webnovel

The Scent of Life (1)

Oh Man Se, seorang gadis yatim piatu yang diangkat anak oleh keluarga Kang. Dia jatuh cinta pada Kang Min Hyuk, kakak angkatnya sendiri. Ada banyak halangan cinta menghadang mereka. Apakah Oh Man Se sanggup untuk bertahan?

Maria_Ispri · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
27 Chs

BAB 16 DIA ADA DI SEOUL

Para peserta audisi bintang film yang akan diproduksi Grup Kang berdiri di bawah tenda pendaftaran. Mereka masuk ke gedung lalu mengantri di depan ruang audisi. Satu persatu mereka yang mendaftar dipanggil masuk.

Para peserta audisi menggunakan berbagai macam kostum dan menunjukkan talenta yang mereka miliki. Hye Bin dan Hae Won terlihat di antara para pengantri sedang kepanasan di luar sambil kipas-kipas.

Hae Won sudah masuk terlebih dahulu, sementara Hye Bin memilih duduk di taman sambil membaca skenario yang diberikan panitia. Sepasang mata dari balik kaca gedung memandangnya. Tatapannya sendu. Laki-laki setengah baya itu Kang Min Hyuk, CEO Grup Kang. Sambil meminum secangkir kopi di tangannya, dia memandang keluar jendela. Min Hyuk memandang Hye Bin yang sedang memilin-milin ekor kudanya. Sampai seseorang datang menghampiri Min Hyuk.

"Tuan CEO, rapat direksi sudah siap," ujar Sekretaris Park.

Min Hyuk masih diam dan pandangannya tetap tertuju ke arah Hye Bin.

"Siapa yang Anda lihat? Gadis itu?" tebak Sekretaris Park.

"Tidakkah kau ingat seseorang ketika melihat gadis itu?" tanya Min Hyuk.

Sekretaris Park diam sesaat lalu menjawab.

"Nona Oh!" jawab sekretaris yang setia itu, tampak tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Gadis itu memang mirip dengan Oh Man Se.

"Hmm ... tapi mungkin ini suatu kebetulan saja kalau mereka mirip satu sama lain," ujar Min Hyuk

"Hmmm ... bisa jadi Tuan CEO," jawab sekretaris itu.

"Man Se, bagaimana kabarmu sekarang?" gumam Min Hyuk, "Aku merindukanmu. Aku sangat lelah menunggumu. Hingga aku menjadi pahit tanpa kehadiranmu. Kau ada dimana Man Se? Apa kau takkan pernah muncul kembali? Apakah aku takkan pernah melihatmu lagi?" batin Min Hyuk lalu menaruh cangkir kopinya di atas meja.

Sekretaris Park hanya diam melihat kesedihan pimpinannya yang selama puluhan tahun didampinginya. Oh Man Se dikabarkan menghilang dua puluh tahun yang lalu ketika Kang Min Hyuk melangsungkan pernikahannya dengan Hong Sun Hwa.

Kang Min Hyuk beranjak pergi ke ruang rapat.

"Sekretaris Park, minta tolong Detektif untuk mencari Jung Min Ji," ucapnya sambil berlalu.

Sekretaris Park mengiyakan permintaan tuannya untuk mencari Jung Min Ji, teman akrab Oh Man Se.

***

Hae Won keluar ruangan sambil berteriak kegirangan. Dia berhasil lulus audisi dan akan masuk babak seleksi selanjutnya. Mereka berpelukan. Sekarang giliran Hye Bin audisi. Ketika masuk ke dalam ruangan. Semua mata juri langsung menatapnya. Panas dingin badannya. Deg-degan jantungnya. Tangannnya terasa dingin dan udara ruangan terasa berat. Salah seorang juri menyapanya dan menanyai namanya.

"Nama saya Jung Hye Bin," jawab Hye Bin gelisah.

"Anda sudah baca skenarionya? Coba Anda mulai berakting!" minta juri.

"Ya ... emm ... emm ..." Hye Bin gugup luar biasa, bahkan dia lupa dialognya. Wah bagaimana ini, pikir Hye Bin.

Telinganya terasa berdenging. Dia membungkukkan badan meminta maaf kepada juri, lalu pamit keluar ruangan. Hye Bin benar-benar tak bisa menguasai kegugupannya. Dia memutuskan mundur.

Hae Won melihat Hye Bin keluar ruangan sambil menangis. Dia bisa menebak apa yang terjadi. Dia memeluk sahabatnya itu agar bersabar. Mungkin belum takdirnya menjadi pemain film. Hye Bin duduk di taman, masih bersedih. Hae Won pamit pergi mencari makanan dan minuman untuk mereka.

***

Ketika Hye Bin sendirian, datang seseorang berjaket dan bersepatu hijau mendekat. Hye Bin mendongakkan kepalanya, melihat sosok yang berdiri di hadapannya. Laki-laki yang menabraknya di wisma lansia. Laki-laki itu mengangsurkan minuman kaleng ke depan wajah Hye Bin.

"Apakah hobimu memang jatuh?" tanya laki-laki itu menyindir, tapi wajahnya terlihat ramah tersenyum.

"Siapa kamu, berani berkomentar seperti itu?" jawab Hye Bin.

"Minumlah ini, agar kau merasa sedikit nyaman di hati," ujar laki-laki itu sambil menyodorkan kembali minuman kaleng kepada Hye Bin.

Hye Bin menolaknya. Karena merasa ditolak, laki-laki itu pun duduk di sebelah Hye Bin sambil meminum minuman kaleng.

