Gadis itu terus mencoba untuk mengetuk pintu apartemen milik Alfa. Ketukan yang semakin keras dengan teriakan memanggil nama pemilik unit apartemen. Namun, tak ada sahutan dari dalam, pintunya juga tak kunjung di buka.
Ebi menghela, melihat brownis keju buatannya dengan tatapan sedih, dan kembali mengetuk pintu itu. Dia tidak mau kue buatannya tidak di cicipi Alfa. Makanan ini harus segera di nikmati, dan dia juga ingin mendengar komentar cowok cerewet itu.
Seharian ini dia hanya melihat Alfa ketika berangkat sekolah saja, setelah itu dia tidak di temukan. Bolos kelas dari awal hingga akhir, padahal Alfa bilang jika tidak akan bolos lagi, tapi nyatanya tidak. Cowok itu masih bolos kelas seharian, dan lagi-lagi guru yang mengisi kelasnya tidak mempertanyakan atau mempermasalahkan soal Alfa.
Ebi tidak mengerti, tapi ini adalah privilage yang di miliki Alfa.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com