiri di sana, dengan salah satu kakinya berada di punggung Crocodile, dan mantel kaptennya berkibar tertiup angin, menatap mereka semua dengan ekspresi serius di wajahnya.
"Perang ini berakhir," kata Luffy dengan suara dingin yang membuat semua orang di sana merinding.
"S-siapa kau?" salah satu tentara kerajaan bertanya dengan kaki yang bergetar.
"Dia T-Thunder D-Demon, Straw Hat Luffy!" seorang pemberontak random berteriak, menyebabkan sekelompok pemberontak lain dan beberapa tentara kerajaan mengeluarkan ekpresi kaget. Luffy mengabaikan semua ekspresi terkejut mereka dan mulai berbicara.
"Crocodile di sini menipu kalian semua," kata Luffy, membingungkan semua orang. "Dia dan organisasinya, Baroque Works menghasut semua pihak agar berperang, dan kemudian merebut kekuasaan negara ini," ucap Luffy.
"Bohong! Itu adalah kesalahan Keluarga Kerajaan! Kami tidak akan beristirahat sampai setiap anggota keluarga Kerajaan-" pemberontak acak yang bertato Baroque Works di bisepnya mengatakan itu sebelum dia tiba-tiba kehilangan kepalanya, menyebabkan semua orang di sekitarnya mundur ketakutan.
"Apa yang baru saja terjadi?" Seorang penjaga kerajaan bertanya.
"Adakah yang ingin mengganggu ku lagi?" Luffy bertanya dengan nada dingin, menyebabkan mereka semua berkeringat. "Bagus, sekarang lihat pria yang baru saja mati itu?" Luffy berkata sambil menunjuk ke tubuh tanpa kepala. "Lihat bisep kanannya, lihat tato itu?" tanya Luffy membuat beberapa orang mengangguk. "Itu adalah simbol Baroque Works. dia adalah salah satu anak buah Crocodile, "ucap Luffy, menyebabkan mata semua orang melebar. Luffy kemudian berbalik dan melihat ke belakang dan berbicara dengan seseorang.
"Sepertinya, kau bisa menanganinya dari sini ... Igaram?" Luffy bertanya sambil tersenyum ketika dia memandang lelaki yang seharusnya mati membawa seorang bocah lelaki. Igaram dan bocah lelaki itu kemudian mulai menjelaskan kepada semua orang apa niat sebenarnya dari Crocodile dan bagaimana ia menggunakan orang-orang di negara itu untuk meningkatkan keuntungannya sendiri.
Di akhir penjelasan mereka, setiap orang di sana kemudian menjatuhkan senjata mereka. Tepat ketika mereka semua menjatuhkan senjata mereka, petir menggelegar di atas kepala mereka, dan langit dipenuhi dengan awan hitam.
Beberapa detik kemudian hujan akhirnya turun untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir. Semua orang mulai bersorak dan bernyanyi, bergembira karena penderitaan mereka telah berakhir. Luffy mengabaikan semua sorakan mereka dan mulai berjalan ke arah di mana ia merasakan krunya berada.
Saat dia berjalan, kerumunan tentara kerajaan dan mantan pemberontak berpisah menciptakan jalan lurus ke arah kru Luffy berada, sambil berterima kasih pada Luffy dan menyorakkan namanya saat dia berjalan. Luffy mengabaikannya dan terus memperlihatkan wajah datar.
Ketika Luffy mendekati akhir keramaian, dia melihat sekelompok marine yang dipimpin oleh pendekar pedang wanita yang selalu bersama Smoker, muncul dan mulai berjalan menuju Luffy. Luffy tidak berhenti dan dia juga tidak terlihat terancam oleh kehadiran mereka.
Dia terus berjalan seolah-olah dia tidak peduli pada apa pun. Namun orang-orang yang berada di kedua sisi jalan, tidak setenang Luffy. Mereka mulai menghina para marine, karena mereka berpikir bahwa marine ada di sana untuk menangkap Luffy.
Ketika Luffy bertatapan muka dengan Pendekar pedang wanita itu, Luffy berhenti sekitar 1 kaki darinya dan sedikit ke sisi kanan. Tidak satu pun dari mereka yang saling menatap mata, mereka hanya menatap lurus ke bahu satu sama lain.
Saat ini ketegangan yang muncul sangat besar dan semua marine yang ada di belakang Pendekar pedang wanita itu sangat gugup.
"Aku melihat ledakannya," kata Luffy dengan suara monoton. "Apakah Smoker baik-baik saja?" dia bertanya, berbicara kepada marine di belakang Pendekar pedang wanita itu secara mengejutkan.
"Dia sedikit terluka, tapi dia akan baik-baik saja," jawab Pendekar pedang wanita itu meskipun Luffy bertanya ke arah lain . Luffy tahu wanita itu takut padanya setelah apa yang terjadi sebelumnya ketika mereka bertemu Ace.
"Bagus, katakan padanya aku menantikan pertemuan kita berikutnya," kata Luffy sambil berbalik dan tiba-tiba menatapnya dengan sedikit senyum.
"B-baik!" Pendekar pedang wanita itu tergagap, menyebabkan Luffy tertawa sebelum melanjutkan berjalan. Luffy mengambil beberapa langkah ke depan sebelum dia berhenti dan menoleh ke balik bahunya dan berbicara sekali lagi. "Pendekar pedang," ucap Luffy, menarik perhatiannya.
"Y-ya?" dia menjawab membiarkan rasa gugupnya muncul.
"Siapa namamu?" Luffy bertanya, menyebabkan matanya sedikit melebar.
"T-Tashigi," katanya sambil menyesuaikan kacamatanya. Luffy tidak mengatakan apa-apa lagi, dia hanya mengangguk dan melanjutkan berjalan pergi. Tashigi dan pasukannya menghela napas lega, kemudian melanjutkan berjalan menuju Crocodile. Ketika Luffy menemui krunya, dia melihat mereka semua di beristirahat bersama Vivi, dengan ekspresi lelah terlihat di wajah mereka, menyebabkan Luffy menghilangkan ekspresi serius di wajahnya dan kemudian tersenyum.
"Kalian nampaknya butuh liburan," ucap Luffy ketika dia berhenti di depan mereka.
"Kau sangat benar," balas Nami sambil bersandar di dinding.
"Baiklah, tuan putri," kata Luffy menarik perhatiannya. "Bisakah kau menunjukkan kepada kru ku tempat dimana mereka bisa bersantai?" Luffy bertanya dengan senyum yang menyebabkan Vivi tersenyum lebar dengan air mata di matanya.
"Ya, aku bisa," ucap Vivi, dan kemudian memimpin mereka semua pergi.