webnovel

Theodor Obsession

Theodor Ace Bowie anak dari seorang pengusaha terkenal bernama Arga Bowie dengan istrinya Sienna Reagan. Mata biru kelam milik Theodor selalu menatap dingin ke orang-orang sekitarnya kecuali dengan gadis bernama Kaila Davina Abraham yang merupakan anak satu-satunya dari Samuel Abraham dan Rebecca yang merupakan sahabatnya Sienna istri dari Arga. Hari demi Hari Theodor berhasil lewati bersama dengan Kaila. Dari kecil mereka selalu bersama dan sekolah bersama. Di hati Theodor, ia menanamkan bahwa Kaila hanya miliknya seorang. Bagi dia tidak ada yang boleh menyakiti atau menyentuh Kaila seujung kuku pun atau dia akan membuat orang-orang itu tidak akan terlihat lagi. Kaila benar-benar bosan saat melihat selalu ada Theodor di mana pun dia berada sehingga dia hendak memutuskan persahabatan yang sudah terjalin selama ini, tapi siapa sangka Kaila malah makin terikat dengan Theodor. "Aku bosan sama kamu, Theo," kata Kaila. "Maksud kamu apa, Kaila? Kamu membenciku? Kamu itu hanya milikku! Sejauh mana kau berlari pasti akan aku dapatkan kembali!" teriak Theodor. Akankan Kaila bersama Theodor atau Theodor akan menyingkirkan Kaila supaya tidak ada yang bisa memilikinya?

noviaaryani · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
405 Chs

Lust

Theodor melepaskan pagutannya pada bukit kembar Kaila.

Ctak

Theodor meraba bagian belakang Kaila lalu menarik penutup bukit kembar Kaila hingga terlepas.

"Semua yang ada di diri kamu sangat indah," puji Theodor.

Kaila menatap Theodor sayu, sedangkan Theodor matanya sudah menggelap saat melihat pemandangan yang begitu indah terpampang di hadapan dia.

"Euggh, Theo," kata Kaila dengan suara serak basahnya.

"Hmm deham Theodor.

Theodor melahap kedua bukit milik Kaila hingga terlihat mancung dan tegang.

"Jangan Theo," pinta Kaila.

Theodor melahap berganti-gantian benda bulat kenyal itu hingga salivanya menempel di sana dan menyebabkan bukit itu mengkilap membuat Kaila tidak bisa berpaling dengan apa yang Theodor lakukan. Kaila tahu ini salah, tapi dia juga menikmatinya.

Tring tring

Suara telepon berdering membuat suasana panas yang sudah tercipta hancur seketika. Theodor melepaskan bibir dia dari puncak bukit itu, lalu dia membawa tubuh Kaila ke atas pangkuannya. Kaila pasrah saja, dia malah memeluk tubuh Theodor.

"Hallo, Ma. Ada apa?" tanya Theodor.

"Kamu bawa calon menantu mama ke mana? Kamu jangan kebablasan sama Kaila. Mama tahu Kaila cantik, tapi ingat jangan merusaknya," kata Sienna.

"Iya Theodor tidak akan merusak Kaila. Kaila akan aku jaga seperti boneka porselen," balas Theodor terkekeh sambil memainkan milik Kaila dengan tangannya.

Kaila bersandar di tubuh Theodor. Dia menutup mulut, dia tidak mungkin bersuara aneh saat ini.  Dia tidak mau Sienna memprovokasi mamanya untuk menikahkan mereka.

"Aku tidak mau menikah saat ini," gumam Kaila.

Kaila menatap ke arah kedua puncak bukit kembarnya yang sangat menantang saat ini. Dia benar-benar sudah gila membiarkan Theodor menyentuh tubuh dia hingga sejauh ini, tapi mau bagaimana lagi dia sudah terlanjur jatuh.

"Ya sudah kalian pulang atau tidak atau besok baru pulang? Ini baju-baju kan harus difitting besok," kata Sienna.

"Iya besok kami pulang, Ma," balas Theodor.

"Mama, aku sedang memuaskan calon menantumu ini," gumam Theodor dengan senyum kecilnya.

"Mama mau bicara dengan Kaila bisa?" tanya Sienna.

"Bisa, Ma," jawab Theodor mengarahkan ponselnya ke telinga Kaila.

Kaila menatap Theodor dan dibalas anggukan kepala, menyuruh dia  mengangkat panggilan itu.

"Iya Ma," jawab Kaila.

"Sayang, kamu sama Theodor tidak apa-apa kan?" Sienna.

"Enggak kok, Ma. Aku baik-baik saja, euhmm," jawab Kaila sambil menggigit bibir dan menjambak kecil rambut Theodor.

"Kamu suaranya kenapa begitu? Apa Theodor sekarang sedang mencekik kamu?"  tanya Sienna.

"Enggak, Ma. Ini ponselnya kresek-kresek, udah dulu ya," jawab Kaila.

Kaila mengadahkan kepala dia saat Theodor tiba-tiba dengan gemas menghisap kuat puncak bukit kembarnya.

"Oke, Sayang. Kamu hati-hati ya sama anak mama. Kalian berduaan aja bisa diterkam kamu nanti," kata Sienna terkekeh.

"Iya aku sedang diterkam sekarang," gumam Kaila tidak.

"Udah dulu ya, Ma. Nanti kita lanjut lagi. Bye, Ma. Titip salam ya buat yang lain," kata Kaila dengan berbicara cepat.

"Oke calon menantu kesayangan Mama," balas Sienna.

