Life is about making mistakes.
Everyone makes mistakes.
From that mistakes we learn. ~ Tom
"Drac kita akan lewat dua jalan berbeda, aku masuk lewat pintu sebelah kanan terlebih dahulu. Pintu kanan akan menuju bagian atas. Setelah itu kau baru lewat pintu sebelah kiri. Pintu kiri menuju bagian bawah. Karena kata Robert The Black Hawk tak pernah mempekerjakan anak dibawah umur. Mereka pasti mencurigaimu Drac. Jadi saat aku masuk dulu. Usahakan kau bisa menyelinap masuk ke sana. Paling tidak jangan ada perkelahian sebelum kita masuk." Kata Charlie yang masih berada di dalam mobilnya
"Baiklah akan kuusahakan." Kata Draco
"Baiklah ayo kita lakukan ini." Kata Charlie sambil membuka pintu mobilnya dan segera menuju ke sebelah kanan sedangkan Draco menunggu aba aba Charlie.
"Hei siapa kau. Kau pasti baru disini. Kami tak pernah melihatmu." Kata beberapa orang berjas menghampiri Charlie
"Aku Donald Duck." Kata Charlie sambil menunjukkan gelang yang diberikan janda tersebut lalu mengisyaratkan pada Draco.
Ketika Draco baru masuk orang orang berjas itu langsung menoleh ke arah Draco.
"Hei! Berhenti disana anak kecil!"
Sial! Sial! Sial! Batin Draco. Draco pun berhenti.
"Sejak kapan Mr Two Face mempekerjakan anak kecil?! Siapa namamu nak?!"
"Namaku mickey mouse dan aku baru masuk dalam organisasi ini dan aku rasa aku salah jalan seharusnya aku lewat pintu kanan. Terimakasih sudah mengingatkan." Kata Draco sambil menunjukkan gelangnya dengan segera Draco pun langsung segera pergi menyusul Charlie.
"Charlie!" Bisik Draco yang ada di belakangnya.
"Bagaimana kau bisa lewat atas? Bukannya kau tadi menuju ke bawah?" Bisik Charlie
"Aku mengambil pintu kanan gara gara ketahuan tadi. Karena jika di pintu kiri, tentu saja orang orang disana termasuk Mr Two Face bisa saja melihatku. Dan bagian bawah biasanya berisi orang orang yang punya jabatan tinggi daripada di atas. Jika tidak, tidak mungkin kalau meja yang besar itu hanya untuk orang orang yang punya jabatan yang lebih kecil."
"Kau tak memukul mereka kan?"
"Tidak. Aku hanya melewati mereka dengan mudah."
Tak lama kemudian munculah sosok bertopeng dengan topi mafianya dari balik pintu dan duduk di kursi besar yang sudah disediakan di meja besar itu.
"Apa ada yang tahu apa tujuan kita disini?" Kata Mr Two Face
"Untuk memilih pengganti." Kata salah satu orang yang duduk di meja itu
"Tepat sekali untuk memilih pengganti. Apa ada yang mau bersuka rela menggantikan beberapa kursi yang kosong itu?"
"Sepertinya aku kenal suara itu." Bisik Charlie
"Suara apa?" Tanya Draco
"Suara Mr Two Face. Sepertinya aku pernah mendengarnya lama sekali tapi aku tak tahu siapa." Bisik Charlie
"Aku akan menggantikan kursi kosong itu." Kata seorang yang duduk di meja itu.
"Baiklah silahkan duduk kalau begitu." Kata Mr Two Face
Brak!
Pria besar menendang pintu dan menghampiri orang yang baru saja mencalonkan diri tadi. Pria itu kemudian menekan kedua ibu jarinya ke mata orang itu kemudian mematahkan lehernya dan melempar orang itu. Lalu duduk di kursi tempat orang yang mencalonkan diri tadi.
"Nah sekarang apa masih ada yang mau mencalonkan diri lagi?"
