webnovel

The Power of Laura

Laura,seorang pemburu 'laki-laki' cantik,tampan nan seksi,tak sengaja mengalami kecelakaan ketika mengikuti acara penjelajahan di hutan yang katanya begitu tersembunyi dan sulit dijelajahi.Ia terluka.Namun daripada kesakitan dan takut,ia malah kesal sendiri.Ya karena dia sendirian dan nampak nya teman-teman nya tak menyadari hilang nya dia. Hingga ia bertemu dengan seorang pemuda super tampan yang nampak nya tersesat dan juga terluka di hutan itu.Saat pertama kali ia melihatnya,Laura benar-benar terpesona.Bagaimanapun,sebagai seorang 'pemburu',untuk pertama kalinya ia melihat yang semenakjubkan ini.

SakuraBlossom667 · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
36 Chs

5.Malaikat

"Sayang nya bukan"

Laura terdiam.Dia nampak tercengang karena tidak percaya.Tatapan Gabriel perlahan surut.Apa gadis ini akan membencinya? kemudian menyuruhnya menurunkan dirinya karena ketakutan?

"Oh,tentu saja! Karena kau kan malaikat yang turun dari langit!"

Suara riang itu mengejutkan Gabriel.Ia mendongak dan menatap Laura yang tersenyum cerah dengan tatapan tak percaya.Apa gadis ini serius?!

"Gabriel,jangan merasa seperti kau makhluk atau monster atau apapun itu.Lagipula bahkan jika kau memang seperti itu,aku tidak akan takut atau membencimu.Karena kamu sangat baik dan mau membantuku" sambung Laura seraya menyengir.

"Kupikir diantara semua laki-laki cantik nan tampan seksi yang kutemui,kau beratus kali lebih baik dari mereka" puji Laura.Entah dia menjilatnya atau bukan.Namun Gabriel tak peduli.Selama gadis itu mengatakan nya dengan suka cita,ia tidak peduli jika itu sekedar kata-kata menjilat.

"Diantara...semua laki-laki cantik nan tampan seksi yang..kau temui?" ulang Gabriel.Menatap Laura dengan tatapan pura-pura polos.Melihat tatapan tanpa dosa Gabriel,membuat Laura memerah mengingat jiwa cabul nya saat itu dan pipi nya segera memanas.

"Tidak.Bukan itu maksud ku.Su-sudahlah,lanjut saja berjalan nya" jawab Laura sembari mendorong lembut kepala Gabriel menggunakan kedua tangan nya agar menatap kedepan.Enak saja ia membiarkan orang lain melihatnya seperti ini.

Gabriel tersenyum lembut dengan sikap gadis itu.

"Lalu,jika begitu...maukah kau terus bersamaku,selamanya?"

Saat bertanya seperti itu,Laura bingung.Bersama selamanya?.Apakah berteman?.Mungkin saja! Saat ini bukan waktu nya untuk terlalu percaya diri bahwa Gabriel mengajaknya kearah hal yang serius.Jadi...

"Hm! Tentu saja!!!"

🌹🌹

Setelah cukup lama berjalan dan hari mulai menjelang malam,mereka sudah hampir sampai keluar dari hutan.Hanya saja ini sudah malam dan tidak baik untuk melanjutkan.

"Wah untung aku selalu membawa ini" kata Laura seraya menyalakan flash dari ponsel nya.Cukup menerangi."Sayang sekali tas dan tendaku tak ada.Bagaimana ini?" keluh Laura.Gabriel diam memperhatikan wajah cantik gadis itu yang diterangi cahaya flash ponselnya.

Gabriel diam sebelum mengeluarkan sesuatu dari saku jaket nya.Sepotong roti.

"Untukmu.Kau pasti lapar" kata nya lembut.Laura terkejut."Benarkah? Terimakasih!" ia tanpa malu menerima nya.Gabriel mengangguk seraya tersenyum tipis.Namun sebelum ia mengatakan lebih lanjut,tiba-tiba Laura mengulurkan sepotong kecil roti.

Sepotong roti itu kembali dibagi menjadi dua.Sehingga berpotongan sama.Laura tersenyum riang.

"Aku tidak suka menyusahkan orang lain.Mana mungkin aku membiarkan mu kelaparan?" kata Laura santai."Tapi,kau kelaparan" jawab Gabriel tak menyangka."Lalu? Kau juga pasti kelaparan.Sudahlah,makan.Jangan banyak bicara.Makan saja" jawab Laura dengan tidak sopan menyuapkan potongan roti itu ke mulut Gabriel yang setengah terbuka.

Karena gerakan tiba-tiba nya,Gabriel terpaksa mengunyah dan menelan nya.Tatapan nya kini terfokus ke Laura yang mengunyah potongan roti itu dalam sekali lahap.Gadis itu nampak bahagia walau dalam keadaan seperti ini sekalipun.

