Aslan mendesah pelan ketika akhirnya ia membuka matanya. Ia memijat kepalanya yang terasa pusing akibat minum bersama Nadia tadi malam. Aslan mengerang sembari duduk di sofa tempatnya tidur.
"Wah, lu bener-bener ngga kuat minum," ujar Leon yang sudah terduduk di sebelah Aslan. "Nadia bahkan yang benerin posisi tidur lu semalem."
Aslan melirik kesal ke arah Leon sambil tetap memijat kepalanya.
"Lu baru bangun?" Tanya Nadia yang baru saja keluar dari dalam kamarnya. Ia sudah mengenakan pakaian kerja rapi.
Aslan hanya mendesah sembari mengangguk pelan.
Nadia tertawa pelan melihat Aslan. "Lu bisa diketawain Leon kalo dia liat kemampuan minum lu."
Aslan tersenyum masam menanggapi ucapan Nadia. Sementara itu Leon terkikik di sebelahnya. "Sekarang juga dia udah ngetawain gue," ujar Aslan pada dirinya sendiri.
"Ya udah lu siap-siap sana. Ini hari senin, kita harus ke kantor," ujar Nadia.
Aslan kembali mengangguk.
"Lu butuh obat buat ngilangin pengar, ngga?" Tanya Nadia.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com