"Jung Hye Bin, jangan bersedih hanya karena kehilangan kesempatan menjadi apa yang kau inginkan. Kadang tak selamanya yang kau inginkan bisa menjadi kenyataan. Terima saja takdirmu, siapa tahu itu yang terbaik untukmu," ujar laki-laki itu sok bijak.

Hye Bin heran siapa laki-laki sok bijak yang tiba-tiba sok akrab dengannya. Bahkan mengetahui namanya.

"Hello ... siapa kamu? Aku tak mengenalmu, tapi kamu sok tahu tentang aku," ujar Hye Bin

"Aku? Kenalkan. Aku Kang Hyeo Jin. Kita akan sering bertemu nanti. Aku mengenalmu, tapi kau pasti tak mengenalku."

Hye Bin agak sebal dengan laki-laki itu, walau sebenarnya berwajah manis, dan umurnya terlihat lebih muda dibanding dirinya. Dari jauh Hae Won datang, Hyeo Jin melihatnya dan berdiri hendak pergi.

"Sepertinya aku harus pergi. Sampai jumpa lagi," pamit Hyeo Jin menjauh dan melambaikan tangannya kepada Hye Bin.

Hye Bin melengos. Hae Won mengerutkan dahi melihat ada sosok laki-laki yang pergi barusan.

"Siapa?" tanya Hae Won

"Entahlah."

Mereka menghabiskan makanan di taman sambil bercerita apa saja yang akan mereka lakukan seandainya Hae Won berhasil menjadi bintang film terkenal.

Laki-laki yang bernama Hyeo Jin itu berjalan kaki menuju ke dalam gedung sambil membuka file galeri di gawainya. Terlihat foto-foto Hye Bin yang sedang mengurusi Nenek Kang. Laki-laki itu tersenyum ceria. Foto-foto itu dikirim oleh Nyonya Cha.

Kang Hyeo Jin terus berjalan ke arah elevator. Kebetulan bertemu dengan Sekretaris Park. Mata Sekretaris Park membulat melihat sosok Hyeo Jin.

"Tuan Muda, Anda di sini? Kenapa Anda tak memberitahu kami?" ujar Sekretaris Park.

"Aku ingin membuat kejutan untuk papa," ujar Hyeo Jin tersenyum nyengir.

Mereka berdua masuk ke elevator dan sampai di lantai ruang direksi. Kedatangan Hyeo Jin mencuri perhatian para pegawai dan resepsionis. Semua mata memandang sosoknya.

Hyeo Jin menebar pesonanya sambil memberi ciuman jarak jauh untuk semua orang yang ada di kantor dan kagum pada sosoknya. Tanpa sadar dia menabrak sosok yang sedang berdiri di hadapannya.

"Pa ...," ucap Hyeo Jin terkejut.

Min Hyuk diam dengan tatapan mata serius memandang anak laki-laki satu-satunya.

"Anak ini, kerjaanmu hanya main-main saja!"

Min Hyuk memasang muka marah. Hyeo Jin mengkerut, tapi tangan kakinya sudah memasang kuda-kuda beladiri. Min Hyuk memukul Hyeo Jin, tapi Hyeo Jin bisa menghindar ke belakang, lalu dengan gesit naik ke punggung ayahnya. Min Hyuk tertawa, begitu juga Hyeo Jin. Adegan perkelahian itu hanya pura-pura. Min Hyuk sangat menyayangi Hyeo Jin, anaknya dari Hong Sun Hwa.

''Apa kau sudah menemui nenekmu?" tanya Min Hyuk ketika mereka sudah di dalam kantor.

"Sudah," jawab Hye Jin.

"Temui Dokter Hyun, ambil alih Kafe PM. Dia sudah kuberitahu sepulangmu dari Eropa kau yang akan mengelola kafe itu. Belajarlah mengelola usahamu dan berdiri di kakimu sendiri," pesan Min Hyuk.

"Ya," jawab Hyeo Jin.

Min Hyuk ingin anaknya memilih jalan hidupnya sendiri. Hyeo Jin belajar menjadi chef dan barista di Eropa.Sekarang, Min Hyuk akan mewariskan sebuah kafe yang dia dirikan bersama seseorang yang pernah menorehkan cinta di hatinya.

Dia tak ingin anaknya bernasib sama dengannya. Tak bisa menjadi dirinya sendiri dan meraih cita-citanya menjadi seorang chef. Takdir hidupnya menjadi anak sulung keluarga Kang. Dia harus meneruskan usaha ayahnya yang sudah meninggal karena serangan jantung, ketika perusahaan mengalami keterpurukan dua puluh tahun yang lalu.

Kala itu, Min Hyuk mengadakan konferensi pers terkait kebakaran pabrik obat setelah menikahi Sun Hwa. Awalnya Sun Hwa menentang langkah Min Hyuk, tapi perempuan itu pintar membaca kondisi. Akhirnya dia menyetujui untuk penangkapan Samchon Kang. Itu lebih mudah baginya untuk melenggang ke tampuk kepemimpinan Grup Kang. Apalagi kalau sampai Sun Hwa memiliki anak dari Min Hyuk, maka akan lebih mudah menyetir semua kebijakan perusahaan.

Samchon Kang ditangkap, tak lama kemudian harga saham anjlok dan Min hyuk dilengserkan dari kursi CEO. Kondisi kesehatan Tuan Kang memburuk, dan akhirnya meninggal dunia. Tuan Hong, ayah mertua Min Hyuk membantu melobi para pemegang saham dan investor sampai akhirnya perusahaan kembali ke tangan Min Hyuk.