webnovel

The Beginning

Di suatu sore yang menegangkan, terdengar suara tembakan di mana-mana. Seorang remaja yang bernama Sri sedang meringkuk ketakutan di sebuah gundukan tanah. Ia berdoa agar semua kejadian ini cepat berlalu.

 Beberapa waktu telah berlalu, suara tembakan yang terdengar sudah mereda. Dari kejauhan terdengar suara seseorang memanggil Sri, ia adalah Asep si jenius pembuat senjata nyeleneh. "SRI....SRI....KAU DIMANA?, CEPAT KELUAR! PARA PENJAJAH ITU SUDAH PERGI", Asep berteriak-teriak kesetanan.

 Sri yang mendengar teriakan Asep langsung menghampiri kearah datangnya suara. Sri bertanya kepada Asep,"Gimana keadaan kampung kita? Apa warga desa aman?". Raut wajah Asep langsung berubah drastis, wajahnya menggelap segelap pantat panci. Asep tau kemana arah pembicaraan mereka berjalan nanti.

 "Banyak warga yang terbunuh, karena aku dan kawan-kawan telat mengevakuasi mereka. Jadi, banyak yang telah berguguran. Maafkan aku Sri….", Asep berkata dengan raut wajah yang sedih. Sri yang mendengar itu langsung menenangkan Asep dengan berkata,"Tidak apa apa sep, itu bukan salahmu. Kamu sudah berusaha sebaik mungkin. Eummm….Ada sesuatu yang harus kau sampaikan kan?". Tubuh Asep menegang, ia bimbang harus mengatakannya atau tidak. "Asep?", desak Sri. "Anton, adikmu….Dia syahid Sri. Saat dia menolong warga yang terjebak, dia tertembak. Ketika aku dekati….dia sudah sekarat kehabisan banyak darah. Namun, sebelum dia meninggal dia berpesan supaya kamu tetap semangat, dan..Anton menitipkan ini Sri…", Asep mengeluarkan sebuah ikat kepala dan memberikannya kepada Sri.

 Sri yang mendengar kabar itu langsung menitihkan air mata, dadanya serasa ditusuk ribuan sembilu. Ia dengan lemasnya mengambil ikat kepala adiknya yang dibawakan Asep untuknya. Ia tak mampu berkata-kata, ia tidak tau lagi harus bereaksi bagaimana. Setelah Sri kehilangan kedua orangtuanya, sekarang harus kehilangan adik kesayangannya. Hidupnya terasa hampa sekarang, ia tidak bisa mendengar suara adiknya, canda tawanya, melihat keabsurtannya, Semua itu hilang sekarang. Ia menjadi sebatang kara, tidak punya keluarga.

 Asep tidak tau harus bereaksi bagaimana, ia sedari kecil sudah kehilangan kedua orang tuanya dan harus bisa bertahan dari serangan musuh. Bisa dibilang, ia telah kehilangan rasa empatinya. Tetapi, ia masih punya rasa simpati. Ia juga terpukul atas kepergian sahabatnya.

 Setelah beberapa saat, Sri sudah bisa mengendalikan perasaannya. Ia meminta Asep, sahabat adiknya untuk mengantarkannya melihat jasad Anton. Asep pun mengantarkannya ke tempat Anton berada.

 Sri mengantarkan jenazah adiknya untuk terakhir kalinya. Sebenarnya ia berat meninggalkan adiknya. Tetapi, ia harus pergi untuk suatu hal yang sangat penting. Sri harus segera berkemas untuk pergi dari kampungnya yang sudah tidak aman lagi.

 

*******

 

 Dua hari kemudian, Sri Bersama Asep sampai di markas militer tentara Indonesia. Mereka berencana untuk mendaftarkan diri menjadi seorang militan.

 Mereka mengikuti segala macam tes yang diujikan. Tes yang pertama adalah tes fisik, tetapi Sri gagal melewati tes yang pertama. Sri ditolak mentah-mentah oleh penguji dikarenakan ia adalah seorang perempuan. Dan Asep diterima karena berhasil melewati seluruh rangkaian tes yang diujikan.

 Sri sedih, ia tidak tau sehabis ini apa yang ia lakukan kalau tidak bergabung dengan ketentaraan. Ia ingin membalaskan demdam yang berkesumat didalam hatinya atas kepergian keluarganya dikarenakan perang.

 

*******

 

 Beberapa hari kemudian, saat Sri sedang berjalan-jalan. Ia menemukan sehelai kertas selebaran. Sri membacanya, isi dari selebaran itu adalah info perekrutan kadet. Sri sangat senang karena tidak ada ketentuan tinggi badan, tapi dilain sisi ia bersedih, sedih karena yang diterima hanya laki-laki.

 Setelah berpikir beberapa saat, ia membulatkan tekatnya untuk menyamar sebagai lelaki. Ia merubah seluruh penampilannya dan tidak lupa menggati Namanya. Sekarang kita panggil Sri dengan nama Suep.

 Tak lupa sebelum ia pergi, ia berpamitan kepada Asep. Ia sangat berterima kasih kepada Asep karena mau menampungnya sebentar dirumah barunya.

 Dengan kebulatan tekatnya, Suep pergi ke markas AU di Maguwoharjo untuk mendaftarkan dirinya menjadi kadet. Ia berdoa supaya penyamarannya tidak diketahui oleh orang lain.

 Sesampainya di Magoewo, Suep langsung mendaftarkan dirinya. Tanpa disangka-sangka Suep langsung diterima menjadi kadet. Saat dia bertanya kenapa, petugas hanya mengatakan bahwa situasinya sangat genting.

 

*******

 

 Singkat cerita, setelah melewati beberapa pelatihan yang melelahkan. Suep mendapatkan giliran untuk menerbangkan pesawat langsung.

 Saat ia menerbangkan pesawat, tiba-tiba mesin pesawatnya malfunction yang mengakibatkan pesawat menjadi oleng dan tidak stabil. Suep pun terjatuh dari pesawat. Ia jatuh di sekitar hutan. Suep pun tak sadarkan diri.

 Saat Suep membuka matanya, ia merasakan rasa sakit disekujur tubuhnya. Ia reflek melihat ke sekelilingnya. Ia kaget karena tempat sekelilingnya sangat aneh. Pohon-pohon di sekelilingnya terlihat sangat tinggi, besar dan daunnya berwarna aneh. Sontak ia berpikir bahwa ia telah berada di surga menyusul keluarganya.