Karina dan Levi kembali ke ruang tunggu yang ada di depan ruang perawatan intensif setelah mereka menemui Dokter yang menangani Aslan. Keduanya tertunduk lesu setibanya mereka di sana.
"Aslan pasti sulit menerima kenyataan kalau dia harus melepaskan impiannya untuk jadi Atlet MMA. Dia baru aja memulai semuanya," ujar Karina tanpa menoleh pada Levi yang duduk di sebelahnya.
Karina menatap tembok yang ada di hadapannya dengan tatapan kosong. Ia tahu menjadi seorang petarung profesional adalah salah satu impian yang sudah Aslan pendam sejak lama. Meskipun saat ini bukanlah hal yang sulit bagi Aslan untuk memiliki karir yang lain, namun melepaskan impian yang sudah lama ia impikan pasti bukanlah hal yang mudah.
"Kalau gue lebih waspada, Aslan nggak akan jadi begini." Levi menimpali ucapan Karina sembari menghela nafas panjang.
"Lu juga nggak perlu nyalahin diri lu sendiri, Lev," sahut Karina.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com