Semua tak menjawab
"Bagus. Kedatangan Nostra Santino cukup membuatku jengkel mereka sudah membunuh beberapa anggotaku. Mereka juga bisa lolos dari laboratorium di pulau terpencil. Semua rencanaku hampir saja berhasil jika kalian tidak mengacaukannya. Kau tahu bagaimana kalian mengacaukannya di saat misi kalian di laboratorium itu. Kalian melupakan radio kecil mereka. Jika kalian tahu ada radio itu dan kalian menghancurkannya. Anggota anggota mereka yang lain tidak akan pernah menemukan mereka. Seharusnya kalian menyerang mereka disaat mereka sendiri, mereka selalu kuat saat bersama."
"Sudah kami coba tapi hasilnya sama saja." Kata salah satu orang yang duduk di kursi itu
"Bukan itu yang aku maksud. Kalian seharusnta bisa memikirkan cara untuk memancing mereka dengan kelemahan kelemahan mereka." Kata Mr Two Face
"Apa kelemahan mereka."
"Meskipun mereka mafia tapi mereka hidup sehari hari hampir seperti orang normal. Keluarga adalah kelemahan mereka. Mereka mempunyai keluaraga, saudara, anak anak, satu sama lain, dan pacar. Bukan begitu Charlie? Aku rasa kau juga membawa adikmu yang kau sayangi itu hmm?" Kata Mr Two Face menoleh ke arah Charlie
"Shit!" Draco pun langsung meninggalkan tempat itu.
Semua anak buah langsung pergi menuju ke atas termasuk pria besar tadi.
Ketika Charlie berbalik di belakangnya sudah ada orang orang yang menjaga pintu tadi.
"Halo namaku Donald Duck!"
Charlie hanya tersenyum lalu menghajar pria pria berjas itu dan menembakinya lalu pergi menuju mobilnya dan melaju pergi.
"Draco! Kau dimana?"
"Aku sudah melaju pergi entah dengan mobil siapa."
"Tunggu kau mencuri mobil?!"
"Iya karena aku takut mati di tangan orang orang itu."
"Dasar pengecut!"
"Oh Charlie ini urusanmu! Dia tahu namamu! Dia mengenalmu! Aku tak mau terlibat! Dan aku rasa pria besar itu dan anak buahnya juga mengejarmu."
"Bagaimana kau tahu?!"
"Insting! Aku sudah merasakannya saat pria besar itu beranjak dari kursinya. Sudahlah kau pasti akan selamat! Kau kan hebat! Aku akan menunggumu di hutan terdekat jika kau sudah selesai dengan pria pria itu."
"Sialan!"
Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor!
"Ini anti peluru bodoh." Kata Charlie
Sambil mengaktifkan mode penembak. Sehingga belakang mobilnya mengelurkan senjata machine gun dan menembaki mobil di belakangnya. Akhirnya mobil dibelakangnya itu menabrak mobil dibelakangnya dan meledak.
"Robert aku sangat mencintaimu. Senjata ini keren!"
"Demi Tuhan Charlie! aku harap kau mengembalikan mobil itu dengan sempurna." Kata Robert
"Baiklah akan kuusahakan."
Charlie pun menoleh kebelakang. Melihat orang orang dibelakang mereka mengeluarkan senjata besar dari baik tas.
"Sial apa itu bazooka!?!"
"Maafkan aku Robert sepertinya aku tak bisa mengembalikan mobilku dengan utuh."
"Apa?!"
"Sial! Sial! Apa yang harus kulakukan. Jalannya terlalu sempit untuk menghindar dari bazooka itu. Mari kita lihat. Mari kita coba dengan instant kill."
"Gagal. Roket belum dimasukkan." Kata komputer di mobil itu.
"Berengsek! Aku tak punya cukup waktu unuk memilih." Charlie pun membuka bagian atas mobilnya membuka smoke bombnya."
Charlie langsung memencet tombol terbang. Seketika itu juga kursi Charlie mengeluarkan sabuk pengaman yang mengikatnya dan seketika itu juga Charlie langsung terlontar terbang dari kursi itu. Tak lama kumudian kursi itu pun mengeluarkan parasut.
