webnovel

The Legend Of Seven Star Knights

Petualangan yang dibalut dengan kisah cinta 7 remaja yang dipertemukan karena takdir semesta menjadikan mereka para keturunan orang2 hebat terdahulu yang disebut ksatria bintang, untuk meneruskan misi penyelamatan yang tertunda. Misi penyelamatan yanga akan menyangkut nyawa mereka, kisah cinta yang rumit membuat mereka harus menjatuhkan hati mereka pada pilihan yang sulit. "Senyuman sinar mentari hangat kini terasa telah menembus kulit dalam perjalanan melewati dinginnya kabut di daerah perbukitan hijau yang indah. Berkeliling sambil berkuda merupakan rutinitas yang tak lagi awam dilakukan oleh masyarakat sekitar bukit ini, begitu juga yang dilakukan oleh para peserta jelajah petualang dari Akademi Langit Nusantara atau biasa dikenal dengan nama AKALA. Para murid pun tengah menikmati sunrise bersama dengan caranya masing-masing. Ada yang duduk-duduk sambil mengobrol dengan temannya, ada pula yang berfoto ria, dan ada pula yang hanya melamun sambil menatap ke arah sunrise. " "Apa kalian mencari kami?" kata seseorang dari balik semak belukar, mereka bertiga pun terkejut dengan suara itu, perasaan khawatir dan takut pun mulai menghantui mereka bertiga, dengan sedikit keberanian mereka menengok ke arah suara itu "Si..siapa kalian?" Tanya Vera "Hahaha!!! Buat apa kalian tahu kami hah!? Ngga ada gunanya juga kan?" kata salah satu dari mereka dengan nada sedikit menakutkan "Hei!! Kita tanyanya baik-baik yah, ngga usah nyolot dong!!" bentak Revan.

TESSA_ALFI_UTAMI · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
13 Chs

The Finally (Sang Legenda)

Kondisi Samanta sudah benar-benar parah, para empat bintang yang masih sadar pun hanya bisa menahan sakit dan melihat penyiksaan Alga terhadap Samanta, mereka tak tahu harus apa. Arjuna sudah tewas, Samanta tersegel begitu juga dengan mereka.

Samanta..... bertahanlah aku datang.... kata suara misterius, Samanta hanya bisa menatap sayu ke arah teman-temannya dan raga Juna juga Viona. Saat Alga hendak membunuh Samanta, tiba-tiba dari langit turunlah serangan bertubi-tubi dan membuat Alga dan pasukannya melangkah mundur "Siapa mereka?" tanya Tetra. Dari langit turunlah ke-12 orang yang tak asing lagi "Ke-12 sunan bintang...." kata Ara tertahan "Damn!!! Mereka bisa kesini." Kata Alga.

Kini pasukan Alga hanya tersisa Alga, Julivar serta pasukannya dan ke-4 serigala Orion. Untuk Kaivar sendiri, masih terkesan ambigu menjadi musuh atau kawan. Ke-12 sunan pun menjejakkan kakinya ke tanah peperangan "Apa yang kau buat lagi Alga? Berapa kali kau mencoba menghancurkan perdamaian kita dengan keserakahanmu?" kata Igarus "Cih!! Diam kau, aku tak akan pernah puas sampai kalian benar-benar tunduk akan kuasaku." Kata Alga "Berapa nyawa yang mati demi kamu, apa kamu pernah memikirkan perasaan mereka, bahkan cucumu sendiri dia tak memihakmu di hati kecilnya." Kata Erza.

"Ahahah!!!! Cucuku kau bilang? Menganggapnya pun aku tak pernah, dia lemah. Hatinya terlalu baik untuk bintang kami." Kata Alga "Hentikan semua ini Alga, lepaskan mereka sebelum kami benar-benar menghukummu dengan hukuman bintang!" kata Zakaria "Hukuman bintang? Aku tak pernah takut akan hal itu, sebelum kalian menghukum ku, aku akan memusnahkan kalian terlebih dahulu." Kata Alga.

