~ Dua minggu telah berlalu sejak semua orang secara misterius berpindah ke Dunia Game. Di suatu tempat, jauh dari Kota Valtenheim, terdapat sebuah perhunian kecil tak berpenhuni dikelilingi hutan rimbun luas. Perhunian itu terdiri dari empat buah rumah dan satu tempat penyimpanan kayu yang sekaligus tempat menempa. Salah satu dari keempat rumah itu, yang merupakan sebuah rumah bertingkat, disitulah Izayoi tinggal sekarang. Tidak lama, matahari mulai terbit, Izayoi bangkit dari tidurnya, pergi mandi, lalu menenakan setelan barunya dan kemudian berkaca.Terlihat Izayoi sudah memiliki penampilan berbeda, rambutnya yang acak-acakan sudah tertata, dan sekarang ia mengenakan setelan kaos abu-abu dilapisi mantel hitam bergaris putih di bahunya dan celana kulit berwarna hitam polos. "Hmph,...", Ia pergi menuju pintu lantai atas sambil membawa Kopi yang sudah diseduhnya terlebih dahulu, dan kemudian bersantai di teras berpagar kayu itu. Dari situ, Izayoi dapat melihat jelas ke arah Valtenheim, karena letak rumahnya yang hampir berada di muara Hutan. Suasana disana sangat tenang. Udara sejuk berpadu dengan suara pohon dan kicauan burung membuat siapa saja yang ada disana menjadi nyaman dan betah.
~ "Oke,...Ayo kita ulas lagi,...", Izayoi berbicara sendiri, membuka Menu, hologram lingkaran yang sudah beberapa kali ia munculkan lalu, kemudian mengklik menu Skill, lingkaran yang bergambarkan tangan mengepal yang berada di kiri atas menu utama. "Seperti biasa, Skillku masih tiga", tertera daftar dari Skill berserta informasinya.
Skill List
• Sonic Blade[Elemental Skill]
>Stab with High Speed. Area(3m)(Wind Elemental Skill)
• Hard Hit
>Slash with Full Force. Give [Flinch] to Enemies(3s)
• Target Strike[Combined Skill]
>Throw knife to target then slash crosswise(low activation rate)
Pada ujung nama Skillnya, tertera sebuah lambang tiga wajik yang mengelilingi sebuah titik. Itu adalah lambang tingkat Skillnya, dan semua, "Masih tria", tingkat ketiga, "Hahh,...Aku masih tak percaya dengan Skill ini bisa dijiplak dari Game", Dua dari ketiga Skillnya, ia dapat dengan cara unik. Ia menjiplaknya mentah-mentah dari sebuah Game yang ia pernah mainkan dulu, dan hebatnya, menurutnya cara Skillnya berkerja hampir sama dengan yang ada di Gamenya itu. "Yang benar saja,... Si Mahkluk Jubah itu jujur rupanya,..", Izayoi menggeser layar hologram itu kekanan, "Dan ini,...", Dalam hologram itu terdapat sebuah pohon faktor yan dikanannya tedapat daftar serta tertulis diatasnya, Magic Skill. "Aku benar-benar beruntung bisa dapat ini dalam waktu singkat, dan itu juga tak sengaja!", Sekitar tiga hari yang lalu, disaat ia tengah sibuk mempelajari informasi dari Dunia yang ia tempati dari buku-buku yang ia temukan di dalam rumahnya. Ia, tanpa sadar memasukkan sebuah permata segi delapan ke dalam menu Skill. Ternyata, permata itu bukanlah Magic Gem, namun sebuah Benda langka yang masuk ke kategori Mystical. Berdasarkan Buku Panduan, semua Benda yang masuk ke kategori itu adalah sebuah fenomena. Selain itu, dikatakan juga bahwa untuk bisa membuka Magic Skill dan menggunakan Sihir, seorang Player harus memerlukan pelatihan meningkatkan pengetahuan dan pengendalian Stamina yang cukup banyak. Selain itu, Player itu juga harus memiliki sebuah Affinity, Status unuk yang membantu seorang Player untuk bisa menggunakan Sihir. Tetapi Izayoi, dapat menggunakannya dalam sekejap mata.