Duarr!! Mobil Charlie pun tertembak bazooka itu dan menyebabkan mobil itu terbakar dan terlempar. Kemudian masuk dan tenggelam ke sungai
Charlie pun mendarat dengan selamat di jalan lain dan segera berlari menuju gang kecil.
"Drac! Curi kendaraan lain dan jemput aku satu jam lagi akan kukirimkan lokasiku!"
"Bukannya kau punya mobil sendiri?"
"Jangan banyak tanya sekarang. Robert akan membunuhku. Akan kujelaskan nanti."
***
"Tuan. Ada seorang wanita yang ingin bertemu dengan anda."
"Siapa?" Tanya Charlie sambil meminum whiskeynya
"Dia bilang dia Victoria Grayne."
Draco yang sedang memakan makanannya langsung tersedak.
"..... Baiklah suruh dia masuk."
Plak! Victoria menghampiri Charlie dan menampar Charlie dengan keras.
Ketika anak anak buahnya beranjak. Charlie dengan cepat langsung mengisyaratkan tangannya untuk menghentikan mereka.
"Tinggalkan kami sendiri." Kata Charlie seketika itu juga semua anak buah Charlie meninggalkan ruangan itu.
"Aku kira kau tak pernah ke club Vic."
"Aku ke sini untuk mencarimu! Aku mencarimu kemana mana!!!"
"Maksudmu untuk menamparku?"
"Jadi ini yang selalu kau lakukan untuk mendapatkan uangmu yang berlimpah itu?! Minum minum sampai mabuk, menjual kokain, heroin!?!? Membunuh orang orang."
"Lalu kau memintaku untuk menjadi apa hah?!?!
Draco pun menguping di balik pintu.
"Kau tahu itu tidak baik kan nak?" Ucap salah satu anak buah Charlie
"Aku tahu, makanya kulakukan."
"Jadi ini pekerjaanmu seumur hidup?!?!" Bentak Victoria
"Aku tak bisa memilih!!!" Bentak Charlie
"Oh kau tak bisa memilih?! Jadi semua yang kau katakan bohong?
"Ya! Kau puas hampir semua yang kulakukan bohong!!! Kau juga seorang yang bodoh bisa jatuh cinta pada seorang mafia!!!"
Plak! Victoria menampar Charlie lagi
"Kenapa kau tak pernah memberitahuku sebelumnya?!?! Bahwa pekerjaanmu seperti ini?!?! Kau sudah membohongiku!!! Aku hanya ingin kau hidup normal Charlie!!! Tapi semenjak aku bertemu denganmu saat kau hilang. Kau berubah. Kukira semua orang pasti berubah. Namun sekarang kau tak seperti orang yang aku kenal dulu."
"Semua orang berubah! Aku bahkan tak tahu bagaimana diriku yang dulu. Tak ada namanya hidup normal bagiku!!! Dari kecil aku sudah tak bisa hidup normal!!! Dan kau memintaku untuk hidup normal?!?! Tak ada harapan aku dan kau hidup bahagia memiliki keluarga sampai kita tua nanti!!! Tak ada yang namanya harapan seperti itu!!! Ini pelajaran bagimu untuk jangan mudah percaya pada seseorang!!! Karena itu jangan percaya padaku!!! Lebih baik kau mencari orang lain yang lebih baik daripada aku dan lupakan semua tentangku dan jangan pernah menemuiku!!! Dan pergilah hidup normal!!!"
"Kau yang membuatku percaya padamu!!! Perkataanmu! Semuanya terasa nyata Charlie!!! Semua kebohongan indahmu itu yang membuatku terlelap pada impian!!! Meski kau menulis surat itu aku tak tahu sekarang apakah cintamu juga nyata atau hanya bagian dari kebohonganmu untuk membuatku terlelap lagi dengan kebohongan kebohongan membahagiakan. "
"Baiklah aku katakan yang sejujurnya!!! Aku hanya mempermainkanmu untuk menjadi pacarku!!! Semua yang kutakan. Semuanya bohong!!! Aku hanya bosan karena itu aku menjadikanmu pacarku!!! Kau terlalu bodoh hingga bisa jatuh dengan kebohongan indahku!!! Aku hanya mempermainkanmu saja!!! Hanya dengan perkataan indah dan hal hal palsu lainnya pun kau sudah percaya dan dengan bodohnya mencintaiku!!! Kau hanya salah satu bonekaku saja!!! Aku tak pernah mencintaimu!!! Kau puas mendengarkan kebenarannya!?!?!?"
