webnovel

The Scent of Life (1)

Oh Man Se, seorang gadis yatim piatu yang diangkat anak oleh keluarga Kang. Dia jatuh cinta pada Kang Min Hyuk, kakak angkatnya sendiri. Ada banyak halangan cinta menghadang mereka. Apakah Oh Man Se sanggup untuk bertahan?

Maria_Ispri · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
27 Chs

BAB 7 KE PULAU JEJU : TERSINGKAPNYA RAHASIA

Keesokan harinya Min Hyuk sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Jeju. Tak seperti biasanya, Min Hyuk hanya memakai baju kasual. Sekretaris Park sudah menunggu di ruang tamu.

"Ayo kita berangkat Sekretaris Park, kau sudah beli bouqet bunga untuk Miss Hong?" ujar Min Hyuk.

"Ya, Tuan CEO," jawab Sekretaris Park.

Sopir datang langsung membawakan tas milik Min Hyuk dan memasukkan dalam bagasi. Mobil meluncur ke bandara. Tak lama kemudian, mereka sudah naik pesawat pribadi menuju Pulau Jeju.

Sesampainya di tempat tujuan, mereka langsung meluncur ke resort milik Tuan Hong. Resortnya didesain eksotik sesuai dengan pemandangan laut yang indah di Jeju. Bukan tipe gedung berlantai banyak. Semua didesain dengan menggunakan kayu-kayu pilihan. Keluarga Hong sudah menunggu kedatangan Min Hyuk. Sesampainya di resort mereka disambut oleh para karyawan resort dan diantar menuju ke tempat pertemuan.

Sesampainya di tempat yang dituju, terlihat Tuan Hong, Nyonya Hong dan Sun Hwa, calon istri Min Hyuk. Perempuan yang cantik, berambut ikal, dari sorot matanya memancarkan dia gadis yang cerdas. Sedangkan Tuan Hong tipe laki-laki setengah baya yang masih terlihat tampan dan gagah. Mungkin kecantikan Sun Hwa berasal dari ayahnya. Nyonya Hong badannya lebih pendek dan agak gemuk, tapi masih menyisakan kecantikannya ketika masih muda dulu. Mereka tersenyum ramah ketika melihat Min Hyuk datang.

Min Hyuk membungkukkan badan dan memberi salam. Keluarga Hong mempersilakan Min Hyuk duduk dan makan bersama. Mereka makan sambil basa basi membicarakan tentang banyak hal. Mata Sun Hwa tak lepas memandang Min Hyuk. Dia merasa jatuh cinta pada pandangan pertama. Min Hyuk merasa risih terus dipandangi, hal itu membuatnya tak nyaman. Setelah makan siang, Tuan Hong mengajak Min Hyuk main jet ski dan surfing di laut. Keahlian Min Hyuk benar-benar memukau semua orang.

***

Senja mulai datang, warna jingga semburat menggenapi keindahan pemandangan yang tersaji di pantai Jeju. Min Hyuk minta izin untuk jalan-jalan sendiri di sekitaran pantai. Pulau Jeju adalah pulau terbesar di Korea dan menjadi salah satu destinasi wisata paling terkenal di Korea Selatan. Pulau ini memiliki keindahan alam dan karakteristiknya membuat banyak wisatawan terpesona.

Pulau Jeju memiliki banyak pantai seperti Pantai Hyeop Jae, Pantai Jungmun, Pantai Pasir Hitam Samyang dan Pantai Udo. Pada saat musim dingin, Pulau Jeju menjadi wilayah paling hangat di sekitar Korea dan jarang sekali turun salju.

Di sini terdapat Gunung Halla yang terletak di tengah-tengah Pulau Jeju dengan tinggi 1.950 meter. Gunung tertinggi di Korea Selatan ini dapat di kunjungi dengan melakukan pendakian. Pulau Jeju dijuluki Samdado, "Pulau yang Berlimpah dengan Tiga Hal" yaitu bebatuan, wanita dan angin .

Min Hyuk melihat-lihat windows shooping yang berjualan macam-macam pernak-pernik dan warung-warung makanan. Kuliner rakyat Jeju sangat berbeda dengan yang ada di daratan utama. Mereka banyak bekerja sebagai sehingga bahan makanannya kebanyakan adalah hasil dari laut. Orang Jeju gemar mengkonsumsi makanan segar seperti ikan mentah. Hasil utama lain adalah abalon, buah-buahan dan rumput laut. Salah satu masakan Jeju yang paling terkenal adalah Jeonbokjuk,  bubur abalon.