~ Izayoi menghela nafas dan memejamkan matanya sejenak. Mendengarkan suasana Hutan disana. "Hmm?,..." Di saat ia menoleh ke arah muara hutan, dari kejauhan terlihat rombongan orang - orang bersenjata dan tas besar keluar dari Kota Valtenheim. Ia tidak dapat melihat jelas dari tempatnya berdiri, namun ia tau pasti mereka itu orang yang bersamanya saat di Balai Kota lalu. "Hmph,...", Ia membuka lagi Menu dan mengklik bagian Map yang merupakan lingkaran bergambar Peta yang terletak di kiri bawah Menu utama, "...Paling cepat sehari, palingg lambat besok,...Mungkin...", Tiba - tiba, dibenaknya terlintas suatu pertanyaan, "Hmm,."
Apa mereka pakai terori yang sama? Ada sebuah kondisi menyangkut konsep pemetaan, yaitu Jika suatu Wilayah dijelajahi ataupun terlihat, maka Wilayah itu akan muncul di dalam Peta. Seminggu yang lalu, Izayoi memanfaatkan Konsep ini dengan menaiki Pohon yang peling tinggi di sekitar perhunian sebagai tempat mengintai Daerah sekitarnya tanpa harus bersusah payah berjalan kesana kemari. Selain itu, ia dapat mengetahui letak letak para Monster berbahaya. Ia beranggapan bahwa mereka yang Berekspedisi itu juga menggunakan pengonsepan yang sama, Tetapi,
Kenapa mereka hanya pergi ke sini saja?.....Reisko?....Tapi kan,..... Pikirannya mulai berkecamuh lagi akibat satu hal yang hanya terlintas di dalam otaknya saja. Ia pun menggaruk - garuk kepalanya melepaskan kecamuhan dan kemudian menghela nafas panajng setelah teka-teki itu lepas dari otaknya. Ia kembali masuk ke dalam rumah sambil menotak-atik Menunya, menghampiri Rak Buku setinggi 7 kaki yang ada dismping kasurnya. Setelah itu, muncul sebuah apel segar dari menu, dan ia mengambil sebuah Buku bersampul dari Kulit dari Rak lalu memaskukkannya ke dalam Menu. Kemudian, ia kembali ke teras luar, menutup pintu,dan
[TOKK!!]
Melompat dari pagar teras, mendarat ke Tanah dan langsung berlari lurus ke memasuki Hutan. Sambil mengigit Apelnya, ia membuka Peta, "Hmm, mungkin aku akan ke sana lagi,....", Udara sejuk berhembus menabraknya, melintasi jalan berpasir perhunian yang membentang dari muara ke muara Hutan, dan menyusuri hutan rimbun yang menyambut kedatangannya. Tidak lama, akhirnya ia samapai ditujuannya. Pedalaman Hutan dimana terdapat sungai dangkal yang mengalir dari air terjun rendah tidak jauh dari sana. Ia duduk di Pohon terdekat dengan Sungai jernih itu, kemudian mengeluarkan Buku yang ia ambil tadi dan mulai membacanya, sambil menikmati buah dan suasana Hutan. Membaca setiap kalimat dari Buku itu perlahan, didampingi hembusan angin sepoi-sepoi dan suara melodi arus dan kicauan.
~ Entah apa yang membuatnya berpindah fokus, Izayoi tiba-tiba menoleh ke arah Air Terjun. Ia terpaku akan Pemandangan Indah itu. Air terjun yang di atasnya terdapat sebuah Pelangi kecil samar, dikelilingi Pepohonan hijau rimbun yang bergerak perlahan oleh hembusan angin. "Aku ragu,....Jika Dunia ini buatan,....", Banyak yang jadi pertanyaannya. setelah ia menyadari bahwa ia menjalani hidup di Dunia ini. 'Apakah ia benar-benar terpindah ke Dunia Game oleh aliran gelombang?', 'Apakah ia hanya bermimpi panjang saja?' "Yah, Sebaiknya aku tak mempermasalahkannya dulu", Ia menutup matanya, seraya menutup rapat-rapat rasa penasaran tertingginya itu.
[GROOAA!!]
Terdengar suara mahkluk mengaung keras dari seberang sungai. Tampaknya ada sesuatu yang besar telah muncul, dan Izayoi, malah tersenyum seakan telah menanti-nantikannya. "Hmph", Ia menyimpan Bukunya, dan mengeluarkan Pedang berbilah Putih perak lalu berjalan mendatangi sumber suara itu. Dalam waktu yang lumayan singkat, ia pun sampai di tujuannya, yang berasal dari sebuah mahkluk menyerupai Beruang namun berkulit biru muda yang berdiri dengan dua kaki serta memiliki empat tangan dan bertanduk satu ti tengah dahinya. "Akhirnya, Boss Map disini muncul juga", Dari Buku Panduan tertulis, Semua wilayah yang belum pernah dijelajahi, pasti setidaknya akan ada satu Monster yang paling kuat. Monster itu dijuluki 'Boss Map'. "Oke, siapa yang akan menyerang duluan?", ucapnya sambil berjalan mendatangi Monster itu dengan santainya. Seperti biasa, dihadapan Monster itu muncul sebuah Hologram.
