Alfa membukakan pintu apartemennya dengan lebar, menggiring Asra masuk, dan kembali menutup pintu itu dengan rapat. Masuk lebih dalam menuju dapur, tapi belum juga sampai Asra mendapat satu tamparan keras dari Ana.
Wanita itu menatap nyalang anak-anaknya. Deru napasnya tak teratur dengan mata yang merah merona, seharusnya dia menanyakan soal kenapa Asra pergi, atau kenapa Asra, dan Alfa baru sampai di rumah, bukan tamparan keras seperti ini.
Asra menatap Ana datar, rambutnya tak lagi rapi dengan pipi yang memerah. Dia tidak tahu lagi harus berkata apa, hanya bisa tertawa hambar di depan wanita yang dia yakini sekarang bukan ibu kandungnya yang dulu.
"Ayo, tampar lagi Ma!" teriak Asra, "Tampar aku terus Ma, pukul aku! Sekalian aja bunuh biar aku gak susah-susah bunuh diri!"
"Kamu ini sebenernya kenapa Asra? Kenapa kamu ngelakuin hal bodoh itu?!" teriak Ana yang tak kalah kesal.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com