webnovel

The Story Of a Feeling

Aryano Pratama cowo tampan yang masih duduk di bangku sekolah Menengah Atas. Anak laki-laki yang sangat merindukan belaian kasih sayang, perhatian serta pelukan hangat dari seseorang yang sering di panggil Mama. Mama Arya telah meninggal saat Arya masih berumur tujuh tahun. Di saat Arya masih memerlukan kasih sayang, perhatian serta pelukan oleh seorang Mama. Tetapi, nasib yang kurang beruntung yang di miliki Arya membuatnya tidak bisa merasakan hal seperti itu lagi. Penyakit yang menggerogoti tubuh Mamanya, membuat nyawa perempuan yang paling di cintai dan di sayangi serta selalu di rindukan Arya. Harus dengan cepat meninggalkan anak laki-laki tampan seperti Arya. Bukan hanya merindukan sosok Mama di kehidupan Arya. Akan tetapi, Arya juga merindukan sosok Papa dalam hidupnya. Bukan karena Papanya juga meninggal. Tapi, karena Deny Papa Arya telah melupakan Arya yang juga memerlukan dirinya menguatkan Arya. Tetapi, Papa Arya pergi mencari kesibukan untuk mengusir rasa rindunya pada sang Istri. Karena kematian Istrinya telah membuatnya mati dan tak berdaya. Di Sekolah, Arya di kenal sebagai cowo tertampan, pintar, baik, juga ramah. Membuatnya banyak di kenal oleh siswa-siswi di sekolah. Terlebih, Arya sangat di kagumi oleh banyak cewe di sekolahnya. Tetapi, Arya tidak sedikit pun merasa terpesona pada mereka. Karena, menurutnya hanya ada satu wanita yang bisa bertahta di hatinya dan selamanya akan seperti itu. Natara Shaqueena, seorang gadis cantik dengan mata yang bulat, bulu mata yang lentik, bibir ranum serta memiliki hidung yang mancung. Membuatnya terlihat sempurna. Terlebih dia memiliki bentuk tubuh yang cukup membuat semua orang gemas melihatnya. Terlebih, Arya ia sangat menyukai Natara yang imut. Karena tinggi badan Natara yang tidak terlalu tinggi membuatnya sangat imut dan tambah cantik. Tara, begitulah teman-teman dan keluarganya memanggilnya. Tara adalah alasan Arya menolak semua gadis yang mendekatinya. Karena hanya ada Tara di hatinya. Tara yang terkenal baik, ramah, supel dalam bergaul serta murah senyum membuatnya banyak yang menyukainya. Akan tetapi, tidak ada yang tahu kalau Tara gadis cantik dan ramah itu memiliki trauma masa lalu yang selalu menghantuinya. Menemani Tara setiap waktunya. Tak ada yang tahu kalau gadis manis dan cantik itu akan sangat menyeramkan saat Traumanya kambuh di sewaktu-waktu. Dan tak ada yang tahu bahkan Arya sendiri tak tahu kalau selama ini Tara di beri kekuatan untuk terus hidup dari obat-obatan yang di konsumsinya. Juga tidak akan ada yang mengira kalau TRAUMA TARA YANG AKAN MEGANTARKAN NYAWANYA.

Nurindahsari_Idris · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
9 Chs

Part 3

Sebelum membaca ceritaku. Biasakan untuk follow akun Authornya dan masukan dalam pustaka anda cerita ini. Setelah itu,

Happy reading

.

.

"TARA, CACA" teriak mereka bertiga kompak.

Dan seketika mereka ber tiga mendapat pelototan tajam dari petugas dan pengunjung perpus.

Mereka bertiga pun menjadi salah tingkah dan meminta maaf.

"Sstt... Jangan teriak-teriak, jadi dapat teguran kan kalian!" tegur Caca pada ketiga orang itu.

"Iya, panik gitu. Udah kaya lihat setan aja!" tambah Tara.

Arya, Sarah dan Nanda menjadi gugup.

"Enggak kok, iya kan Arya, Nand!" ucap Sarah.

"Oh gitu. Ohiya kalian ngapain berdiri di sini? Dari tadi juga di cariin ternyata kalian lagi sibuk di sini, lagi ngapain sih? Kayanya seru!" tanya Tara.

Mereka bertiga menjadi gelagapan menjawab pertanyaan dari Tara.

"Enggak kok. Kita cuman lagi ngobrol biasa aja, iya kan, Ya, Nan!" ucap Sarah sembari memberi kode pada keduanya.

