Seakan Heres telah kehabisan semua kata-kata yang ia miliki di dalam kepalanya. Untuk sejenak, ia hanya bisa terdiam membisu dan berdiri mematung. Ia memandang Wailse dengan tatapan yang aneh, lalu ia melirik ke arah jasad Satya yang sudah terbujur kaku di dekatnya.
"Ia benar-benar sudah tiada?" tanya Heres lirih.
"Ya, tentu saja. Kau pikir ia hanya pingsan?"
"Ia sungguh tiada dan tak bisa bereinkarnasi lagi?"
"Kau meragukan kemampuan senjataku?"
"Tidak. Hanya saja ... ini terlalu ... ah, aku tak tahu lagi harus berkata apa?"
"Terlalu cepat? Terlalu singkat? Aku tak suka berbasa-basi dengan orang. Kuberikan salah satu keinginan terbesarnya, yaitu kematian, supaya ia tidak menganggu jalannya tugasku nantinya. Jika kau mau, aku bisa melakukan hal yang sama padamu, Heres. Tapi, kau masih muda. Kukira maut bukanlah salah satu hal yang sangat kau impikan. Kau masih ingin menikmati dunia, ada banyak sekali angan-angan yang ingin kau wujudkan, bukan begitu?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com