Begitu sambungan telepon terputus, Theodor makin gencar menyentuh titik-titik sensitif Kaila.

"Theo udahan," mohon Kaila.

"Bilang dong, sayang udahan dong," balas Theodor.

"Hmm, Sayang udahan ya. Aku udah enggak tahan nih," kata Kaila dengan mata puppy eyesnya.

"Enggak tahan kenapa, Kaila sayang?" tanya Theodor mengecup bibir Kaila sekilas.

"Udah, Theodor. Aku enggak mau, Sayang," kata Kaila merasakan bagian tubuhnya terasa sensitif saat ini.

Kaila, Sayangku, aku mau kamu, aku sangat menginginkan kamu. Kalau kamu mengizinkan kita melakukan duluan, aku janji tidak akan sakit," pinta Theodor.

Kaila seketika terkejut. Dia tahu apa yang dimaksud Theodor.

"Tidak. Aku tidak mau, Sayang. Please jangan paksa aku dan aku janji enggak akan berpaling dari kamu," mohon Kaila ketakutan.

"Baiklah kita hanya bermain seperti biasanya ya," balas Theodor lesuh.

"Maksudnya?" tanya Kaila sambil mencengkram kaos yang dikenakan theodor.

"Aku mau bibir kamu yang bermain, bagaimana?" tanya Theodor.

Kaila melongok mendengar ucapan Theodor. Dia tidak pernah melakukan itu bersama siapa pun.

"Apa Theodor sudah gila?" gumam Kaila.

Kaila menggeleng-gelengkan kepalanya pertanda di tidak menginginkan itu.

"Okelah kalau kamu tidak mau," balas Theodor sambil mendudukkan Kaila di sebelahnya.

Kaila melihat Theodor memunggunginya merasa heran. "Kamu kenapa? Jangan marah dong. Mau aku masakin apa?" tanya Kaila.

"Semua bahan ada kok, emang kamu bisa masak apa?" tanya Theodor.

"Aku buatkan beef creamy spaghetti, mau?' tanya Kaila.

"Kedengarannya enak," kata Theodor.

"Mau ya?" tanya Kaila sambil menggerak-gerakan tangan Theodor.

"Iya mau, Sayang. Kamu menggemaskan sekali sih," jawab Theodor sambil mencubit pipi Kaila gemas.

"Awww, sakit!" teriak Kaila.

"Itu enggak mau ditutupin dulu? Mau aku terkam?" tanya Theodor menatap bukit kembar Kaila yang bergelayut manja.

Kaila menutupi kedua bukit itu dengan tangannya membuat Theodor terkekeh.

"Aku masak dulu ya. Kamu jangan godain aku terus deh," kata Kaila sambil memasang penutup bukit kembar dia lagi lalu merapikan pakaiannya.

Kaila melangkahkan kaki menuju dapur. Dia mengambil bahan-bahan untuk memasak spaghetti dengan beef slice. Setelah itu, dia memasak terlebih dahulu spaghetti. Kaila sambil menunggu memotong-motong kecil daging beef slice.

"Wah, kayaknya udah mau matang nih," kata Kaila.

Kaila menuangkan spaghetti ke piring dia dan Theodor. Setelah itu, dia mulai menggongseng beef slice dengan minyak sedikit.

"Harum sekali, Sayang," kata Theodor sambil duduk di kursi ruang makan.

Kaila hanya diam saja. Dia fokus dengan makanan yang akan segera dia hias nanti setelah matang.

"Ternyata kamu diam-diam pintar memasak," puji Theodor.

Theodor terus memperhatikan Kaila yang terlihat sangat cantik saat dicepol rambutnya dan memakai celemek.

Grap

Theodor bangkit dari kursi lalu menarik Kaila ke dalam pelukannya membuat Kaila terkejut.

"Apaan sih, Theodor? Udah deh, aku bau asep nih," rengek Kaila.

"Bau asep apanya, kamu wangi gini," balas Theodor sambil mendusel-duselkan kepala dia di ceruk leher Kaila.

"Sayang, stop dulu. Aku udah lapar," pinta Kaila.

"Oke mari kita makan," balas Theodor sambil duduk kembali di tempat duduknya.

Kaila melepaskan celemeknya, lalu dia duduk di samping Theodor.

"Makan dulu ya, Sayang. Selamat makan," kata Kaila dengan senyum manisnya membuat seorang Theodor makin tergila-gila pada dia.

Kaila memakan spaghettinya dengan lahap. Dia sudah merasa sangat kelaparan.

"Pelan-pelan, Sayang. Nanti tersedak," kata Theodor terkekeh.

"Aku lapar banget," balas Kaila.

"Kamu kayak habis digempur ajah," kata Theodor terkekeh geli.

"Iih, kamu apaan sih? Sekarang bicaranya selalu menjurus," tegur Kaila.

"Tapi kamu suka kan?" kata Theodor percaya diri.

"Au ahh, sana jauh-jauh. Kamu orangnya nafsuan," balas Kaila.

"Besok kamu masuk sekolah?" tanya Theodor.

"Iyalah, emang kamu tidak?" kata Kaila.

"Masuk sih cuma ujian terakhir. Aku sudah mau lulus. Ahh, aku jadi enggak bisa dekat-dekat sama kamu karena nanti aku sibuk kuliah," balas Theodor.

"Ya nanti kita bisa ketemu. Emang kamu enggak ada liburnya pas kuliah nanti?" tanya Kaila.

"Ya ada. Oh iya kamu ada rencana kuliah di tempat aku kan?" tanya Theodor.