Keributan mulai terjadi setelah semua orang menatap ke arah Ramon, sihir berwarna merah itu langsung memecahkan bola pengukur mana. Semua orang ribut memikirkan bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi. Ramon jelas merasa tidak nyaman karena tatapan itu tapi dia juga tidak bisa melakukan apa pun.
Para profesor juga sepertinya sudah menduga hal ini, tentu pihak Akademi sudah mendapatkan data diri si kembar yang memiliki mana di luar nalar. Sebelum bola itu pecah, warna bola itu berubah merah dan langsung pecah tanpa tersisa. Rimonda menggeleng melirik kakak kembarnya itu.
"Maafkan saya" ucap Ramon menatap terkejut pada pecahan bola itu.
"Saya mengerti karena sejak awal saya sudah mengetahuinya" jawaban Kepala Profesor membuat semua murid langsung berbisik.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com