webnovel

Thoughts (You & Me)

[UPDATE SETIAP SENIN DAN KAMIS] Dua orang sahabat yang sudah terpisah oleh jarak, kini dipertemukan kembali dalam sebuah ikatan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtua mereka. Namun, salah satu dari mereka lupa akan kenangan masa lalu mereka. Sedangkan yang lainnya lagi masih mengingat dengan jelas, bahkan di setiap detiknya saat dulu. Bisakah seorang Reno Alviandro Jonathan membuat Titania Rania Chavali jatuh cinta padanya dan kembali mengingat masa kecil mereka? Atau justru Reno malah kehilangan Rania? Akankah usahanya untuk Rania dapat berjalan dengan baik? Akankah Rania mencintai Reno seperti Reno juga mencintainya? "It's always been you, Ra." - Reno.

ecstusea · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
30 Chs

Diam

Sejak kejadian malam itu, Rania sudah memutuskan untuk tidak berbicara lagi dengan Reno. Rania sudah memutuskan untuk menghilangkan perasaan yang ia miliki terhadap Reno.

Tekadnya untuk melupakan Reno semakin bulat ketika gadis itu kini satu sekolah dan juga satu kelas dengan dirinya dan Reno. Dan gadis itu selalu dekat-dekat dengan Reno yang semakin lama membuat Rania semakin jijik.

"Ran liat deh si Selena najis banget. Genit banget dah dia sama Reno," ucap Letta setengah berbisik.

Rania menanggapinya dengan malas, "Bodo ah bukan urusan gue," katanya.

Kening Letta mengkerut seketika, "Lo.. ada masalah lagi sama Reno? Lo udah ngomong sama dia kan?"

"Belom. Gue gak bakal ngomong dan gue bakal lupain perasaan yang gue punya buat dia." Rania menghembuskan nafasnya, "Dia sama aja kayak cowok lainnya Let," katanya lagi.

"Maksudnya?"

Hatinya seperti teriris pisau saat ia mengingat kembali kejadian malam itu. Kejadian dimana Selena memeluk Reno dengan begitu mesranya. Rania juga mendengar dengan jelas bagaimana gadis itu mengucapkan kalau ia sayang pada Reno dengan begitu lembutnya.

"Gue liat dia..." Rania menghela nafasnya, "Pelukan sama Selena dirumahnya pas gue mau ngomong tentang perasaan gue yang sebenernya sama Reno Let," katanya. Air matanya kini berhasil lolos kembali membasahi pipinya.

Mata Letta membulat seketika, "Eh iya?! Seriusan lo?" tanyanya.

"Menurut lo tampang gue kurang serius?" tanya Rania.

"Tapi... Kok bisa? Maksud gue apa hubungannya sama Selena?" tanya Letta.

Rania menggedikkan bahunya, "Gatau gue Let. Udah ah gue lagi males bahas cowok. Semua cowok sama aja. Gue gak percaya sama cowok lagi," katanya.

〰〰〰

Sepanjang hari semenjak kepindahan Selena disekolahnya, Reno selalu diikuti oleh Selena. Kemanapun ia pergi, pasti Selena selalu menjadi ekornya.

"Ren! Tungguin aku!" pekik Selena yang berusaha menjajarkan langkah kakinya dengan langkah kaki Reno.

Reno menghentikan langkah kakinya, "Please stop ngikutin gue. Gue mau pulang, gue bisa pulang sendiri. Gue ga butuh lo ngikutin gue. Lo emangnya gak ada kerjaan apa?!" katanya kesal.

"Aduh Ren kamu ini gimana sih? Akukan pacar kamu, jadi ya wajar aja dong kalo aku ngikutin kamu kemana pun," balas Selena.

"Apa? Pacar? Lo pacar gue?" ulang Reno. "Gak salah ngomong tuh mulut?"

"Enggak! Kamu pacar aku. Kamu bakal terus jadi milik aku. Kalo aku gabisa dapetin kamu, kamu juga gak akan bisa didapetin sama cewe lainnya!" kukuh Selena.

Reno tidak mempedulikan perkataan Selena, ia pun masuk kedalam mobil audinya dan segera pergi dari sekolahnya. Tujuannya adalah pergi ke rumah Rania. Ia ingin menjelaskan segalanya, menjelaskan pada Rania kalau ia sama sekali tidak ada hubungan apapun dengan Selena.

Ia benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan semua ini. Ia tidak tahan harus berdiam dan terus harus merasa jauh dengan Rania. Cewe yang notabene adalah gadis yang ia cintai dari kecil.

Tak terasa, mobilnya sudah memasuki perkarangan rumah Rania. Rumah yang tampak sepi, hanya ada tukang kebun dan juga pelayan-pelayan rumahnya.

"Eh Den Reno, mau cari Non Rania ya?" tanya Mang Jaja--tukang kebun ruman Rania.

Reno tersenyum, "Iya mang. Raranya ada didalem Mang?"

"Belom pulang atuh Den. Non Rara kan setiap hari jumat ada latihan apa éta téh ngicir, eh bukan atuh, cireng, ah bukan éta mah makanan aci digoreng," Mang Jaja nampak berpikir sejenak.

"Cheerleaders mang?" tanya Reno.

"Nah éta! Aduh maap ya mang Jaja teh kurang paham," katanya sambil menggaruk tenguknya yang tidak gatal.

"Gapapa mang," Reno terkekeh pelan, "Ohiya mang, kira-kira Rara pulangnya jam berapa ya?" tanyanya.

"Sepertinya magrib ya Den, mamang teh teu tau juga," kata Mang Jaja. "Den Reno tunggu didalem aja ya, kalo mau minum mah tinggal bilang sama Bibi yang ada didalem," katanya.

Reno menganggukan kepalanya, "Oke mang," katanya.

Akhirnya Reno pun memutuskan untuk menunggu Rania didalam rumahnya.

Sudah berjam-jam Reno menunggu kepulangan Rania, namun hingga saat ini Rania belum juga pulang. Waktu sudah berganti malam, langit pun sudah berubah menjadi gelap.

Reno pun akhirnya memutuskan untuk pulang kerumah dan kembali ke rumah Rania keesokan harinya.

Tbc

Like it ? Add to library!

ecstuseacreators' thoughts