Sontak kedua orang itu mengangguk mengiyakan.

"Ohiya, kalian udah dari kapan ada di sana?" tambah Sarah.

"Baru aja kita sampai di sini. Soalnya dari tadi nyariin kalian nggak ketemu, jadinya sekalian minjam buku!" jelas Caca sembari cengengesan.

"Ohiya, tadi gua lihat, Salma berlari keluar sambil nangis! Kenapa dengan dia?" tanya Tara penasaran.

Tiba-tiba wajah ketiga orang itu berubah jadi pucat pasih.

Mereka tidak tahu harus menjawab apa dengan pertanyaan Tara.

"Ohiya, gua lupa. Gua kan lagi janjian main basket bareng Fahri dan anak-anak yang lain. Kalau begitu gua cabut dulu, yah!" ucap Arya berusaha meloloskan diri dari pertanyaan Tara.

Tanpa menunggu waktu lebih lama. Arya melenggang pergi meninggalkan ke empat anak gadis tersebut.

Caca dan Tara melihat Arya dengan tatapan heran dan penasaran.

" kenapa tuh, Arya. kok mukanya gitu?" tanya Caca penasaran.

Sarah dan Nanda hanya mengedikan bahu acuh. Lalu pergi begitu saja meninggalkan Tara dan Caca dengan berbagai pertanyaan di kepala keduanya.

"Ihh, kok mereka mala pergi sih, bikin penasaran aja" ucap Caca kesal.

"Iyanih gue juga penasaran" Tara tak kalah keponya.

"Udah ah, mending kita balik ke kelas aja. Dari pada di sini rasa penasaran!" ucap Caca menarik tangan Tara lalu pergi meninggalkan perpustakaan dan ikut mengekori Sarah dan Nanda menuju kantin.

Sesampainya di kantin Tara dan yang lain memesan cilok dan mencari tempat yang kosong untuk menyantap cilok mereka.

"Sar, cerita dong soal tadi gue penasaran" ucap Tara tiba-tiba sembari menyuapi cilok ke mulutnya.

"Aku juga" timpal Caca.

Sarah memasukan cilok ke dalam mulutnya dan mengunyah lalu menelannya, lalu.

"Jadi gini, tadi tu Salma di..." baru beberapa kata yang keluar dari mulut Sarah. Tapi, terpotong dengan suara cempreng Nanda.

"Di tolak sama Arya" potong Nanda dengan mulut yang penuh dengan cilok.

"WHATTT?" teriak Tara dan Caca.

Kepanikan tercetak jelas di wajah keduanya.

"Huussttt... Jangan teriak-teriak di telinga gue, bisa-bisa telinga gua tuli lama-lama" kesal Sarah pada keduanya sembari memegangi telinganya.

Tara dan Caca tidak menghiraukan seruan protes Sarah. Mereka berdua lebih peduli dengan berita yang baru saja di dengarnya dari mulut sahabatnya.

"Wah, gimana ceritanya. Arya nolak Salma?" tanya Tara penasaran.

Nanda berdehem beberapa kali dan mengambil ancang-ancang untuk menjelaskan kepada Tara dan Caca apa yang sebenarnya terjadi di antara Arya dan Salma saat di perpustakaan tadi.

"Jadi gini. Salma ternyata selama ini suka sama Arya. Dan tadi itu, dia ngeberaniin diri buat nembak Arya. Tapi, bukannya di terima malahan Salma di tolak mentah-mentah sama Arya. Makanya tadi dia nangis, mungkin kecewa atau malu!" jelas Nanda.

Caca dan Tara seketika ber oh ria mendengar penjelasan Nanda.

"Tapi kok Arya nolak Salam? Bukannya mereka deket, Yah?" tanya Caca masih penasaran dengan alasan Arya menolak Salma.

Sarah mendengus,

"Deket? Deket dari mana ya? Itu ma, cuman rumor. Dari pengamatan gua nih yah, Salma nya aja yang SKSD sama si Arya!" jelas Sarah yang selalu memantau gerak-gerik Salma. 

Sarah tahu, kalau selama ini Salma berusaha untuk mendekati Arya untuk mendapatkan perhatian dari Arya. Sarah tahu itu karena, Salma selalu mengikuti Eskul yang juga di ikuti oleh Arya.

Salma melakukan itu hanya semata-mata untuk dekat dengan Arya.

