Leon dan Panca menikmati pizza yang dibawa Leon sambil mengobrol santai. Leon merasa ia bisa bebas mengobrol dengan Panca karena hanya Panca yang bisa mengetahui situasinya sepenuhnya. Panca menjadi teman yang menemaninya ketika tidak ada orang lain yang bisa melihatnya selain Aslan dan Panca.
"Jadi gimana, Ca? Lu mau terima tawaran gue buat ngekost di rumah gue ngga?" tanya Leon di sela-sela makannya.
"Kalau berdasarkan hukum ekonomi orang-orang kayak gue, tawaran lu itu menggiurkan." Panca kemudian tertawa pelan. Ia lalu menganggukkan kepalanya. "Lumayan bisa irit lima ratus ribu sebulan. Makan bisa sekalian nebeng, kan?" Panca terkekeh sambil menatap Leon.
"Ini nih, contoh orang dikasih hati minta jantung. Abis itu minta ginjal, paru-paru, mata, kaki, tangan, semuanya," sahut Leon sambil tertawa menanggapi ucapan Panca.
Leon kemudian melirik Panca sambil geleng-geleng kepala. "Pokoknya selama lu tinggal di rumah gue, lu ngga akan kelaperan."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com