"Apa ini karena dendam masa lalu yang masih ada di hatimu, dendam atas kematian anakmu Destra?" tanya Tobi "Dia tidak mati sia-sia Ga, dia mengorbankan dirinya untuk melindungi perdamaian para bintang pada perang bintang ke-4, itulah jalan bintangnya. Kami tak pernah membunuhnya, dia anak yang baik Ga, mengertilah." Kata Edward "Ayah..." kata Kaivar lirih "Diam kalian!!! Ini semua gara-gara kalian, kalau saja kalian tak membiarkannya waktu itu, mungkin dia tidak akan mati. Ahaha!!! Tapi aku cukup puas karena dapat membalaskan dendamku pada rasi bintang Aries pada Claraus dan yang lainnya." Kata Alga "Jadi... kau yang mengendalikan Halycon saat itu?" tanya orang bertopeng.

"Iya benar aku yang memberi kunci membuka segel Halycon pada Igo dan Vilominus, hei..... sepertinya aku tak pernah melihatmu. Siapa kau?" tanya Alga "Itu tak penting. Sekarang lepaskan mereka, maka aku akan memaafkanmu." Lanjut kata orang bertopeng. "Cih!! Aku tak perlu dapat maaf darimu, siapa kalian yang berani-beraninya mengatur ku?" kata Alga "Lebih baik kita tuntaskan yang lain dulu, masalah Alga kami serahkan padamu." Kata Igarus pada orang bertopeng "Baiklah." Jawab orang itu.

Ke sebelas sunan lainnya mulai melancarkan serangannya pada pasukan Alga yang lain, kini mereka memberikan waktu untuk orang bertopeng dan Alga berduel. "Siapa kau? Kenapa kau berani-beraninya mau melawanku seorang diri, tapi tak apa aku akan membuat retak topengmu dengan tanganku. Hiya!!!!!!!" kata Alga yang langsung menyerang orang itu, dengan lihai orang itu pun membalas serangan Alga dengan tenang.

Saat bertarung orang itu menyuruh Edward untuk membantu bintang dan mengumpulkan mereka menjadi satu "Maaf... aku terlambat." Kata orang bertopeng lirih sambil tetap mengimbangi perlawanan Alga, Alga sendiri semakin marah saat orang itu tak bisa ia serang. Namun ada satu waktu dimana orang itu lengah dan serangan Alga mampu membuatnya terpental. Seketika itu pula Alga melesat ke arah bintang dan membacakan mantra penjemput kematian.

"Dieda Destroya!" Kata Alga, para bintang yang masih hidup pun mengerang kesakitan, orang bertopeng itu pun langsung menyerang Alga secara bertubi-tubi "Hentikan semua ini Alga!!! Lepaskan mereka, mereka tak bersalah." Kata Orang itu "Kenapa ha!! Apa mereka berharga untukmu?" tanya Alga "Kurang ajar kau!!! Rasakan ini!!" kata orang itu yang langsung menyerang Alga hingga Alga pun jatuh tersungkur ke tanah

"Erza!!!!! Bantu para bintang!!!" teriak Igarus. Erza pun mengangguk paham, Erza sendiri mempunyai kekuatan penyembuh yang luar biasa, bahkan atas seizin Tuhan dia mampu mengembalikan nyawa jika memang belum takdirnya ia mati. Erza langsung mematahkan mantra itu dan menyembuhkan para bintang seperti sedia kala begitu juga dengan Arjuna. "Kalian tak apa?" tanya Erza "Terima kasih karena telah menyembuhkan kami." Kata Vera "Sama-sama, lebih baik kalian tetap disini, aku telah membuat benteng pelindung untuk kalian." Kata Erza yang kemudian pergi untuk berperang kembali.

"Bukankah dia sunan bintang Aquarius? Dia sangat cantik." Kata Revan "Ekhem!" Vera berdehem. Revan pun hanya tersenyum melihat Vera cemburu kepada Erza. "Juna..... kamu baik-baik saja?" tanya Samanta "Aku baik-baik saja Sam, kamu?"

tanya Arjuna, namun Sam justru memeluk tubuh Arjuna dengan erat "Jangan pergi lagi, aku tak mau kehilangan untuk kesekian kalinya, aku sangat takut tadi." Kata Samanta "Hei hei hei! Tunggu dulu, kenapa Viona tak bangun-bangun?" tanya Revan yang mulai curiga "Mungkinkah dia....." "Tidak!! Tidak!!! Jangan lagi... Vi!!!! Bangun Vi!!! Bangun!!!!!!" teriak Samanta yang langsung memeluk tubuh Viona.