"Dari mana lu tau?"tanya Tara.

"Lo nggak tahu, dia kan The Queen of  The Gossip. Yang di mana berita yang di dapatnya selalu akurat, jujur, heboh, dan dapat di percaya!" jelas Caca dengan begitu hebonya.

"Bisa aja Lo ah jadi malu heheh" Sarah sambil menutup mulutnya malu-malu.

"Di bilangin gitu doang udah bangga" cibir Nanda pada Sarah yang berhasil mendapat pelototan dari Sarah.

"Kalu sirik bilang aja, nggak usah kaya gitu!" balas Sarah.

Nanda memutar bola mata jengah, "Ye, buat apa gua sirik cuman karna itu. Nggak banget deh!" protes Nanda tak terima.

Sarah mendelik ke arah Nanda. Sedangkan, Caca dan juga Tara hanya menatap ke dua temannya sembari geleng-geleng kepala melihat kelakuan dua sahabatnya itu.

Mereka memang tak bisa akur meski sedetik saja. Batin Tara.

"Tapi, kasihan Salma juga, yah. Di tolak sama si Arya!" ucap Caca tiba-tiba.

Kompak ke tiga temannya menatap ke arah Caca dengan tatapan heran.

"Eh, yah bagus dong. Gua juga gak setuju kok kalau si Salma sama sepepu gua!" ucap Nanda dengan raut wajah mencerminkan sangat tidak menyukai Salma.

Sontak ke tiganya menatap ke arah Nanda. Jelas mereka bertiga setuju dengan apa yang di katakan oleh Nanda. Karena ketiganya juga sangat tidak menyukai Salma. Entah apa alasannya yang jelas mereka semua sangat tidak respect dengan Salma.

Seketika hening cipta di mulai di antar mereka berempat. Mereka melanjutkan memakan cilok mereka dengan hening. Setelah selesai mereka kembali ke kelas dan melanjutkan pelajaran selanjutnya.

KKKKRRRRRRIIIIINNNNNGGGGGG

Bel peringat bahwa sekolah hari ini telah usai berbunyi begitu nyaring memenuhi area sekolah. Siswa siswi sekolah tersebut dengan semangat mengemasi barang-barang mereka dan menyimpannya ke dalam tas masing-masing dan bersiap untuk segera meninggalkan pelataran sekolah.

Di gerbang sekolah Tara sedang berdiri sendiri menatap ke arah siswa siswi yang berjalan beriringan keluar dari pelataran sekolah.

Tara terlihat celingak celinguk mencari keberadaan teman-temannya yang katanya sedang ingin ke toilet. Entah mengapa mereka sangat kompak hanya ingin ke toilet saja.

Tara yang tidak butuh ke toilet memilih untuk menunggu di gerbang. Mereka telah berjanji untuk pulang bareng.

Tapi sudah beberapa menit Tara menunggu. Tapi, mereka bertiga belum juga muncul dan kelihatan batang hidungnya. Tara yang sudah capek menunggu mulai merasa kesal.

"Nanda sama yang lain kemana, sih? Katanya mau ke toilet bentar, tapi kok sampai setengah jam juga belum keluar-keluar? Mereka lagi buang air apa lagi semedi, sih? Lama banget!" gerutu Tara kesal. 

Saat Tara sedang kesal dan menggerutu sendirian di gerbang sekolah. Tiba-tiba dia di kagetkan oleh suara seorang pria yang tiba-tiba ada di belakangnya.

"Tara!" Panggil orang tersebut.

Tara yang kaget pun menutup matanya sembari memegangi dadanya karena merasa jantungnya saat ini berolahraga di buat orang tersebut.

Merasa sudah tenang, Tara membuka kembali matanya dan menoleh ke arah sumber suara.

"Eh? Astaghfirullah, Arya. Lo bikin gua kaget tahu!" ucap Tara kesal. "Lain kali tuh yah, kalau ketemu orang ucap salam biar nggak ngagetin!" peringat Tara. 

Arya menjadi salah tingkah dan merasa bersama. Terlihat dari sikapnya yang tersenyum hambar sembari menggaruk tengkuknya yang bisa di pastikan tidak gatal.

"Hehehe maaf lupa, Assalamualaikum" koreksi Arya.

Tara hanya menghela nafas berat sembari menjawab salam dari Arya,

"Waalaikumsalam.... Terlambat, Arya!"

Arya terkekeh.

"Nggak apa-apa. Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali." ucapnya.

