webnovel

Safed From Death

 Pria tinggi berambut undercut berbaju jas rapi tersenyum dan berkata "haaahhhh.... kalian telah membuat aliansi negara terancam, maka secara terpaksa aku akan membereskan kalian" sontak secara spontan tangan pria itu berubah menjadi sebuah pedang besi yang tajam dan langsung menusuk leher ayah. Melihat itu ibu langsung menyuruh kami untuk berlindung di belakangnya. Kami yang sangat terkejut dan takut langsung berlindung di belakang ibu di pojokan ruang keluarga. "APA MAUMU!? APAKAH KAU MAU UANG? AMBILLAH SEBANYAK MUNGKIN DAN PERGILAH!!! ANAK-ANAKKU TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN KAMI!!!"

Sontak pria itu mendekati ibu dan mengangkat ibu dengan cara mencekiknya "yaahhh... mereka memang tidak ada hubungannya dengan apa yang kalian lakukan, tapi mereka telah melihat seorang hero membunuh seorang ayah dan ibunya setelah ini" langsung dirobeklah perut ibu oleh pria ber kekuatan tangan pedang tersebut. Valen dan Alam sangat ketakutan, terlebih lagi mereka melihat secara langsung di depan mata ketika orang tua mereka dibunuh secara sadis tanpa basa-basi. Pria tersebut langsung melempar mayat ibu ke meja makan dan melihat kami dengan wajah senyuman bengisnya "ok.... karena kalian adalah saksi mata langsung, jadi kalian harus aku bunuh..."

Valen dan Alam tidak bisa melakukan apa-apa kecuali menunggu kematian mereka "yaaaa aku akan menebas kalian secara cepat dan kalian tidak akan merasakan sakit sama sekali, jadi.... satu.... dua... ti"

 Sontak kepala pria tersebut tertusuk petir kecil dan langsung tergeletak. Terlihat ada pria berambut kuning memakai jaket hoodie masuk dengan terengah-engah menghampiri kami "sepertinya aku terlambat.... sepertinya sebuah masalah besar telah menimpa kalian ya?" Valen dan Alam merasa lega, akan tetapi di sisi lain mereka juga merasa bingung dan masih tetap takut karena kejadian malam itu terasa sangat mengejutkan bagi mereka. Pria berambut kuning itupun menawarkan mereka untuk ikut dengannya dan meninggalkan rumah ini karena menurut dia, akan ada banyak hero yang akan datang untuk melenyapkan mereka. "apa? Kau ingin kami ikut denganmu? Orang asing yang tiba-tiba datang tanpa basa-basi? Apa kau punya otak!? Orang tua kami mati di hadapan kami, dan kami hampir mati karena ada hero yang ingin membunuh kami!!!" teriak Valen kepada orang tersebut. Akhirnya orang tersebut hanya menyodorkan 2 pilihan yaitu tetap disini dan akan mati dibunuh oleh hero yang akan datang atau ikut dengan dia dan mereka akan diselamatkan dengan aman 100%. Lalu Alam berkata kepada Valen bahwa lebih baik ikut dengan orang asing ini daripada termenung disini menunggu ajal datang. Akhirnya Valen dan Alam setuju untuk ikut dengan orang tersebut dan menaiki mobil sedan yang mewah. Dan akhirnya mereka bertiga pergi meninggalkan rumah tersebut. Lamanya perjalanan terasa suasana yang sepi dan tidak ada percakapan sama sekali. Tapi bukan berarti Valen dan Alam tidak melakukan apa-apa di dalam mobil tersebut. Mereka mengobservasi mobil itu dan sadar bahwa orang yang menyelamatkan mereka bukanlah sembarang orang. Tiba-tiba Valen bertanya "maaf untuk yang tadi, tapi apakah kami boleh tau siapa kau? Dan mengapa kau menolong kami tadi?" mendengar pertanyaan tersebut dari Valen, pria itu dengan senyum menjawab "yaaa... untuk alasan... perlu banyak cerita dan akan aku ceritakan ketika sudah sampai di lokasi kita... tapi kalau untuk nama... Lighting... panggil aku Ligthing" maka perjalanan ke tempat yang mereka tuju pun berlangsung dengan suasana yang agak tenang. Ligthing berkata kepada kami bahwa dia bukanlah hero dan bukanlah orang dari pihak aliansi. Semakin kesini Valen dan Alam semakin terkejut dan kaget, karena Lighting adalah seorang transenden dan dia tidak di bawah naungan aliansi, maka apakah dia adalah seorang penjahat? 

"mungkin kalian akan mengira aku adalah seorang penjahat layaknya manusia yang disebut dengan wong rangsat, tapi aku bukanlah bagian dari itu juga" kata Lighting sambil menyetir dengan tenang. Semakin lama perjalanan berlangsung, semakin tebingung Valen dan Alam karena kejadian malam ini. Lalu tidak lama kemudian kami tiba di gedung hotel penthouse besar berlantai 7 dan gedung tersebut memiliki halaman taman yang luas. Ketika mereka bertiga keluar dari mobil, seketika ada laki-laki bertubuh besar berambut pendek memakai jas rapi menyambut Lighting "selamat datang tuan..."