Perlahan tapi pasti Jessie sudah membuka kedua matanya sedikit demi sedikit. Benda pertama yang dia lihat adalah sebuah langit-langit rumah sederhana yang berwarna kecoklatan. Ya … dia sama seklai tidak salah lihat, jika dia berada di dalam sebuah ruangan yang juga sangat sederhana saat ini.
"Di mana aku?" tanya Jessie, seraya memijit-mijit kepalanya sendiri karena masih merasa sakit.
Berusaha untuk membangkitkan tubuhnya dari tempat tidur, namun pandangan yang masih kabur dan nyeri pada pergelangan tangannya membuat Jessie segera terbaring kembali pada tempat tidur yang sama.
"Jangan bergerak dulu."
Tedengar suara seseorang yang segera menghampiri tempat berbaring Jessie saat ini. Suara yang sangat di kenal oleh Jessie, yang tidak lain adalah milik Niza. Dan benar saja, sekarang wajah itu sudah berada tepat di hadapan Jessie saat ini.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com