Kalau ingin menghargai sekaligus menghormati keluarga, harusnya tidak hamil lagi. Simple, hal sederhana itu yang ada di otak Martin.
Martin menatap lurus sanga notaris. Napas Martin saling bersahutan. Martin marah.
"Aku sudah tahu soal fakta ini. Istriku yang menemukan ruang bawah tanah rancangan Mama. Yang aku tidak paham, istriku mengatakan kalau ruangan itu dirancang agar siapapun yang menemukannya keluar dengan mudah. Kenapa itu terjadi?"
"Maaf Tuan, saya yang mengatur semuanya."
"Kau!"
Emosi Martin meningkat. Tak habis pikir dengan tindakan sang notaris. "Bagaimana kalau orang lain yang menemukan ruang bawah tanahnya, kau mau tanggung jawab?"
Sang notaris keluarga mengela napas berat. Sudah menduga kalau Maret akan marah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com