Para bintang pun hanya bisa terduduk lemas melihat Viona pergi untuk kedua kalinya. "Vi kamu sudah janji kan bakal ngga pergi lagi, balik Vi balik!!! Jangan pergi dulu Viona!!!!!" teriak Samanta, Arjuna pun hanya bisa memeluk Sam untuk menenangkannya, dia sendiri tak bisa berbuat apa-apa lagi atas kematian Viona, dia sendiri merasa aneh kenapa Erza tak bisa mengembalikan Viona seperti dirinya. Apa mungkin ini adalah takdir bahwa Viona harus pergi sekarang?.

Di sisi lain orang bertopeng itu sempat melihat ke arah para bintang yang sedang menangisi kepergian Viona. "Kurang ajar kau!! Siapa kau sebenarnya ha!!!?" tanya Alga sambil memegangi dadanya yang sakit karena terkena serangan dari orang bertopeng itu "Kamu tidak perlu tahu siapa aku, yang jelas akulah yang akan memberikan hukuman bintang kepadamu atas semua perlakuanmu. Jikalau perlu aku akan membunuhmu agar semuanya impas." Kata orang itu dengan tenang.

"Kurang ajar kau, berani-beraninya kau menantangku! Haaaaaaaaa tapi baiklah aku akan terima tantanganmu, tapi mungkin kau harus tahu, aku memiliki 2 boneka pelindung yang mungkin kau juga mengenalnya mereka merupakan legenda bintang pertama." Kata Alga sambil tersenyum licik. "Kakek.... nenek..." kata orang itu dalam hatinya.

Alga memang telah menyandera Altania dan Ilazar selama hampir 200 tahun lamanya, keadaan mereka sudah lusuh dan lemah karena penyiksaan yang Alga lakukan terhadap keduanya hingga membuat mereka berdua meninggal. Saat orang bertopeng itu mencoba menyerang Alga kembali, tiba-tiba di hadapan Alga ada Altania dan Ilazar yang mencoba melindungi Alga.

Orang bertopeng itu langsung menghentikan serangannya. "Ahahah!!!!! Kenapa kau berhenti ha! Apa kamu takut melawan mereka? Asal kamu tahu mereka sudah aku jadikan boneka pelindungku, mereka hanya akan menuruti perintahku." Kata Alga, Altania dan Ilazar pun langsung menyerang orang bertopeng itu tanpa ampun.

"Sebenarnya mereka siapa ya?" tanya Farel "Kenapa mereka nampak tak asing bagi kita?" sambung Revan, Samanta pun sudah mulai mengikhlaskan kepergian Viona dan mencoba memandang ke arah pertempuran, cewek bertopeng itu nampak tak asing, saat dia melihat dengan detail, cewek itu menggunakan kalung bintang biru milik Viona, seketika itu pula Sam langsung memandang ke arah Viona dan menemukan bahwa kalung itu sudah tak ada pada diri Viona. "Tunggu! Siapa dia? Kenapa dia memakai kalung Viona?" tanya Samanta, semua bintang pun mencoba melihat lebih detail dan ternyata benar kalung yang dipakai cewek itu adalah kalung Viona.

"Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Siapa mereka? Dua orang yang sedang melawan cewek itu?" tanya Vera "Guys sekarang dengarkan baik-baik, aku akan bantu cewek itu melawan musuh, dan tugas kalian adalah melawan pasukan binda gunakan kekuatan arwah para hewan pedang pusaka. Aku percayakan mereka pada kalian." Perintah Sam "Baik!" jawab para bintang "Aku ikut denganmu." Kata Arjuna dengan tiba-tiba "Juna...." kata Samanta lirih. Arjuna pun menggenggam tangan Samanta dengan erat dan mereka keluar dari perlindungan secara bersamaan "Kalian... berhati-hatilah." Kata Vera.

Saat Sam mencoba keluar dari portal perlindungan ia sempat melihat ke arah cewek itu yang sudah kewalahan menandingi musuhnya, namun anehnya dia tidak membalas serangan mereka, cewek itu hanya menerima tanpa melakukan perlawanan sedikit pun. "Ada yang aneh." Kata Samanta lirih, Arjuna pun juga merasa demikian.

