Aslan melenguh pelan ketika ia perlahan membuka matanya. Ia kemudian memperhatikan keadaan di sekitarnya dan mendesah pelan ketika melihat selang infus yang terpasang ke punggung tangannya. "Gimana perasaan lu?" tanya Panca sembari melangkah mendekati Aslan.
"Gue kenapa?" tanya Aslan.
"Lu ngga ingat semalam kita bawa ke sini?" Panca balik bertanya pada Aslan.
Aslan menggeleng pelan. "Gue ngga terlalu ingat."
Panca menghela napas panjang sambil memperhatikan cairan yang menetes di dalam selang infus Aslan. "Waktu gue sama Levi masuk ke kamar lu, lu udah sesak napas. Kalau boleh tahu, sebelumnya lu kenapa sampai lu sesak napas seperti itu?"
Aslan terdiam setelah mendengar pertanyaan yang diajukan Panca.
"Gue perlu tahu, buat dimasukkan ke catatan lu," lanjut Panca.
"Gue ingat gue mimpi buruk. Setelah terbangun tiba-tiba dada gue terasa sesak. Gue udah coba ngatur napas gue, tapi ngga bisa. Bukannya membaik, malah dada gue terasa seperti ditekan," terang Aslan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com