Min Hyuk jalan-jalan sendirian, hanya memakai sandal, kemeja putih lengan pendek, dan celana jeans. Dia merindukan Man Se, dan membayangkan seandainya dia bersamanya. Mungkin suatu saat dia akan mengajak Man Se ke sini.

Min Hyuk berhenti di depan sebuah toko yang menjual perhiasan dari mutiara Jeju yang terkenal. Ketika hendak masuk toko, dia merasa ada yang menarik-narik baju belakangnya beberapa kali. Min Hyuk menoleh, dan dilihatnya seorang gadis kecil yang lusuh sambil membawa sebuah kalung tali bermedalion kecil dari kulit kerang, kombinasi logam dan batu safir. Gadis kecil berkepang dua itu tersenyum memperlihatkan giginya yang rusak. Min Hyuk merasa iba.

"Ada apa, Nak?" tanya Min Hyuk.

Anak itu menggunakan bahasa tubuh untuk menyampaikan tunggu dulu, lalu mengambil buku kecil dari dalam tas cangklongnya. Dia menulis sesuatu. Ternyata gadis itu bisu sehingga harus berkomunikasi menggunakan tulisan.

[Tuan, apakah Tuan hendak membeli kalung mutiara untuk kekasih Tuan?] tanya anak kecil itu.

Min Hyuk menjawab "Iya, kenapa?"

Gadis itu menulis lagi dibukunya.

[Tak tepat kalau Tuan membelikan kalung mutiara untuk kekasih Tuan. Karena Mutiara itu simbol air mata. Lebih baik Tuan beli kalung saya ini. Kalung ini kalung ajaib yang akan membuat Tuan dan kekasih Tuan bersama selamanya] jelas gadis itu lewat tulisan.

Min Hyuk duduk berjongkok di depan gadis kecil itu sambil tersenyum kagum, karena si Gadis Kecil itu pintar sekali merayu pembeli. Dia lihat kalung unik itu. Tak buruk juga dijadikan oleh-oleh untuk Man Se.

"Berapa?" tanya Min Hyuk.

Gadis itu tersenyum lebar sambil mengangkat ke sepuluh jarinya. Min Hyuk paham, lalu dia berdiri mengambil uang di dompetnya. Diberikanlah uang itu kepada si Gadis lusuh. Kalung unik itu jadi milik Min Hyuk.

Tak lama setelah kalung itu di tangannya, tiba-tiba Min Hyuk ditabrak oleh seseorang yang membawa banyak kardus dari dalam toko. Min Hyuk terkejut, kardus-kardus beserta isinya berhamburan, sang Pemilik kardus panik lalu minta maaf kepada Min Hyuk. Setelah membantu orang yang menabraknya tadi, dilihatnya si Gadis kecil sudah menghilang, lenyap seperti hantu di antara pohon-pohon yang bergoyang tertiup angin Pantai Jeju. Benar-benar gadis misterius, pikir Min Hyuk.

***

Di kamar resort, Min Hyuk memandangi kalung di tangannya. Dia tersenyum sendiri. Kalung yang unik dan cantik. Pasti cocok untuk Man Se.

Tiba-terdengar ketukan di pintu, dan Min Hyuk mengizinkan masuk.

"Tuan, mereka sudah menunggu di restoran di luar resort. Apakah kita berangkat sekarang?" tanya Sekretaris Park.

Min Hyuk mengangguk. Mereka mengendarai mobil keluar dari resort. Tak jauh dari sana ada sebuah perkampungan. Mobil mereka menuju sebuah warung yang agak sepi.

Di dalam sudah ada Detektif Ahn dan seorang laki-laki menggunakan jaket tebal dengan cambang yang jarang dan tak terawat. Setelah memberi salam, mereka berempat duduk. Laki-laki bernama Tuan Choi itu memandang Min Hyuk .

"Tuan, saya minta maaf," ucap laki-laki itu.

"Permintaan maaf tak tepat kalau kau sampaikan kepadaku, karena aku juga ikut bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Aku ingin kau menjelaskan dengan jujur kepadaku apa yang dilakukan oleh pamanku terkait dengan kebakaran pabrik. Kau tahu korban ledakan itu tak sedikit," jelas Min Hyuk.

