webnovel

Thoughts (You & Me)

[UPDATE SETIAP SENIN DAN KAMIS] Dua orang sahabat yang sudah terpisah oleh jarak, kini dipertemukan kembali dalam sebuah ikatan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtua mereka. Namun, salah satu dari mereka lupa akan kenangan masa lalu mereka. Sedangkan yang lainnya lagi masih mengingat dengan jelas, bahkan di setiap detiknya saat dulu. Bisakah seorang Reno Alviandro Jonathan membuat Titania Rania Chavali jatuh cinta padanya dan kembali mengingat masa kecil mereka? Atau justru Reno malah kehilangan Rania? Akankah usahanya untuk Rania dapat berjalan dengan baik? Akankah Rania mencintai Reno seperti Reno juga mencintainya? "It's always been you, Ra." - Reno.

ecstusea · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
30 Chs

Anjaya Cup

Satu hari sebelum Anjaya Cup, Rania dan tim cheerleadersnya berlatih untuk tampil pada saat Anjaya Cup keesokan harinya.

Begitu juga dengan Reno dan tim inti basket putra SMA Anjaya pun juga mengikuti latihan intensif hari ini. Baik itu latihan fisik, atau pun latihan skill mereka untuk pertandingan besok melawan SMA Pelita besok. Meskipun mereka sudah memiliki skill yang luar biasa hebatnya, namun coach yang melatih mereka melatihnya seperti mereka belum memiliki skill yang bagus.

Tak hanya tim cheerleaders dan basket yang ikut serta dalam acara Anjaya Cup ini, tetapi masih banyak lagi yaitu; modern dance, band, taekwondo, karate, marching band, paduan suara, teater, tim futsal putra dan putri, tim volly, dan tim softball SMA Anjaya pun juga ikut serta dalam acara ini. Tak hanya melibatkan satu sekolah saja, tetapi masih banyak sekolah-sekolah lain yang berpartisipasi dalam acara ini.

Sebelum Rania dan Reno berlatih, mereka menyempatkan diri untuk berbicaa sebentar didekat lapangan outdoor sekolah mereka karena tempat biasa cheerleaders berlatih adalah disana.

"Semangaaat Rayang!" kata Reno kepada Rania yang dibatasi oleh kawat pembatas.

Rania tersenyum, "Lo lah yang semangat, besok kan tim basket yang lomba, bukan cheerleaders. Kita cuman tampil buat ngeramein suasana," katanya.

"Bisa aja. Nanti pas istirahat, lo telfon gue ya, kita makan di kantin bareng. Oke?" kata Reno.

"Hah? Kan lo latihan basket Ren, gimana bisa?"

"Bisa. Pasti bisa. Apa sih yang gak bisa buat lo?" tanya Reno sambil mengedipkan sebelah matanya.

Rania terkekeh pelan, "Ih mata genit. Yaampun Reno genit banget!"

"Eh gue genit cuman sama lo doang loh ya, gak ada cewek lainnya. Karna lo spesial dihati gue," kata Reno.

"Najis gombal! Kayaknya gue harus buat julukan baru deh buat lo. Raja gombal. Cocok kan buat lo yang tukang gombal?"

"Oh udah berani ngeledek ya sekarang?"

"Bodo!" Rania menjulurkan lidahnya. "Yaudah ya Ren, gue mau latihan dulu, udah dipanggil sama anak-anak, bye Ren semangat latihannya!" Rania pun meninggalkan Reno yang masih melihat Rania pergi menjauhi dirinya.

〰〰〰

Sesuai dengan permintaan Reno tadi pagi untuk menelfonnya saat Rania sudah diperbolehkan istirahat setelah latihan cheers, Rania pun menelfon Reno dan bilang kepadanya kalau ia sudah berada didalam kantin.

"Hai sorry ya lama," kata Reno yang langsung duduk dihadapan Rania.

Rania menghela nafasnya, "Seharusnya lo gak usah makan bareng gue Ren, lo kan lagi latihan, gue jadi gak enak."

"Enggak Ra, ini lagi istirahat juga kok," kata Reno. "Yaudah lo mau makan apa?" tanyanya.

"Kebab aja deh sama..." kata Rania.

"Sama orange juice?" kata Reno. Rania menganggukan kepalanya, "Oke bentar ya, gue beliin dulu. Lo jangan kemana-mana. Disini aja tunggu gue, oke?" Reno pun segera bangkit berdiri dan membeli pesanan Rania tersebut dan juga makanan untuk dirinya.

Gimana Reno bisa tau kalo gue mau ngomong orange juice...? ucap Rania dalam hati.

Tak lama kemudian, Reno datang dengan membawa pesanan yang dipesan oleh Rania dan juga makanan untuk dirinya sendiri.

"Ini dia makanan lo," kata Reno. "Ayo dimakan biar lo ada tenaga buat latihan cheers," katanya lagi.

Rania menganggukan kepalanya.

"Ohiya satu lagi, lo nanti pulang naik apa?" tanya Reno.

"Tadi gue pagi berangkat bareng Letta, gue nggak bawa mobil hari ini," jawab Rania.