[Ursula Bruin Lv.45] ~Magic Beast~
Mereka tidak bergerak sedikitpun, dan Izayoi pun menjadi sedikkit gelisah, dan mulai jengkel. "Hahh,... Jika itu yang kau mau,....", Ia tiba-tiba mengernyitkan mata, dan melompat maju dengan sekejap.
[GROOARR!!]
Mereka mulai berkelahi. Suara cakar dan Pedang yang saling hantam - mehantam mulai menggema di penjuru Hutan.
~ Setelah waktu yang cukup lama, terlihat sudah perbedaan diantara Izayoi dan Monster itu. Monster itu sudah dalam keadaan setengah sekarat. Sedankan Izayoi, dengan mudah dan santainya masih berdiri sambil memutar-mutarkan Pedangnya. Seolah-olah ia sedang bermain dengan anak kecil yang mencoba untuk melawannya.
[Grrr,...]
[GRROOAA!!]
Monster itu mengaum lagi, dan tiba-tiba, banyak Beruang Cokelat berkaki dua berdatangan dan kemudian mengerumuni Monster itu dan melindunginya. "Hahh, Saat sekarat memanggil anak buah ya?,... Padahal aku ingin Duel biasa,...", Izayoi menancapkan Pedangnya dihadapannya, lalu mengarahkan tangan kirinya ke arah para Monster itu. "Yah,...Terimakasih telah mempermudahku", Kemudian muncul di atas tanah sebuah lingkaran jingga berapi yang mengelilingi Monster itu. "O,flames,spirits//pay heed....", Dalam lingkaran itu mulai terbentuk sebuah lambang runik'Ansuz'
"Burn them with the fire of sky.....", Lalu,muncul empat lingkaran yang seperempat kali lebih kecil berlambang runik'Kenaz' ,yang mengelilingi lingkaran tadi.Kemudian lingkaran-lingkaran itu menyempurnakan diri. "Hey kalian!, jika kalian tidak lekas kabur kalian akan jadi daging asap!", Para Monster itu tidak bergerak, lebih tepatnya tidak dapat bergerak, ada sebuah penghalang yang mengeliingi mereka. "Pfft,....And turn them to ash !", Tiba-tiba ditengah lingkaran itu muncul semacam penanda diatasnya. "Hahaha!,Makan ini!, Kekuatan maks!, {Algoa}! ", Kemudian,turun dari atas langit sebuah bola api sebesar lingkaran tadi. Hawa di sekelilingnya menjadi kacau, hembusan angin sangat kencang, hampir membuatnya terpental. "HAHAHAHA!, Aku berlebihan!", Tawanya gila. Disaat Bola api itu mengenai mereka, terjadi ledakan dan bola itu berubah menjadi Pusaran Tornadao api. "KUHUHAHAHA!", dan ia makin gila menyadari kelakuannya yang mengubah Hutan bagus menjadi sebuah lahan tandus berapi.
~ Pertarungan, atau lebih tepatnya pembantaian pun berakhir, dengan semua yang ada disekitarnya menjadi lapangan tandus. "Hwew,....Inilah yang disebut 'Percobaan berakhir salah'.....", Gumamnya dengan ekspresi cengang, "Yah, waktunya pulang", Izayoi pun berjalan kembali ke rumahnya, dan sesampainya di rumah, Matahari telah terbenam. "Ahhh,....Lelahnya!", Ia masuk ke dalam rumah, melepas mantelnya dan melemparnya ke sofa, menyeduh secangkir Kopi, lalu membawanya ke teras atas. Menikmati pemandangan yang akan selalu menjadi indah. Izayoi menoleh ke kanan, dimana terlihat sebuah Perkemahan yang berada di pinggir jalan yang membagi tiga. "Hmph", Ia ersenyum, dan tidak lama pergi masuk. Pergi tidur untuk bersiap akan hari esok, dimana rutinitasnya berlanjut.
***
[TUP!]