"Tuan, saya bersedia menjadi saksi apabila dilakukan persidangan nanti. Dan ini, buku harian milik Sekretaris Oh yang saya ambil dari rumahnya. Buku harian ini memuat semua kegiatan Sekretaris Oh dan Tuan Kang, ayah Anda. Bisa dijadikan barang bukti untuk kasus ini. Saya sengaja menyimpannya terdorong rasa bersalah saya atas kasus ini. Tuan Kang Min Jung memang benar sudah menyuap saya agar menutup kasus ini, dan menganggapnya sebagai kebakaran biasa agar bisa mengklaim asuransi untuk menutupi krisis keuangan perusahaan waktu itu," jelas Tuan Choi sambil memberikan sebuah buku bersampul kulit berwarna hitam milik Sekretaris Oh, ayah Man Se.

Hati Min Hyuk bergetar haru memegang buku harian itu. Buku milik orang yang sudah dianggapnya seperti ayahnya sendiri. Laki-laki yang berhati hangat, murah senyum, dan selalu menemaninya karena ayahnya sendiri sibuk bekerja.

Ibu Man Se, seorang perempuan yang lemah lembut. Ibu Man Se dulu baby sitter yang menjaga Min Hyuk sejak kecil, sampai akhirnya menikah dengan Sekretaris Oh lalu berhenti bekerja. Suatu hal mendorong ibu Man Se bekerja di pabrik milik Tuan Kang. Entah apa motif ibu Man Se bekerja lagi. Sampai hari yang mengenaskan itu terjadi.

Hal yang wajar jika Min Hyuk merasa kehilangan kedua orang itu. Min Hyuk berjanji akan menjaga Man Se sebagai balas budi. Mereka berbincang lama, dan Detektif Ahn akan membantu proses re-investigasi kasus kebakaran pabrik.

***

Min Hyuk kembali ke resort diantar Sekretaris Park. Min Hyuk duduk diam di kursi belakang, sesekali menarik napas panjang. Pikirannya menerawang jauh ketika Man Se dibawa pulang oleh Nyonya Kang. Min Hyuk kecil melihat semua percakapan itu di balik tembok. Masih teringat jelas ucapan ayahnya ketika melihat bayi di gendongan ibunya.

"Kau hanya akan membesarkan benalu beracun dalam keluarga ini. Aku tak menyukainya, seharusnya kau antar dia ke panti asuhan daripada akan jadi masalah ke depannya," itu yang diucapkan oleh Tuan Kang.

Sekretaris Park melihat Min Hyuk dari kaca spion.

"Tuan, apakah tak sebaiknya kita minum-minum dulu?" ajak Sekretaris Park.

"Aaah, tidak, aku sedang tak ingin minum malam ini," jawab Min Hyuk menolak ajakan Sekretaris Park.

"Apakah Anda yakin dengan langkah Anda membuka kasus ini ke publik? Itu sama saja dengan Anda bunuh diri. Apabila terjadi, saham akan menurun, dan Anda bisa disalahkan atas semua itu. Anda sedang berusaha menjatuhkan ayah dan paman Anda sendiri," kata Sekretaris Park.

Min Hyuk diam. Tak ingin berargumen. Min Hyuk tahu konsekuensi apa yang dilakukannya. Tak hanya Sekretaris Park yang mengingatkan, bahkan Seo Woo juga sudah mengingatkan. Setelah proyek musim dingin New Millenium diluncurkan, Min Hyuk akan menanyakan semua kebenaran kepada ayahnya.

***

Udara malam semakin dingin, apalagi mendekati musim dingin di penghujung tahun. Min Hyuk duduk di kamar resort yang menghadap ke laut. Di bukanya halaman demi halaman buku harian Sekretaris Oh. Semua agenda perjalanan dan tugas-tugas yang diberikan oleh Tuan Kang, ayahnya, tercatat rapi di buku itu.

Sampai pada halaman-halaman terakhir, hati Min Hyuk mulai bergetar. Dalam buku harian itu tertulis bahwa kakak perempuan dari ibu Man Se dan beberapa kawannya menjadi korban kecelakaan di pabrik sehingga mereka harus dirawat di rumah sakit. Pihak perusahaan tak mau bertanggung jawab sehingga hal ini mendorong ibu Man Se kembali bekerja untuk mencari biaya perawatan kakak perempuannya yang sakit. Tapi takdir berbicara lain, kakak dari ibu Man Se meninggal dunia.

