Tiga hari sesudah kematian keluarganya, Deon kembali masuk bekerja. Hari-harinya ia isi dengan kekosongan. Setiap kali Deon melakukan sarapan, mandi dan bahkan kala ia hendak berangkat pergi bekerja. Ia kadang lupa jika mereka sudah tiada dan Deon hendak mencari mereka untuk meminta izin.
"Ibu, Kakek, Nenek! Aku berangkat ya!" seru Deon terburu-buru.
Namun, ia seketika langsung terdiam kala melihat meja makannya kosong. Tak ada mereka di sana. Deon pun mengusap wajahnya. Ia tahu, ia sulit untuk melupakan semua kenangan dan kebiasaannya begitu saja.
Deon pun memilih untuk berangkat dan pergi meninggalkan rumah yang kosong itu. Seperti biasa, Deon berangkat kerja menggunakan bus umum. Di dalam bus, ia menghela napas panjang. Semua butuh waktu, tidak semuanya bisa instant dan mudah untuk melakukannya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com