"Ketika kamu melihat harapan mustahil, jangan lihat hanya dari sudut pandangmu saja,"
Namaku Athena Lyzynathan. Aku hanya gadis desa kecil yang tumbuh normal di sebuah rumah sederhana di atas bukit, dekat ladang.
Temanku hanya 1, anak perempuan. Namanya Philippa Broathar. Rumahnya tidak jauh dari rumahku, di kaki bukit.
Kami di sini, hanya bersekolah di sebuah rumah seorang guru saja, itu juga cuma 3 hari dalam seminggu.
Kalau penampilanku...
Apa yang kalian harapkan dari seorang gadis desa? Rambutku hitam legam panjang hingga sepinggang, poni menutupi mata sebelah kiri, bola mata biru es, hidung mancung, dagu lancip, dan kulit pucat.
Philippa tampak jauh lebih imut dariku, tentu. Rambutnya sewarna jerami bergelombang yang dipotong sebahu, poni yang ditata menampilkan dahinya, bola mata coklat ramah, hidung agak pesek, dagu tidak lancip, dan kulit agak sawo matang.
Philippa sungguh terampil dalam memasak, tidak sepertiku yang lebih suka membuat obat-obatan herbal atau membantu orang tuaku di ladang.
Dibandingkan Philippa yang suka bersosialisasi, aku lebih suka mendekam di kamar dan membaca buku atau memainkan biola tua yang kudapatkan di ulang tahunku yang ke-9.
Aku bahkan tidak terlalu mengenal anak-anak di sekolah.
Yang kutahu, hanyalah orang yang ditaksir Philippa. Namanya adalah Feliaxanerian Choul. Yah, Philippa bilang dia tampan dan bla bla bla. Menurutku, dia bodoh atau tolol.
Ayahku seorang petani dan Ibuku seorang herbalis. Rumah kamj bisa dibilang megah, walau tidak semegah rumah Philippa dan Ketua desa.
Aku nyaman di desa ini. Walaupun desa ini terpencil dan tidak telalu dipedulikan oleh pemerintah, desa ini selalu bisa membuatku nyaman dengan segala tradisinya.
Desa ini rumahku...
Desa ini bagian dari hidupku...
Desa ini adalah jiwaku...
Tidak akan kubiarkan, desa ini dirusak...