Alga yang menyadari bahwa Samanta dan Arjuna akan membantu cewek itu langsung melesat ke arah mereka dan menyiapkan panah untuk membunuhnya, Kaivar yang melihat hal itu langsung melesat dan mencoba melindungi Samanta. Kedatangan Alga yang begitu cepat membuat Arjuna terkejut, sedang ia sendiri dihempaskan oleh Alga dengan tangan kirinya dari jarak jauh agar terpisah dari Samanta.

"Matilah kau!!!!!" kata Alga sambil melesatkan anak panahnya ke arah Sam, Samanta yang terkejut hanya bisa mati langkah karena anak panah Alga sudah melesat terlalu dekat ia pun tak bisa berbalik. "Sam!!!!!!" teriak Kaivar dan Arjuna secara bersamaan dan langsung melindungi Samanta, Arjuna dengan cepat menjadikan dirinya sebagai benteng untuk Sam.

Anak panah itu pun akhirnya menghunus punggung Kaivar tepat di bagian jantung. Arjuna benar-benar tak menyangka justru Kaivar lah yang akan terhunus, bukan dirinya karena ternyata Kaivar menjadi tameng untuk dirinya dan juga Samanta.

Kaivar hanya bisa terdiam dan merasakan sakit. Samanta yang berada di depan Arjuna hanya bisa menatap wajah Arjuna lekat-lekat karena takut jikalau Arjuna yang terhunus, namun dugaan dia salah "Kai..... apa yang kamu lakukan?" tanya Samanta menahan tangis, Arjuna pun membalikkan badannya dengan terkejut ke arah Kaivar yang sedikit demi sedikit jatuh tersungkur ke tanah.

"Ka... ka.. kamu tidak apa-apa kan?" tanya Kaivar tertatih "Kenapa kamu melakukan ini?" tanya Samanta yang akhirnya meneteskan air matanya "Alasannya karena kamu ada di dunia ini." Kata Kaivar "Dasar anak bodoh! Apa yang kamu lakukan ha!! Minggir!!!" kata Alga yang langsung melempar tubuh Kaivar dan menjatuhkannya ke tanah.

Samanta yang melihat hal itu hanya bisa menangis melihat Kaivar kesakitan, namun dengan cepat Arjuna menangkap tubuh Kaivar sebelum dia jatuh ke tanah "Jangan ganggu dia Alga!!!!!' teriak Lufy yang mencoba menghalangi Alga, Samanta pun mengambil kesempatan itu untuk mendekat ke arah Kaivar yang didekap oleh Arjuna "Kaivar maafkan aku..." kata Samanta.

"Tak apa, matiku tak sia-sia karena untuk melindungi orang yang aku sayangi, Sam... i love you more than you know, kau terus tumbuh dan memekarkan hal-hal baik dalam diriku dan aku kian tersadar bahwa aku menghirupmu, bahkan melebihi nafasku sendiri. Aku mungkin adalah pria bodoh yang berpura-pura lupa padahal aku mengingat semuanya, iya semua tentangmu." Kata Kaivar lalu tersenyum.

Samanta hanya bisa memeluk tubuh Kaivar dan memandang wajahnya begitu lekat "Sam... bolehkah aku mengulang satu hal yang paling aku sukai di masa depan waktu itu?" tanya Kaivar "Apa itu?" tanya Samanta "Menciummu." Kata Kaivar, namun Samanta yang mengingat pesan Arjuna pun menolak secara halus permintaan Kaivar sambil menatap ke arah Arjuna. Arjuna sendiri hanya bisa tersenyum mendengar permintaan Kaivar.

"Maaf Kai, aku tak bisa, aku sudah berjanji pada seseorang untuk menjaga hatiku dari lelaki lain. Aku mau menjaga perasaannya. Tuhanku pun tidak menyukai itu, karena belum waktunya." kata Samanta, Kaivar pun hanya bisa tersenyum "Baiklah aku mengerti, ternyata kau yang menang Jun." Kata Kaivar sambil menahan sakitnya dan melihat Arjuna.