Tara hanya tersenyum simpul melihat kelakuan Arya. "Ohiya, kamu masih di sini? Sendirian lagi, kemana yang lain?" tanya Arya lagi.

"Oh. Itu, aku lagi nungguin si tiga gadis rempong itu. Katanya mau ke toilet bentar, tapi udah setengah jam belum juga keluar-keluar. Nggak tahu mereka lagi buang air apa lagi semedi, aku juga nggak tahu!" Jelas Tara.

Arya hanya ber oh ria sembari mengangguk-angguk seakan mengerti apa yang di katakan Tara.

Tanpa sadar pun mereka sudah mengubah panggilan mereka dengan sebutan gua lo dengan aku kamu.

Tiba-tiba hening tercipta di antara mereka berdua. Aura jecanggungan pun melanda mereka berdua. Baik itu Arya maupun dengan Tara sendiri.

Tara merasa ada yang berbeda saat berdua dengan Arya. Dia juga sangat ingin menanyakan sesuatu kepada Arya tapi tidak berani, dia juga takut nanti Arya menjadi tidak enak.

Sedangkan, Arya sendiri merasa gugup bisa berdua bersama Tara. Tetapi, di sisi lain dia merasa senang karena bisa berada dekat dengan Tara.

"Ohiya, kamu sendiri kenapa masih ada di sini?" tanya Tara berhasil menghilangkan keheningan di antara mereka.

"Oh, itu. Aku lagi nungguin si Nanda. Soalnya hari ini Om Rendi nggak bisa jemput Nanda, katanya sih ada urusan. Tapi gak tahu apa. Jadi, nungguin dia deh di sini. Sekalian ke rumah dia juga buat numpang makan malam! Heheh.." ucap Arya terkekeh di akhir kalimatnya.

Tara juga ikut terkekeh mendengar ocehan panjang Arya. Tara menatap Arya dalam memperhatikan wajah tampan cowo di depannya.

'Arya lucu juga yah, ternyata' batin Tara.

Sama halnya Arya yang juga menatap lekat wajah cantik imut Tara. Dia senang bisa melihat lebih dekat wajah ceria gadis yang selama ini di kaguminya.

'Tara cantik banget kalau pas ketawa lepas gini' Arya membatin.

Mereka berdua tidak sadar sedang saling menatap mata satu sama lain. Hingga pada akhirnya Tara yang lebih dulu mendapat kesadarannya dengan cepat mengalihkan tatapannya. Tara merasa sangat malu karena menatap Arya begitu lama dan dalam.

Arya juga merasakan hal yang sama.

Tara berdehem beberapa kali untuk merilekskan detak jantungnya yang tak beraturan.

"Ohiya, Arya. Dengar-dengar dari yang lain. Kamu nolak Salma, yah?" tanya Tara kemudian. Ternyata dia sudah tidak bisa menahan sisi keponya.

"Heh?" Arya terkejut mendengar pertanyaan Tara.

Ternyata berita itu sudah sampai pada Tara. Dia harus jawab apa pada Tara. Kalau jawab jujur pasti Tara akan tanya alasannya dia tolak Salma. Terus kalau Tara bertanya alasan Arya menolak Salam, Arya harus jawab apa?

Pikiran Arya berkecambuk. Bimbang juga bingung harus jawab apa. Sedangkan Tara menjadi tidak enak melihat Arya hanya diam tak menjawab pertanyaanya. Tara merasa salah telah menanyakan itu pada Arya.

Beginilah kalau sisi kekepoan Tara sudah menguasai dirinya. Ingatkan Tara untuk mengendalikan kekepoannya nanti.

"Eh, sorry kalau aku salah bertanya. Nggak mau di jawab juga nggak apa-apa!" sesal Tara.

"Eh, nggak kok. Kamu nggak salah. hehe" kata Arya. "Ohiya, berita di sekolah cepet nyebar yah?" ucap Arya membuat Tara menjadi salah tingkah.

Tara hanya tersenyum simpul merespon ucapan Arya.

"Aku kelihatan jahat yah nolak dia?" tanya Arya lagi.

Tara menatap Arya heran, "kenapa kamu merasa jahat? Menolak seseorang bukan sesuatu yang membahayakan, kan?"Arya mengangguk ragu-ragu.

"Itu berarti kamu nggak jahat!" lanjut Tara.

"Tapi, aku udah nolak dia. Buat dia nangis dan sakit hati!" ucap Arya pelan.

