Wanita itu membuka pintu rumahnya dengan begitu kasar. Dia masuk ke dalam langkah yang terlihat seperti berlari kecil, mukanya merah padam dengan rahang yang mengeras.
Isi kepalanya sekarang penuh dengan pertanyaan soal keadaan Asra sekarang. Masa bodo dengan omongan pembantu baru di rumah ini, yang terpenting tujuannya terselesaikan.
"Darmono?!" teriak Ana dengan sangat lantang.
Pria paruh baya itu berdiri di atas, memperhatikan gerak-gerik mantan istrinya yang terlihat seperti orang kesetanan. Entah apa penyebabnya, padahal Darmono tidak membuat kesalahan kali ini.
Darmono menghela samar, detik berikutnya dia mengambil langkah menuruni anak tangga. Menghampiri Ana dengan tatapan santai, kedua tangannya dia masukkan ke dalam saku celana, dan berkata, "Kenapa Ana? Ada apa lagi ini?"
Wanita itu menatap Darmono nyalang, melotot dengan bola mata yang memerah, "Di mana anakku?! Di mana asra sekarang? Kenapa kamu menyembunyikan asra?!"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com