"Kalo gitu nanti lo pulang bareng gue ya. Telfon aja kalo udah selesai latihannya. Inget, jangan pulang sendirian, gue nggak mau lo kenapa-napa," ucap Reno.

"Iya bawel!" Kata Rania. Reno terkekeh pelan setelah Rania bilang kata-kata itu.

〰〰〰

Hari ini SMA Anjaya melaksanakan Anjaya Cup. Acara yang sudah dinanti-nantikan dari dua bulan yang lalu. Acara yang ditunggu-tunggu oleh Anjaynian. (Anjaynian adalah sebutan bagi pada murid SMA Anjaya)

Baik Rania dan Reno pun sudah siap untuk meramaikan acara Anjaya Cup ini.

Hari ini Rania berangkat ke sekolah bersamaan dengan Reno. Reno menjemputnya dirumahnya pagi ini. Padahal Rania sudah bersikeras kepada Reno untuk tidak usah menjemputnya karena Rania bisa bawa mobil sendiri, namun Reno tetap saja datang kerumah Rania pagi-pagi buta.

"Ren apaan sih masa jam enam udah berangkat ke sekolah? Gamau ah! Acaranya juga baru mulai jam delapan nanti," kata Rania.

Reno menghela nafasnya pelan, "Rania sayang, disini kan posisinya sekolah kita itu adalah tuan rumahnya. Masa tuan rumah datengnya jam delapan?" katanya sambil menekankan kata 'sayang' kepada Rania.

"Sayang sayang kepala lo pitak," kata Rania sebal karena ia tak suka dipanggil seperti itu. "Yaudah setengah delapan kita baru jalan oke? Masih mager," katanya.

"Jam setengah tujuh. Gak ada penolakan. Titik. Gak pake koma." Kata Reno.

"Jam tujuh kurang seperempat deh Ren," Nego Rania.

"Yaudah deal."

*

Acara Anjaya Cup pun sudah dimulai. Penampilan pertama dibuka oleh grup Marching Band SMA Anjaya. Kemudian paduan suara dan selanjutnya baru cheerleaders.

"Kamu cantik. Good luck, Ra." Kata Reno sambil tersenyum sebelum Rania tampil.

Rania tersenyum, "Makasih Ren," katanya.

Anggota tim cheerleaders pun mulai menari-nari dengan lincahnya ditengah lapangan. Reno tegang saat ada adegan lempar melempar, apalagi saat Rania yang sedang dilempar ke udara. Karena ia takut terjadi sesuatu terhadap gadisnya itu.

Suara gemuruh tepuk tangan menggema saat tim cheerleaders sudah selesai tampil. Reno pun dapat bernafas lebih lega karena anggota tim cheerleaders sukses.

Sekarang giliran dirinya, Reno yang harus bertanding dengan SMA Pelita untuk meraih kejuaraan dan menaikan harga diri sekolahnya.

Dari tepi lapangan dekat dengan kursi penonton, Rania dan juga anggota tim cheers lainnya menyemangati tim basket putra sekolahnya.

"SEMANGAAAAAT RENOOOOOO!" Pekik Rania dari sana.

Rania juga ikut degdegan saat melihat angka di score board yang terus berkejar-kejaran antara SMA Anjaya dan SMA Pelita.

Waktu yang tersisa tinggal 30 detik dan skor yang diperoleh adalah 86-87. Skor 86 untuk SMA Anjaya dan 87 untuk SMA Pelita.

"RENNN LO PASTI BISA REN!" kata Rania lagi.

Waktu yang tersisa tinggal 20 detik lagi.

Reno buru-buru merebut bola basket tersebut, mendribelnya kemudian melakukan lay-up.

Dan...

"Ayo dong masuk, please masuk, please bolanya masuk..." kata Rania.

Bingo!

Bola basket itu masuk kedalam ring basket.

Teng!

Waktu sudah berakhir.

Suara sorak sorai kemenangan langsung terdengar. Murid SMA Anjaya yang tadi dibuat tegang karena skor mereka kurang dari SMA Pelita dan sekarang merekalah yang menjadi pemenangnya.

Rania pun terlonjak kegirangan. Reno pun langsung menghampiri Rania terlebih dahulu sesaat ia menang.

Ia langsung memeluk Rania. Memeluknya dengan erat.

"Makasih Ra," bisik Reno. "Makasih karna udah nyemangatin," katanya.

"Sama-sama Ren," Rania tersenyum kearahnya, "Selamat ya kalian jadi juaranya. Kalian, terutama lo Ren, lp hebat," katanya.

"Pulang nanti, kita makan eskrim yuk di kedai eskrim kesukaan lo terus besok gue bakal ngadain party kecil-kecilan yuk dirumah gue, BBQ-an aja. Kita rayain bareng-bareng, bareng tim cheers dan tim basket." kata Reno. "Gimana setuju?"

Rania menganggukan kepalanya setuju, "Oke setuju."

Tbc

***

FOLLOW ME ON INSTAGRAM: @hannysnto // @ecstusea (for illustration)

READ MY ANOTHER WORK “Because The Baby” Available on Webnovel

ecstuseacreators' thoughts