Gayatri menyibak rambutnya ke belakang, dengan kesal mengikatnya dengan sebuah karet gelang hijau bekas nasi padang yang ia beli untuk makan siang tadi. Ini sudah sore, hampir jam lima, namun Gayatri masih betah berkutat dengan laptopnya di ruangan Edwin. Atasannya itu juga masih ada di sana, bersama-sama mencari dan memvalidasi sumber berita sebelum agenda menggoreng PSGI dan Chairi kembali mereka lakukan.
Seminggu berlalu semenjak pertemuan mereka dengan Yohana, Anas, dan Nathan, dan selama seminggu itu jugalah internet dan media memanas. Wajah Chairi bersama kader-kader penting PSGI muncul di mana-mana, meski hanya sedikit dari tayangan berita itu yang benar-benar berhasil mewawancarai atau sekedar meliput tanggapan singkat sang politisi senior atas desas-desus yang menimpa partainya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com