Tara tersenyum. "Hal itu wajar kok. Lagian itu hak kamu, mau menerima dia atau nolak dia. Soal dia sakit hati atau nggak terima itu urusan dia. Seharusnya dia juga bisa terima semua keputusan kamu!" terang Tara.

Arya mengangguk sembari tersenyum. Arya semakin kagum dengan Tara yang terlihat dewasa dan bijak.

Arya merasa tidak salah menganggumi dan mencintai seorang gadis dalam diam selama ini.

Tara merasa heran melihat Arya menatapnya dengan lekat dan tersenyum-senyum sendiri.

"Kenapa, kok senyum-senyum gitu sambil lihatin aku?" tanya Tara penasaran.

Arya dengan cepat menggeleng dan berhenti tersenyum. "Enggak kok. Aku cuman kagum aja sama cewe yang terbilang bar-bar di kelas. Ternyata bijak juga, yah?" ucap Arya terus terang.

Tara menjadi salah tingkah dan merasa malu di katakan bijak oleh Arya.

"Ohiya, Ya. Tapi kenapa kamu gak terima aja, sih Salma? Padahalkan Salma baik, cantik?" lanjut Tara.

Arya terdiam dengan pertanyaan Tara. Sudah di duga oleh Arya kalau Tara akan menanyakan hal itu. Baru saja Arya bisa bernafas lega udah tegang lagi.

Tara terus menatap Arya menunggu jawaban cowo di depannya ini. Tara dan Arya saling menatap satu sama lain. Terdiam berperang dengan isi kepala masing-masing.

Sedangkan Sarah, Caca dan Nanda saat ini sudah keluar dari toilet selesai melakukan hajat mereka.

Saat mereka akan berjalan meninggalkan toilet. Tiba-tiba Caca menghentikan langkah keduanya.

"Eh, Sar, Nand. Tadi kalian belum ngejelasin, kenapa Salma di tolal sama si Arya?" tanya Caca Pada Sarah.

"Emang iya, ya?" ucap Sarah.

Caca mendecik kesal. "Iya, gua kan jadi penasaran. Jelasin dong kenapa jangan buat gua mati muda karena penasaran!" ucap Caca lebay.

Sarah dan Nanda memutar bola mata malas. "Aelah, lebay lo. Ketimbang gitu doang udah mau mati. Dasar alay!" cibir Nanda.

"Biarin, wekk" balas nanda dengan menulurkan lidahnya ke arah Nanda.

"Arya nolak Salma karena Arya gak suka sama si Salma. Arya sukanya sama orang lain! " Jelas Sarah.

"Haha.. itu ma karena si Salma kurang cantik, caper. Makanya Arya ilfeal sama dia!" tebak Caca.

Sarah dan Nanda ikut tertawa dengan ucapan Caca. Mereka bertiga memang sangat tidak menyukai Salma. Maka dari itu, tak heran mereka senang mihat Salma di tolak sama Arya.

"Tapi nih yah, gua juga heran deh sama si Salma. Beraninya dia tuh nembak si Arya, emang gak malu tuh?" timpal Nanda.

"Iya, yah. Tapi nih yang buat gua semakin penasaran. Siapa yah kira-kira cewe yang di sukai sama si Arya? Pasti tuh cewe beruntung banget bisa di sukai sama si Abang ganteng kaya Arya" cerocos Caca.

Sedangkan Nanda dan Sarah saling melirik dan tersenyum penuh arti.

Caca ikut menatap ke dua temannya bergantian. Lalu kedua temannya mengedikan bahu dengan kompak.

"Mana kita tahu, iya kan Nan?" ucap Sarah dengan cepat di anggukan Nanda.

Lalu mereka berdua pergi melenggang meninggalkan Caca yang masih penasaran. 

"Ih, kalian kok ninggalin gua sih?" teriak Caca kesal sembari berlari menghampiri temannya.

Saat ketiga gadis itu berjalan keluar menusuri lorong-lorong yang sudah hampir sepi karena memang semua penghuninya sudan pulang. Sarah dan kedua temannya berpapasan dengan Noval dan Aska teman sekelas mereka.

"Eh kalian lihat Deon sama Fahri nggak?  Tadi gue suruh beli minuman eh sampai sekarang belum kembali, pas gue susulin ke kantin di sana mereka juga nggak ada. Mungkin kalian ketemu gitu sama mereka?" tanya Noval pada ketiga gadis di depannya.