Suara seperti sesuatu yang menghantam bidang keras membuat Izayoi terbangun di hari yang sangat pagi. "Ugh, apa-apaan,...", Ia pun berjalan ke teras sambil membawa segelas air, dimana kabut embun masih menyelimuti Perhunian. Di saat ia baru saja ingin meminum minumannya, tiba-tiba sebuah anak panah melesat dari arah kanannya dan menembus gelas yang dipegangnya, membuatnya langsung pecah. "A-,....", Reaksinya seperti orang dungu. Spontan, ia langsung menoleh ke arah asal lesatan itu, yang tidak lama terlihat kilatan cahaya yang melaju kearahnya, dan sudah jelas itu adalah anak panah lain yang melesat ke arahnya. Izayoi langsung memiringkan kepalanya dan panah itu melewatinya. "Woi! Anjing!, siapa itu!", Teriaknya emosi. Ia berusaha melihat diantara kabut tebal, dan di saat ia menoleh ke arah sebaliknya, ternyata sudah ada tiga anak panah yang menacap di dindingnya. "AAA!,Rumahku!", Izayoi, dengan kesalnya mengeluarkan Pedang Peraknya. "Aero,....Bolt!", Suara halus seseorang megeluarkan sihir, lalu muncul sebuah bola pusaran angin melaju ke arahnya, namun Izayoi dengan mudah menangkis, atau lebih tepatnya membelah sihir itu. "Lemah!", Izayoi melompat dari teras sambil mengambil pose ingin menancapkan Pedangnya, "Dasar,....Sonic Blade!", Ia mengaktifkan Skillnya. Sekitar tiga sampai enam anak panah melesat ke arahnya, dan langsung hancur saat mengenai angin dari efek Skillnya itu.
~ Di saat Pedangnya menancap ke tanah, kabut disekitar Perhunian Telah hilang. Tiba-tiba seorang gadis kecil berambut cokelat panjang yang dikepang samping lurus kembar menyerbu Izayoi dengan sarung tangan perunggunya. Ia terus melayangkan pukulan demi pukulan ke arah Izayoi, namun ia dapat menghidarinya serangan demi serangan. "Jangan menghindar begitu!", Serunya dengan nada sedikit ceking itu.
Dungu kah dia ini? Izayoi hanya diam dan di saat ia melayangkan pukulan lurus ke arahnya, Izayoi dengan tanggap menangkap lengan gadis itu, lalu membantingkannya jauh ke belakang. Alhasil si gadis itu menghantam tanah dengan keras.
Uhh! itu sakit! "Iris!", Teriak dari gadis lain di kejuhan, "Beraninya!,.....kan kuhukum kau!" "Huh?" Izayoi bingung mendengarnya. Gadis itu melaju ke arahnya dengan Assegainya yang membidik ke wajahnya. Sontak, Izayoi langsung mencabut pedangnya dan,
[THUNKK]
Serangan gadis itu di tahan olehnya. Akhirnya Izayoi dapat dengan jeas melihat perawakannya. Tinggi hampir sama dengannya, berambut pink panjang yang dikepang dengan poni yang miring yang menutupi dahinya. "Hoho,...", Gadis itu tiba-tiba sedikit tertawa, "Kau kuat juga ya?", Izayoi tidak membalas provokasinya. Mereka berdua melompat mundur bersamaan. "Haa!", Perempuan itu mengambil kesempatan dan langsung menyerang Izayoi, dan ia menerima serangan itu, dan pertarungan terjadi. Kekuatan gadis itu hampir sama dengan Izayoi. Tetapi, ada yang janggal dengan Izayoi. Seolah tubuhnyalah yang melambat respon balasan serangan, ada sesuatu yang terjadi dengan tubuhnya.