"Baiklah aku pamit Sam, maaf untuk semua ini. Terima kasih aku mencintaimu..." kata Kaivar yang kemudian menutup matanya, "Terima kasih Kai kamu pernah membuatku jatuh cinta padamu." Kata Samanta. Kaivar pun meninggal dengan tenang. Di sisi lain orang bertopeng itu masih terus menerima serangan dari Altania dan Ilazar.

"Kakek! Nenek! sadarlah!" Kata orang itu. Samanta dan Arjuna yang melihat orang bertopeng itu sudah terluka parah langsung melesat untuk membantunya, Samanta pun langsung menyerang kedua orang itu dengan dibantu Arjuna.

"Sam.... Juna...." kata orang bertopeng lirih "Kenapa kau hanya diam ha! Kenapa kamu biarkan mereka menyakitimu? Bukankah kamu seorang sunan? Kenapa kamu lemah?" kata Samanta sedikit emosi "Karena mereka adalah orang yang aku sayangi, aku tak ingin mereka terluka." Kata orang itu "Tapi mereka itu sudah mati, mereka hanya dibangkitkan lagi dengan sebuah jurus. Siapa kamu sebenarnya? Dari bintang mana kamu berasal?" tanya Arjuna di sela-sela pertarungan.

"Aku...." belum sempat orang itu menjawab, serangan tiba-tiba mengarah padanya dan berhasil mengenai topengnya, orang itu pun terpental lebih tinggi ke langit dan topengnya pun retak dan hancur berkeping-keping namun beruntung serangan itu hanya mengenai topengnya.

Serangan itu dilancarkan oleh Julivar dari kejauhan di sela-sela pertarungannya dengan para sunan bintang.

Siapa kamu? Tunjukkan wajah aslimu padaku, kenapa aku merasa begitu dekat denganmu, suaramu tadi seperti orang yang selalu ber-telepati denganku, tapi itu tidak mungkin karena itu adalah suara Viona. Viona sudah pergi lalu siapa kamu? Kenapa kamu memakai kalung itu?

Samanta bertanya-tanya dalam hatinya dan menantikan orang itu menunjukkan wajahnya, begitu juga dengan para bintang yang sudah berhasil menangani pasukan binda.

Pertarungan pun terhenti sesaat saat topeng orang itu berhasil terlepas, "Akhirnya ketahuan juga..." kata Igarus lirih, orang itu pun turun ke bumi dengan tenang dan memperlihatkan wajahnya. Dengan begitu tenang, orang itu pun mulai sedikit demi sedikit menunjukkan wajahnya yang anggun, angin pun berhembus menerpa rambutnya yang hitam panjang.

Dia pun mulai membuka matanya dan menatap lurus apa yang ada di depan nya, kemudian tersenyum manis..

"Apa... tidak mungkin..." kata Vera dari kejauhan semua mata pun terkejut dengan sosok bertopeng itu yang tak lain dia adalah "Viona....." kata Samanta. Viona pun tersenyum ramah dan melepas jubahnya

lalu "Altania Ilazar!!!!!!!" viona menghujamkan tangan kananya ke tanah dan seketika itu pula para musuhnya pun mengerang kesakitan dan tewas, kecuali yang ia kehendaki atas izin Tuhan untuk tetap hidup karena ada maksud lain yang Viona inginkan.

"Whoa whoa whoa! Inikah keturunan terakhir itu? Kenapa aku baru tahu kekuatannya sebesar itu?" kata Zakaria "Kalau sudah tahu kita tidak mungkin mengotori tangan kita untuk bertarung kan?" sambung Lufy "Dia memang yang terpilih, lalu apakah kita harus tetap disini? Aku rasa Viona bisa menanganinya." Kata Edward

"Yaaaaa lebih baik sekarang kita kembali dan memperbaiki perdamaian bintang di daerah pertempuran awal disana masih banyak yang harus diperbaiki." Kata Igarus. "Tunggu dulu, dia akan membutuhkan kekuatan kita. Sekarang kita lakukan formasi bintang angkasa dan mengeluarkan aura masing-masing, aku yakin Viona akan membutuhkannya nanti." Kata Tobi.

Ke sebelas sunan bintang pun membentuk formasi bintang angkasa dan mulai berkonsentrasi mengeluarkan auranya. Terima kasih.... kata Viona dalam hatinya dan dibalas dengan senyuman para sunan yang kemudian duduk bersila.