Ibu Man Se bertekad untuk menuntut perusahaan dan memimpin demo menuntut kesejahteraan dan jaminan keselamatan kerja. Tapi perusahaan tak menggubrisnya. Bahkan Tuan Kang meminta Sekretaris Oh untuk menghentikan aksi istrinya. Atas desakan dari suaminya aksi mereka berhenti. Mereka berdialog dan membuat kesepakatan ganti rugi bagi keluarga korban. Pekerjaan di pabrik mulai berjalan lancar.

Min Hyuk membaca halaman selanjutnya, tertanggal sesuai dengan kejadian kebakaran pabrik. Tertulis di situ ternyata pihak perusahaan tak menepati janji sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan bersama. Hal ini membuat Sekretaris Oh juga merasa terpojok dan mengajukan surat pengunduran diri.

Setelah sekian tahun mengabdi pada Tuan Kang, tak pernah Sekretaris Oh merasa sekecewa itu. Sekretaris Oh tak bisa menyalahkan sepenuhnya Tuan Kang, tapi Samchon Kang yang seharusnya dipersalahkan. Dia tidak mampu menjalankan perusahaan sehingga membuat perusahaan jatuh dalam krisis keuangan.

Sekretaris Oh tahu pabrik itu sudah diasuransikan. Apabila terjadi sesuatu, uang jaminannya cukup untuk menutupi krisis dan uang ganti rugi untuk karyawan. Sekretaris Oh sempat menguping pembicaraan antara seseorang dengan Samchon Kang untuk membuat kebakaran yang direncanakan. Tapi Sekretaris Oh tak tahu siapa laki-laki itu. Cerita dalam buku harian berhenti di situ.

Min Hyuk menghela napas panjang. Wajahnya terasa panas dan dadanya bergemuruh karena geram. Dia harus segera mengklarifikasi semuanya kepada ayahnya setelah proyek New Millenium diluncurkan.

***

Tuan Kang, ayah Min Hyuk sedang duduk di belakang meja kerjanya. Seorang laki-laki berpakaian rapi masuk ke dalam ruangan.

"Aaah Sekretaris Min," sapa tuan Kang.

Tuan Kang, sosok laki-laki tua berkacamata tapi masih terlihat wibawa terpancar darinya.

"Anda memanggil saya, Tuan?" ujar laki-laki itu sambil membungkukkan badan memberi hormat.

"Bagaimana hasilmu mengawasi Min Hyuk?" tanya Tuan Kang.

"Ya, Ketua," jawab laki-laki itu menganggukkan kepala tanda hormat lalu menyerahkan sebuah amplop cokelat besar kepada Tuan Kang.

Tuan Kang membuka amplop itu dan melihat foto-foto di dalamnya. Foto-foto Min Hyuk dan Man Se bersama-sama di pasar serta foto Min Hyuk sedang mengadakan pertemuan dengan Detektif Ahn. Bahkan semua foto aktivitas Min Hyuk di Jeju.

"Hmmm ... lanjutkan saja misimu memata-matai Kang Min Hyuk," ujar Tuan Kang.

"Ya, Ketua Kang," jawab Sekretaris Min. Lalu undur diri.

Tuan Kang diam merenung. Tak lama kemudian masuk Samchon Kang.

"Kak," sapa Samchon Kang.

Melihat adiknya datang, Tuan Kang mengangsurkan amplop coklat di depannya. Samchon Kang lalu membukanya. Dia terkejut dengan foto-foto itu. Samchon Kang ingat wajah si Petugas pemadam kebakaran dan polisi yang pernah disuapnya terkait kasus kebakaran pabrik. Dia terkejut melihat mereka bersama Min Hyuk

"Min Hyuk sedang mengadakan investigasi terkait kebakaran pabrik. Dulu aku diam untuk menutupi kelakuanmu. Aku pikir aku tak bisa membantumu kali ini. Lebih baik kau siap-siap," ujar Tuan Kang.

Samchon Kang diam berpikir. Dalam hatinya muncul rasa khawatir kejahatannya pada masa lalu terbongkar oleh keponakannya sendiri. Dia menutupkan kedua tangan ke mukanya. Tampak sangat resah. Tuan Kang tanpa bicara sepatah kata pun keluar ruangan meninggalkan Samchon Kang sendirian.

Racun sang Setan mulai dilesatkan pada Min Hyuk dan keluarganya. Genderang perang dalam keluarga Kang mulai di tabuh. Anak melawan orang tua dan sebaliknya. Hilangnya rasa percaya, hilangnya amanah, penindasan pada yang lemah, dan saling menikam. Tidakkah perpecahan yang diinginkan oleh sang Setan untuk membuat manusia sengsara?