Ah, 'Insting Pria' sialan,.... Izayoi memaksakan tubuhnya. Di saat Assegai berada di jaraknya, ia langsung menangkap pegangannya, lalu mematahkannya dengan Pedangnya. Notifikasi muncul di hadapan Izayoi. "Eh?,...", Gadis itu terkjut, dan Izayoi langsung menangkap pergelangan tangannya lalu dengan bantuan siku kirinya, membanting gadis itu jauh hingga jatuh di samping gadis pendek tadi. "Freya!", Teriak dua gadis lain dari kejauhan. Izayoi langsung menoleh ke sumber suara, diaman berdiri dua gadis, satu berjubah kerudung hijau dan satu lagi perempuan berambut hitam kebiruan. Si gadis berjubah itu melepaskan anak panah ke arahnya, dan langsung di elak olehnya yang berlari ke arahnya. Di saat itu, gadis berambut hitam berponi itu mulai merapal mantra sihir, dan tidak lama, "Sudah selesai!", Ia mengisyaratkan ke temannya, dan mereka meluncurkan anak panah dan Sihir Bola Es bersamaan. "Hmph, lumayan", Bisik Izayoi. Namun, ia masih dapat melihat serangan itu dan dengan mudah menghindar. Gadis berjubah itu pun maju sambil mengeluarkan Rapiernya. Perkelahian terjadi lagi. Gadis itu ternyata dapat mengadu kekuatannya dengan Izayoi, dan ia sedikit kagum melihatnya, tetapi, "Heh! hebat juga kau rupanya!", Ujar gadis itu sambil tertawa, dan raut wajah Izayoi pun langsung berubah seratus delapan puluh derajat. Ia pun melompat mundur, dan gadis itu langsung maju dengan Rapier yang membidik tubuhnya. Izayoi tersenyum dan memajukan tangan kiirinya yang memegang Pedangnya itu ke bawah Raipernya dengan cepat dan menebasnya ke atas, membuat Rapier itu terpental ke belakang. Kemudian Izayoi menarik lengan gadis itu hingga membuatnya tersungkur jauh di belakangnya. Ia melirik tajam ke arah gadis berambut hitam tadi, yang sedang kembali merapal mantra sihir. Izayoi melaju kke arahnya dan sebelum ia selesai merapal mantra, ujung bilah Pedang Izayoi sudah berada di bawah dagu gadis itu, membuatnya membatu tak bergerak. "Minerva!", Teriak dua gadis tadi. Mereka berlari menyerbu Izayoi dari belakangnya. Lantas, Izayoi menghidari serudupan mereka berdua, yang kemudian malah menindih teman mereka. Izayoi hanya bisa menggelengkan kepalanya heran melihat kelakuan mereka. "Haa!", Tapi di belakangnya, gadis berjubah tadi melompat ke udara dengan Rapiernya yang melaju ke arahnya seperti rudal. Dan disaat Rapiernya itu hanya berjarak beberapa jengkal saja dari kepala Izayoi, tiba-tiba ia bergeser ke kiri dan menyerongkan badan ke kanan. "Apa!?", Terianya terkejut melihat Izayoi yang bergerak cepat seperti itu. Izayoi kemudian berbicara pelan, "Kemampuan kalian,.....Sangat kurang,..", Ia dengan cepat mengankat Pedangnya yang mengeluarkan sinar merah, "Hard Hit!", dan menghantamkan Pedangnya ke Rapier gadis berjubah itu, dan membuatnya langsung patah. Gadis itu akhirnya mendarat di atas teman-temannya.
~ Mereka akhirnya hanya dapat duduk kesakitan dihadapan Izayoi yang menunggu salah satu dari mereka berempat untuk angkat bicara akan apa yang terjadi tadi. "Huhh,....", Ia tidak habis pikir dengan mereka berempat yang menyerang tanpa sebab. Saat ia baru saja membuka mulutnya, dari belakangnya terdengar suara teriakan massa.
[HAA!]
Di saat ia menoleh, segerombolan laki-laki berlarian ingin menyerbunya dengan senjata yang siap di tangan. "Astaga!,...", Keluhnya, ia pun terpaksa meladeni mereka, dan memasang pose ingin menebaskan Pedangnya ke kiri. "Hahh, padahal bahuku sakit", Saambil memegang bahu kirinya, ujung bilah Pedangnya mengeluarkan sinar merah pekat samar yang dengan cepat memenuhi bilah dan mengeluarkan suara bising. "Ya sudah, ayo coba Skill ini,...Weapon, Break!", Ia menebaskan Pedangnya diantara angin, dan muncul sebuah gelombang merah Horizontal yang membesar dan melaju ke arah gerombolan laki-laki itu, melewatinya, dan langsung membuat hancur semua senjata yang mereka pegang, tanpa tersentuh Pedang Izayoi sama sekali. Mereka semua terkejut membeku. Pedang Izayoi pun tiba-tiba retak. "Hahhh,...", Ia lalu melemparkan Pedangnya ke Pohon yang tidak jauh darinya. Pohon dan Pedangnya pun hancur bersamaan. Notifikasi muncul dihadapannya, namun langsung ia tutup, "Oi!, apa masalah kalian hah!?", Bentaknya ke arah mereka. "I-Izayoi!?", Lalu terdengar suara seseorang yang sedikit ia kenali. Ia pun menerawang ke belakang kerumunan itu. Seorang Pemuda besar botak membawa kapak perang dan ransel besar melambaikan tangan kepadanya sambil berlari,"Izayooi!" Matanya melotot tajam ke arah orang itu. sampai-sampai mulutnya kehilangan kekuatan dan menganga lebar. "Ca,...C-C-Craine!?"