"Gue butuh cowok, tapi harus yang lebih kaya dari gue."
- Karin
# # #
"Buat kamu."
Gue tersenyum senang menerima milkshake dari Pete.
"Makasih," ucap gue sambil tersenyum manis.
"Yoi," jawab Pete seadanya.
"Kok lo tau sih gue ada di sini?" tanya gue, penasaran. Hebat juga Pete bisa temuin gue di antara banyaknya manusia di sini.
Pete malah balas senyum senyum ga jelas. "Tau lah, beb. Kan hati kita udah saling terhubung."
Maaf, ada kantong plastik ga ya? Tiba tiba gue mual denger gombalan recehnya Pete.
Boro boro senyum, gue malah masang ekspresi jijay.
Til~
"Awh," rintih gue. Si Pete malah nyentil jidat gue tiba tiba.
"Mukanya ye, tolong. Pacarnya gombalin malah masang muka kayak gitu," cibir Pete membuat gue langsung tertawa.
"PERMISI! CEWEK KAYA MAU DUDUK!" teriak Karin tiba tiba yang sekarang udah berdiri di belakang Pete.
Sontak gue sama Pete langsung terpanjat kaget.
Pete reflek menoleh ke Karin, dan saat itu juga gue bisa lihat ekspresi kaget sahabat gue.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com