Kompak ketiga gadis itu menggeleng dengan cepat. Karena memang mereka tidak ada yang melihat atau berpapasan dengan kedua orang yang di sebutin oleh Noval.

"Nggak, kita nggak ada yang lihat tuh anak dua!" ucap Nanda yang ikut di angguki oleh ke dua temannya.

"Lah mereka berdua kemana? Jangan sampai mereka balik duluan, gua pites deh tuh palanya" ucap Aska kesal.

Sarah dan yang lain ngeri mendengar ucapan Aska yang terdengar menyeramkan.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dan suara seseorang yang berteriak dari arah berlawanan.

"Eh BALIKIN MINUMAN GUE" Teriaknya seseorang.

Dan ternyata itu Fahri dan Deon yang sedang kejar-kejaran berebut minuman. Sudah seperti anak SD saja.

"Nggak mau wleee" ucap Deon menjulurkan lidahnya sembari berlari menghindari Fahri.

Terlihat Deon berlari ke arah mereka dan bersembunyi di belakang Nanda.

"NANDAAA TOLONGIN GUAAAA" teriak Deon saat sudah berada di belakang Nanda.

"De, balikin nggak?" Teriak Fahri masih berusaha mengejar Deon yang sudah bersembunyi di belakang Nanda.

"STOPP... "teriak Caca lantang. Membuat dua orang tersebut berhenti saling teriak meneriaki.

"Kalian berisik tau! Cuman gara-gara minuman doang di ributin" ucap Caca kesal.

"Deon tuh duluan!" ucap Fahri.

"Ih, gua cuman minta dikit doang. Tapi Fahri ma pelit banget, makanya gua bawa kabur aja minumannya" bela Deon.

"Ih, dasar.."

"Udah-udah gara-gara minuman juga. Dasar kalian yah, badan aja yang gede. Tapi sifat masih kaya anak-anak!" kali ini Nanda ikut bersuara.

"Tau, nih. Fahri sama Deon, udah kaya anak SD aja!" timpal Sarah.

Seketika mereka pun terdiam. Aska dan Noval terlihat tertawa-tawa melihat tampang keduanya yang di marahi oleh komplotan cewe-cewe bar-bar.

"Ohiya, kalian tau nggak Arya kenapa? Soalnya pas dia dari perpustakaan dia tuh kek agak aneh!" tanya Aska tiba-tiba.

Sarah dan Nanda saling tatap. Lalu,

"Mungkin karena masih Syoh gara-gara di tembak sama si Salma!" celetuk Nanda.

Baik Aska maupun yang lain tercengang mendengar ucapan Nanda. Mereka semua terkejut dan tidak menyangka, kalau Salma akan nekat menyatakan perasaannya pada Arya.

"Anjiirrr. Emang beneran?" tanya Deon tidak percaya.

Ketiga gadis itu kompak mengangguk mengiyakan.

"Iya, emang benar kok. Kalau kalian nggak percaya tanya Arya aja langsung!"  titah Caca.

"Wih, ternyata Salma selain suka caper ternyata dia juga berani yah. Nyatain cinta lebih dulu!" timpal Fahri.

"Anjirr.. kok Arya nggak mati? Kan dia udah di tembak sama si Salma?" ucap Noval dengan tampang begonya. Alhasil, dia mendapat jitakan gratis dari Aska.

"Bukan di tembak itu dodol. Si Salma nyatain cinta ke Arya" protes Aska.

"Becanda hehehehe" kekeh Noval membuat semua yang di sana mendengus kesal ke arahnya.

"Terus-terus si Arya Nerima?" tanya Fahri penasaran.

"Di tolak!" jawab Nanda enteng.

Sontak anak cowo-cowo pun tertawa ngakak mendengar jawaban Nanda. 

Nanda, Sarah dan Caca pun pergi meninggalkan ke empat para cowo yang sedang ngakak itu.

Lalu ketiga cewe itu berjalan menuju gerbang di mana Tara menunggunya. Di sana Nanda dan Sarah heran melihat Arya juga ada di sana bersama dengan Tara yang sedang berbincang sesekali tertawa bersama. Entah apa yang mereka bahas tetapi mereka terlihat sangat akrab dan serasi. Sarah dan Nanda saling melirik dan tersenyum penuh arti. Lalu mereka menghampiri kedua orang itu. Jadilah Nanda pulang bersama Arya. Sedangkan Tara, Sarah dan juga Caca pulang bersama.

***