Di medan pertempuran sendiri kini hanya menyisakan Alga dan ke tujuh bintang yang telah kembali utuh, sedangkan yang lainnya sudah tewas secara mengenaskan. Ke tujuh bintang pun kini berkumpul membentuk formasi utuh "Bagaimana ini bisa terjadi Vi?" tanya Samanta "Ceritanya panjang, yang jelas orang yang mirip aku disana dia adalah Erina yang sudah menyamar menjadi aku. Aku berhutang budi padanya." jelas Viona.

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Juna "Formasi bintang!" Kata Viona, mereka pun mengangguk paham dan langsung membentuk formasi, namun kali ini berbeda masing-masing dari mereka mengeluarkan cahaya bintangnya masing-masing dan Viona yang mengeluarkan aura Halycon.

Semua bintang pun tersenyum ke arah Viona karena mereka begitu takjub melihat pemimpin mereka yang lama mereka rindukan kehadirannya. Alga pun hanya bisa berdecih kesal melihat kebangkitan para bintang. "Arjuna, Revan, Farel serang dia dari sisi kiri. Vera, Sherin serang dia dari kanan, Sam belakang dan aku depan. Mengerti?!" tanya Viona "Siap mengerti!" kata mereka serempak sambil menggenggam pedang masing-masing.

Alga pun mengeluarkan kekuatannya yang begitu besar dengan Altania dan Ilazar sebagai tamengnya. Para bintang pun mulai melancarkan serangan mereka, mereka terlalu susah untuk menyerang Alga karena ia mendapat perlindungan dari Kakek dan Nenek Viona.

Viona..... kenai hati mereka, mereka akan mengenalimu. Saat ini mata mereka hanya melihat kegelapan. Mereka hanya melihat Alga yang mereka pikir adalah orang baik. Hatinya Vi hatinya..... kata Claraus yang bertelepati dengan Viona, Viona pun memejamkan matanya dan mencoba mengumpulkan aura halycon lebih besar lagi, saat Viona mampu menguasai kekuatan tertingginya, ukiran aura pun tergambar di dahinya, ia pun melesat dan mengarahkan kedua tangannya ke arah Altania dan Ilazar.

Tepat saat telapak tangannya mengenai hati mereka, Viona menyalurkan memori masa kecilnya kepada mereka. Mereka terdiam cukup lama dan mengeluarkan cahaya terang, Alga pun menjauh dan berkonsentrasi kembali untuk mengumpulkan kekuatannya.

Altania dan Ilazar pun tersadar, namun mereka hanya bisa tersenyum karena jiwa mereka telah lama mati, sekarang mereka hanya akan memberikan Viona hadiah terakhir berupa pusaka bintang yaitu panah bintang penjaga. Viona pun mengangguk paham akan maksud mereka dan membiarkan tubuh mereka menyatu dan membentuk panah, panah itu adalah jelmaan dari roh Altania dan Ilazar. Kini para pusaka bintang lengkap sudah dan pusaka terakhir adalah sang panah. Namun di sisi lain Alga telah mampu mengumpulkan kekuatannya.

Para bintang pun kembali berkumpul, namun kali ini Viona meminta agar dirinya saja yang menandingi Alga "Biar aku saja yang bertarung, kalian sudah terlalu lama mengeluarkan kekuatan kalian." Kata Viona "Tidak. Kali ini aku tidak akan membiarkanmu menanggung semua ini sendiri Vi." Sambung Samanta "Aku juga ikut." Kata Arjuna "Hehhhhhh kalian ini, baiklah Ve aku serahkan yang lain kepadamu." Kata Viona.

Ke empat bintang lainnya hanya duduk bersila dan mengambang di langit lalu mengarahkan kekuatan mereka pada Viona, cahaya warna-warni itu pun kini mengelilingi tubuh Viona dengan sangat indahnya "Aku tidak akan kalah darimu!" kata Alga yang kemudian melesatkan anak panahnya ke empat bintang, para bintang pun jatuh tersungkur ke tanah satu-persatu karena dipanah oleh Alga, panah Alga sendiri begitu cepat sehingga Viona, Sam dan juga Juna terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Alga pada temannya. Para bintang tergeletak dengan nyawa diujung batas.

"Algaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!" Teriak Viona. Pertempuran pun dimulai, jual beli serangan pun terjadi di antara mereka. Namun kali ini Viona sudah tidak bisa memaafkan Alga atas apa yang dia lakukan kepada para bintang. Ke sebelas sunan yang melihat hal itu mengarahkan tangan kanannya ke arah para bintang yang sudah hampir tewas, dengan seizin Tuhan mereka mencoba membawa para arwah bintang

kembali masuk ke tubuhnya.

Panah yang menancap di dada mereka masing-masing pun sudah mulai memudar, lalu para sunan memilih untuk menidurkan mereka agar beban Viona tidak terlalu berat nantinya. Alga sendiri kewalahan dengan kekuatan Viona yang begitu besar.

Viona, Sam dan Juna terus menyerang Alga secara bertubi-tubi sampai akhirnya cara licik pun Alga gunakan "Tunggu! tunggu dulu... aku punya sesuatu untukmu." Kata Alga sambil tersenyum licik. Ternyata Alga juga menyandera manusia biasa yang tak lain dia adalah Amar, mereka bertiga sangat terkejut akan hal itu.

"Kalau kau ingin membunuhku, maka anak ini juga harus mati bersamaku." Kata Alga "Viona... tolong aku.." kata Amar "Lepaskan dia Alga!" pinta Viona. Samanta pun langsung menyerang Alga untuk menyelamatkan Amar, Arjuna pun tak tinggal diam. Mereka berdua bekerja sama dengan sangat apik untuk menyelamatkan Amar.

Alga mulai sedikit kewalahan menandingi mereka berdua. Jual beli serangan pun terjadi di antara mereka. Viona sendiri mengambil kesempatan ini untuk menyelamatkan Amar. Dengan kekuatan ber-teleport, Viona pun berhasil menyelamatkan Amar, Viona langsung mengarahkan telunjuk nya ke arah dahi Amar dan membuatnya melupakan kejadian ini serta dendam masa lalunya, Amar pun tertidur.

Alga pun semakin marah karena mengetahui sanderanya telah lepas "Kurang Ajar kau bintang biru!!!!!" teriak Alga sambil melesatkan panahnya ke arah Viona, Samanta yang menyadari Viona dalam bahaya pun mencoba untuk ber-teleport ke arah Viona. Namun saat dia sudah berhasil berada di depan Viona untuk melindunginya, Panah itu justru membelok ke arah lain dan menuju ke arah "Aaaaa!!!!!" Teriak Arjuna.

Viona dan Samanta pun terkejut akan hal itu "Ahahaha!!!!! Kena kau!!!" teriak Alga puas, semua mata pun kini tak percaya dengan apa yang mereka lihat, kenyataan bahwa Arjuna terpanah untuk yang kedua kalinya "Juna!!!!!!!!" teriak Samanta, Arjuna pun jatuh ke tanah, namun sebelum tubuhnya menyentuh bumi, Samanta memeluknya sambil menangis. "Juna bangun Jun!!!! Jangan pergi lagi, Juna!!! Bangun!!!" teriak Samanta.

Para sunan bintang yang lain juga tidak bisa membantu lagi, begitu juga dengan Erza yang tak menyangka bahwa Arjuna akan kembali terluka. "A... aaa... aaaku tidak apa-apa Sam, kamu jangan menangis. Simpan air matamu." Kata Arjuna tertatih. Di sisi lain Viona menyerang Alga dan tak bisa memaafkan perbuatannya pada Arjuna. "Apa yang kau lakukan ha!!!!" kata Viona marah.

"Ahahaha!!!!! Kenapa? Apa kau marah? Apa pentingnya mereka? Justru mereka lah beban yang selama ini kamu pikul Vio!" kata Alga "Hal yang paling membuatku marah saat ini adalah, kau telah menumpahkan air mata sahabatku!!!!" kata Viona sambil menyerang Alga.

Serangan demi serangan pun dilancarkan oleh Viona kepada Alga. Para Sunan Bintang pun terus berkonsentrasi untuk mengumpulkan kekuatan tertinggi mereka yang akan mereka serahkan pada Viona. Di sisi lain kondisi Arjuna pun semakin melemah, Samanta dengan sekuat tenaga mencoba untuk menyembuhkan Arjuna "Sudah Sam... tak perlu lagi. Simpan tenaga mu." Kata Arjuna, namun Sam tidak mendengarkan kata Arjuna, ia terus berusaha untuk menyembuhkan Arjuna sambil menangis.

