Begitu tiba di kamarnya, Aslan segera membersihkan dirinya. Untuk pertama kalinya, ia menghabiskan banyak waktu di dalam kamar mandi untuk mengulur waktu. Ia memejamkan matanya di bawah pancuran kamar mandi sambil merasakan rintik air hangat yang jatuh di atas bahunya.
"Sampai kapan lu mau begitu?" tanya Leon tiba-tiba. Ia sedang berdiri di luar ruang shower yang ada di kamar mandi Aslan.
Aslan segera menoleh pada Leon. "Sejak kapan lu di situ?"
"Baru aja," jawab Leon. "Gue nungguin lu di luar tapi lu ngga nongol-nongol."
Aslan segera mematikan pancuran airnya dan mengenakan handuknya. Setelah itu ia berjalan keluar dari ruang shower. "Lama-lama gue kaya ngga punya ruang buat privasi gue sendiri."
"Sorry," sahut Leon.
Aslan menghela napas panjang. Ia kemudian membuka laci yang ada di samping tempat tidurnya dan segera menyalakan ponselnya. Leon turut duduk di sebelah Aslan. Ia mencoba mengintip tampilan layar ponsel Aslan.
"Ngapain ngintip-ngintip?" sergah Aslan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com