"Oh,apa kau kedingininan? Mantelku cukup hangat,kau bisa memakai nya.Jaket dan tshirt mu terlalu tipis" kata Laura cepat."Harusnya aku yang menanyakan itu padamu" balas Gabriel tak percaya.Apakah ini semacam tipuan untuk menggoda para gadis?

Namun Laura nampak tak peduli.Ia melepas mantel yang dipakainya."Lihat,aku memakai double.Jadi,tak akan kedinginan" jawab nya seraya menunjuk hoodie dan sweater tebal yang dipakainya.Ia kemudian duduk disamping Gabriel dan ikut bersandar pada batang pohon.Kemudian ia menyelimutkan mantel itu pada Gabriel.

"Oh ya,kenapa kau bisa tersesat dan juga terluka? Lalu peralatan mu?" tanya Laura seolah menyadari sesuatu.Ia berbalik,menatap wajah menakjubkan Gabriel yang sedari tadi memperhatikan nya."Aku diajak sebuah kelompok kemari.Aku ditinggal dan barang-barangku pun ikut tertinggal" jawab Gabriel datar.

"Jadi...kau dikerjai?! Jahat sekali!" seru Laura tidak terima."Setelah ini kau harus membalas mereka.Laporkan saja pada polisi atau apapun itu.Seenaknya saja memperlakukan orang seperti itu!" omel Laura tanpa henti.Gabriel hanya tersenyum saja memperhatikan gadis yang tengah dirundung kekesalan itu.

"Hei,kenapa kau hanya diam saja?" tanya Laura kesal."Lalu?" jawab Gabriel dengan pertanyaan."Ah kau ini! Benar-benar cerminan ku dulu.Kau ini memang malaikat,masih saja bisa setenenang itu.Jika aku,cih aku akan berusaha menyadarkan diriku dan membalas" jawab Laura gemas.

"Membalas?" tanya Gabriel linglung."Hei,hei,hei...membalas tidak harus selalu dilakukan.Ya,selama kadar nya tidak terlalu parah,lupakan saja" jawab Laura meralat. Bahaya jika Gabriel yang seperti malaikat ini tercemar.Tidak boleh!

"Baiklah,aku mengerti" jawab Gabriel seraya mengangguk paham.Laura menghela napas lega."Hehe,lalu daripada kita diam saja,kau mau mendengar lagu-lagu favoritku?" tawar Laura.Gabriel mengangguk,menurut.Membuat Laura senang.

Gadis itu mengambil earphone dan sengaja memasang satu untuknya dan satu untuk Gabriel.Saat jemari panjang nya yang halus dan dingin itu tanpa sengaja menyentuh pipi,telinga dan leher nya,Gabriel sempat tertegun.Sebelum sesaat kemudian rileks.

Lagu-lagu dengan bahasa yang tidak dimengertinya pun diputar.Tapi,selama Laura menyukainya,ia akan berusaha menyukainya.Selama kurun waktu itu,keduanya diliputi dengan hening.Namun mereka menikmatinya dengan baik.

Laura mulai mengantuk.Ia mulai menutup matanya secara perlahan.Berbeda dengan Gabriel yang masih segar.Setelah memastikan gadis itu tertidur,Gabriel memilih menggunakan mantel sebagai selimut untuk mereka berdua.Apalagi mereka saat itu duduk bersandar seraya menekuk kaki mereka.Jadi,mereka berdua pun mampu terselimuti.

"Laura...kau...adalah milikku" bisiknya halus."Kau sudah mengatakan nya.Untuk bersamaku,selamanya" lanjut nya seraya membelai halus pipi Laura yang dingin namun tetap merona.Mata nya yang berwarna hazel bercampur kuning amber yang indah pun berubah semakin terang seketika.

"Sekarang,aku menemukan mu...mate ku"

Ia mengecup dahi Laura kemudian beralih mendekap tubuh mungil gadis itu agar mampu mendapatkan kehangatan dari tubuh nya.Tatapan nya fokus kedepan,kemudian ke langit-langit hutan yang gelap.

"Aku tahu cara seperti ini salah.Tapi aku tak punya cara lain lagi untuk membuatmu datang dan mau bersamaku" monolog nya."Hanya waktu.Waktulah yang akan menjawab semuanya" lirih Gabriel.

"Saat kau mengucapkan kau tidak takut atau membenciku dengan lugas,itu karena kau tidak tahu kebenarannya" tatapan nya berubah dingin dan suram."Bisa saja saat kau melihat wujud asliku,kau akan berbalik dariku" sambung nya semakin muram.Tangan nya mengepal tanpa sadar.

Membayangkan hal seperti itu,membuat dada nya terasa sakit.Seolah ada yang mencabiknya.Ia mengeratkan dekapan nya pada Laura.

"Karena itu...aku tidak akan melepaskanmu"

Inilah Gabriel yang sebenernya...

Gak ada polos imut-imutnyaaa

Gitu doank cuma didepan Laura,huuu

Well,semoga kalian suka...

Thank You

SakuraBlossom667creators' thoughts