"Pevita."
Jeriko menghampiri putrinya yang telah lama pergi dengan mata berkaca kaca. Dia membelai rambut Pevita dengan penuh kasih sayang. Nampak sekali kalau Jeriko merupakan ayah yang peduli pada anaknya.
"Tiga bulan tanpa kabar, papa sampai mencarimu kemana mana. Apa yang terjadi sayang?" Tanya Jeriko penuh perhatian.
Pevita melirik Rayzen, tipis. Hanya saja bibirnya berat untuk mengutarakan isi hati. Dia memilih memendamnya sendiri.
"Tidak ada pa. Aku hanya mencari ketenangan. Maafkan aku sudah membuat papa khawatir," sahutnya dengan memaksa senyum.
Sangat dalam Jeriko memandangi wajah putrinya. "Kamu yakin baik baik saja? Tidak ada yang mengganggumu di luar sana?" Jeriko memastikan.
Pevita pun tersenyum tipis. "Tidak ada pa. Papa jangan khawatirkan aku dengan berlebihan seperti itu."
Hati Jeriko pun senang. Dan kemudian bola matanya memutar, mengarah pada Joe. "Siapa pemuda ini? Apa dia kekasihmu?"
Di titik ini, barulah keluarga Miller tidak diam begitu saja.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com