"Asra kangen!" ucap Asra dengan mata yang tertutup rapat.
Darmono tersenyum tipis, mengusap rambut putrinya itu dengan lembut sebelum mengecup puncak kepala Asra beberapa kali. Dekapannya semakin dia eratkan, dia tidak ingin kehilangan putri tersayangnya itu lagi.
Meskipun hanya beberapa minggu tidak melihat Asra, tapi rasanya seperti satu tahun. Ini membuatnya kesal karena harus menahan rindu.
Asra melepas pelukannya, menatap manik mata Darmono dengan senyum tipis, dan berkata, "Papa, aku gak mau tinggal sama mama."
Kening Darmono bertaut dalam, menggiring putrinya untuk duduk di sofa, "Kenapa? Ada masalah di rumah?"
Asra mengangguk, senyumnya menghilang ketika bercerita tentang masalahnya dengan Ana. Helaan napas berat dia keluarkan, serius ini rasanya tidak menyenangkan untuk semua kejadian yang terjadi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com