Plak! Victoria menampar Charlie dengan keras.
"Aku bukan pelacurmu!" Kata Victoria. Seketika itu juga Victoria meninggalkan ruangan itu dengan air mata nengalir.
Charlie langsung meminum whiskeynya lagi.
"Kenapa kau melakukan itu? Beberapa menit lalu kau bilang kau mencintainya sekrang kau bilang tidak mencintainya dan mempermainkannya?!?! Katakan padaku bahwa yang kau katakan barusan itu bohong." Kata Draco membuka pintu dan duduk di depan Charlie.
"Entahlah kurasa aku memang tak mencintainya seperti dulu lagi." Kata Charlie sambil meminun whiskeynya lagi.
"Dari matamu aku bisa bilang bahwa kau sedang berbohong jika kau tak berbohong tak mungkin wajahmu sedih. Kau tak pandai berbohong di depanku Charlie. Jadi kenapa kau melakukan itu?"
"Kau memang selalu mengenalku. Pertama, aku berpikir aku bisa menerimanya dan kembali seperti dulu lagi, persis seperti harapanku. Hidup bersama dengannya dan bahagia tapi setelah kupikir lagi aku tak mau bersamanya." Air mata Charlie mulai mengalir.
"Kenapa?" Tanya Draco
"Karena aku tak pantas untuknya Drac. Dia gadis dengan kehidupan normal sedangkan aku tidak. Aku tak bisa bersamanya. Dia bisa bersama orang lain yang lebih baik daripada aku. Hidupnya akan berbahaya jika ada aku. Seorang Grayne tak akan pantas jika menikah dengan seorang mafia. Jadi aku ingin seseorang yang lebih baik dari aku untuk bersamanya karena dia lebih pantas bersama orang lain saja. Seseorang dengan hidup normal. Tak pernah membunuh orang orang. Tak pernah berbohong padanya ribuan kali seperti saat aku bersamanya. Seseorang yang bisa membuatnya tersenyum bahagia dan hidup bagaikan orang normal lainnya. Seseorang yang tak pernah membuatnya menangis dan khawatir. Seseorang yang selalu ada untuknya."
"Apa kau masih mencintainya?" Tanya Draco
"Aku sangat mencintainya tapi aku tak bisa memilikinya."
"Jangan katakan itu Charlie. Kau pantas bersamanya." Kata Draco
"Tidak, aku tak pantas. Jangan lihat hal hal positif dariku. Lihat juga hal hal negatif yang ada padaku. Apa aku memang pantas untuk seorang gadis polos yang baru saja kuremukkan hatinya? Apakah aku pantas dengan semua kebohonganku padanya? Di saat aku sering menghilang pun dia hampir tak pernah marah, aku tahu dibalik kesunyian dan kesabarannya, ada rasa khawatir padaku dan sedih. Di saat dia sedih dia selalu berpura pura bahagia di depanku. Di depan orang yang membuatnya sedih. Di depan orang yang mengucapkan kebohongan kebohongan indah padanya. Dia selalu mendengarkan rasa sakitku tapi aku sendiri hampir tak pernah ada untuknya. Aku tak pernah selalu merasa nyaman saat bersamanya. Karena aku tahu kami memang tak bisa bersama. Tapi terkadang dialah yang selalu membuatku tenang dan nyaman."
***
Tell me pretty lies, look me in the face
Tell me that you love me, even if it's fake
Cause I don't fucking care at all
You been out all night, I don't know where you been
You're slurring all your words, not making any sense
But I don't fucking care at all
Cause I have feelings for you
I act like I don't fucking care
Like they ain't even there
Cause I'm so fucking scared
I'm only a fool for you
My biggest mistake is fall for you
~ Victoria Grayne