"Tuhan!!! Ayo bantu aku, jangan ambil Juna... aku mohon...." pinta Samanta. Arjuna pun menitikkan air matanya karena melihat perjuangan Samanta untuk menyelamatkan dirinya. "Sam.... Juna minta maaf karena tak bisa lama mencintaimu, Juna minta maaf tak bisa menjagamu lagi, Juna juga minta maaf karena dengan bodohnya menyia-nyiakan cinta Samanta, Juna... pamit Sam, Juna sayang Samanta..." Kata Arjuna sambil memegangi pipi Samanta, dengan perlahan tangan Arjuna pun terjatuh dan Arjuna pun menutup matanya.

"Jun.... Jun!!! Bangun Jun!!!! Juna jangan tinggalin aku lagi Jun!! Sunan Erza!!!! Tolong Juna, dia bisa hidup kan? Jun... Juna!!!!!" bingung Samanta saat mendapati tubuh Arjuna yang tak bergerak

Sunan Erza yang merasakan kegusaran Samanta pun langsung menghampirinya dan memeluknya lalu menidurkannya seperti empat bintang yang lain "Maafkan aku Samanta, tapi ini adalah takdir yang harus kamu terima." Kata Erza yang kemudian kembali bersama para sunan bintang lainnya.

Viona yang mengetahui kematian Arjuna dan kesakitan Samanta pun tak bisa memaafkan Alga. "Sudah cukup." Kata Viona, Alga pun mulai kewalahan menandingi Viona yang semakin kuat. Rasa depresi yang luar biasa pun menggerogoti Alga "Sialan!!!! Baiklah kalau memang aku akan kalah, akan kuhancurkan diriku sebelum kalian mengalahkanku!!! Aku tak sudi kalah dari kalian brengsek!!!!!" kata Alga yang mulai berkonsentrasi untuk mengumpulkan kekuatan penghancur diri. Para sunan bintang yang paham akan hal itu pun segera mengarahkan tangan kanan mereka ke arah Viona. Viona yang mengerti apa maksudnya pun langsung memejamkan matanya.

"Dengan ini, kami memberikan kekuatan bintang sebesar-besarnya. Dengan menyatukan kekuatan kami, maka kami menunjukmu sebagai bintang alam dan menjadi legenda bintang ke dua. Bintang Aquarius." "Bintang Cancer." "Bintang Capricorn." "Bintang Gemini." "Bintang Leo." "Bintang Libra." "Bintang Pisces." "Bintang Sagitarius." "Bintang Scorpio." "Bintang Taurus." "Bintang Virgo, dengan ini jadilah kau legenda bintang terakhir Altania Viona Ilazar sang bintang penjaga Aries."

Begitulah kata para sunan secara berurutan. Viona pun membuka matanya dengan aura yang luar biasa besar, kini panahnya pun berubah menjadi sangat indah dan tiba-tiba di depan Viona muncul anak panah bintang yang telah terisi kekuatan besar untuk membunuh Alga. Viona pun mengambil anak panah itu dan membidik Alga tepat di jantungnya. "Dengan ini selesailah sudah, The Finally....." kata Viona yang kemudian melesatkan anak panahnya ke arah Alga.

Teriakkan pun terdengar dari Alga dan ledakan besar terjadi di dalam lingkaran mantra penghancur itu. Alga pun hancur dan rasi bintang orion pun kalah. Kini Viona sudah benar-benar menjadi legenda bintang, Para sunan bintang pun memutuskan untuk memperbaiki perdamaian bintang di tempat pertempuran awal.

"Baiklah Vio... ini saatnya kami kembali, dan maaf kami tak bisa menyelamatkan Arjuna." Kata Igarus yang kemudian melesat pergi untuk kembali dan disusul oleh para sunan lainnya. Viona hanya terdiam dan meneteskan air matanya saat melihat teman-temannya yang tertidur kecuali Arjuna "Maafin aku Sam..." kata Viona menitikkan air matanya. Dengan berat hati Viona pun menjalankan tugasnya untuk membawa teman-temannya kembali ke dunianya.