Panca menoleh pada Leon. Ekspresi wajah Leon masih tampak seperti orang yang sedang marah. Wajahnya merah padam sementara napasnya masih naik turun. "She's your mother?"
Leon menganggukkan kepalanya.
"Well, itu menjelaskan fenomena yang gue lihat tadi," ujar Panca.
Leon mengerutkan keningnya dan menatap Panca. "Fenomena apa maksud lu?"
Panca menghela napas panjang. "Kayanya gue nemuin sesuatu yang menarik. Tapi kita bahas ini di kostan gue aja."
"Lu nemuin apa?"
"Udah, nanti aja kita bahas di kostan gue," jawab Panca. Ia kemudian berjalan pergi meninggalkan bangsal tempat Leon dirawat.
Leon menoleh sekali lagi ke dalam kamar rawatnya. Ibunya masih berada di sana dan duduk di sebelahnya. Ia menerka-nerka apakah ibunya mampu menyadari bahwa itu bukan Aslan melainkan dirinya. Karena seluruh berkas pendaftaran rumah Karina daftarkan atas nama Aslan dengan bantuan keluarga pemilik rumah sakit tempatnya dirawat saat ini.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com