Maaf jarang publish :') Aku habis istirahat, tadinya bener-bener ga mau lanjutin cerita ini. Tapi, dari hasil istirahat aku ada waktu buat berfikir matang-matang. Akhirnya aku memutuskan untuk lanjutin ceritanya.
Kamu boleh menangis dan mengeluh. Tapi, jangan pernah menyerah.
Jadi gini. Aku sempet gagal di tahap awal :) dan itu rasanya seperti anda menjadi Ironman. Setiap malam selalu berfikir "Kok gw bodoh banget? Kayak gitu aja ga bisa. Kenapa sih? Gagal
terus." Selalu begitu. Selama istirahat aku fokus buat memahami diri sendiri. Walaupun sering gagal, dulu aku selalu berfikir "Biarin deh mungkin belum saatnya mendapatkan apa yang aku inginkan." Sekarang udah ga bisa :) tetep merasa "Gw selalu melakukan kesalahan." Hmmm, ok. Ini semua hanya isi pikiran dan hati aku di bulan lalu. Sekarang sedang di fase mencoba kembali. Kamu semangat terus ya!
Maaf jadi curhat gini wkwkwkwkkwk.
❗Seperti judul, bab ini akan ada mature nya alias 17+ ya.
👑👑
"Jangan lupa bawa dokumen yang sudah saya suruh siapkan untuk rapat malam ini." Tegas Taehyung untuk mengingatkan sekretaris yang baru.
"Sudah saya siapkan semuanya." Jawab Sekretaris sambil menunjukkan beberapa dokumen.
Taehyung hanya mengangguk santai sambil menyenderkan punggungnya di kursi kerjanya. "Silahkan kembali ke ruangan mu. Kita akan mulai rapat pukul 19:00 KST." Lanjutnya.
"Baik, saya permisi."
Sekretaris baru, Lee Taehyung bernama Choi Hyomin. Memiliki darah keturunan Kerajaan Korea Selatan dan Kerajaan Amerika Serikat. Ia, dibesarkan di Kerajaan Korea Selatan pendidikan yang standar tapi dia memiliki multitalent yang sangat menakjubkan. Choi Hyomin bisa berbagai bahasa, mengerti berbagai budaya, dan Public Speaking yang sangat bagus. Maka dari itu Taehyung memilih Choi Hyomin menjadi sekretaris Taehyung. Menurut Taehyung pendidikan tinggi belum tentu memiliki sikap baik dan multitalent. Berharap Sekretaris kali ini memiliki niat baik dan pekerja keras.
Tepat pukul 19:00 KST. Lee Taehyung berjalan menuju ruang rapat dan Choi Hyomin berjalan mengiringi perjalanan Lee Taehyung. Pegawai lain sudah berkumpul lebih dulu di ruang rapat, dan disusul dengan seorang CEO & Sekretaris. Kedatangan Lee Taehyung membuat Pegawai lain langsung berdiri dan membungkuk sopan.
"Selamat malam, mohon maaf sebelumnya saya menggunakan waktu malam kalian semua. Karena ini demi kelancaran kegiatan perjalanan dinas Minggu depan." Ucapan maaf sekaligus penjelasan singkat dari Taehyung. "Jadi, saya mohon untuk bagian keuangan mulai besok hitung pengeluaran yang akan dipakai Minggu depan. Bagian pariwisata tolong kebijakannya untuk memilih transportasi, bisa kalian beri saran sambil dirunding kan. Saya persilahkan." Taehyung memberikan luang untuk pegawainya memberi saran, agar tidak ada protes dalam hal perjalanan dinas. Itulah tujuan diadakannya kegiatan rapat.
"Untuk perjalanan dinas ke Berlin kita memiliki waktu 1 Minggu untuk menginap disana. 1 hari perjalanan menuju Kerajaan Jerman, 1 hari survei lokasi, 1 hari pertemuan bisnis, 2 hari refreshing, 1 hari rapat antar Kerajaan, 1 hari lagi perjalanan pulang. Untuk masalah jadwal nanti saya akan memberikan dalam bentuk file kepada Sekretaris agar di koreksi dan masalah hotel saya sudah memiliki 2 pilihan, nanti saya akan kirim ke email Sekretaris agar Sajangnim bisa memilih dan memberi keputusan." Jelasnya dari bagian pariwisata.
"Baik, untuk masalah keuangan, jadwal Minggu depan dan sebagainya tolong segera kirim kepada saya agar bisa dikoreksi dan Sajangnim bisa saja mengubah waktu dan jadwal secara tiba-tiba atau bisa saja membatalkan. Jadi, saya mohon kerjasamanya. Rapat malam ini sampai sini saja. Semua saran dan penjelasan sudah saya tulis semua. Sekian dan terimakasih." Choi Hyomin telah menjadi notulen rapat yang baik malam ini. Rapat sudah ditutup.
"Hari pertama kerja mu hari ini sangat baik. Pertahankan." Pujian Taehyung mendarat dengan baik di telinga Hyomin. Membuat senyumannya terlukis di wajahnya. "Oh ya, tolong ubah jadwal saya. Saya hanya mengambil jadwal 3 hari saja, saya tidak ikut dalam refreshing, dan jadwal rapat antar Kerajaan agar Jimin yang datang." Lanjut, Taehyung.
"Baik, Sajangnim."
👑👑
Taehyung memutuskan untuk kembali pulang ke Apartemen malam ini juga. Langkahnya terhenti ketika melihat seorang perempuan yang berdiri didepan lobby utama, terlihat tidak asing. Taehyung, memutuskan untuk memastikan siapa perempuan yang malam-malam didepan lobby utama sendirian. Taehyung, menepuk pundak perempuan tersebut. Ia, terkejut. Benar, itu adalah Alena.
"Alena?" Panggil Taehyung ketika menyadari perempuan tersebut adalah Alena. "Mengapa bisa? Kau ada di kantor ku? dengan siapa kau?" Lanjut Taehyung kebingungan.
"Bersama kartu ini." Jawab Alena dengan mengayunkan kartu tepat di depan wajah, Taehyung. "Aku menemukan benda persegi itu di meja kerja." Agar tidak ada salah paham, Alena menjelaskan dengan singkat tapi jelas.
Taehyung, menarik pergelangan tangan Alena. Taehyung membawa Alena dengan tergesa-gesa menuju tempat parkir.
"Senang sekali kau menarik lengan ku."
"Masuk." Taehyung, membukakan pintu mobil untuk, Alena. Perempuan yang mendengar perintah Taehyung langsung menuruti keinginannya, Taehyung menyusul untuk masuk kedalam mobil.
"Kalau seperti ini, aku menjadi tidak ingin mengizinkan mu keluar rumah." Raut wajah Taehyung terlihat jelas seperti seseorang yang sedang kesal. "Apa kau ingin menjadi-"
"Putri yang terkurung kembali. Itu, yang ingin kau ucapkan. Aku tahu aku salah, aku benar-benar minta maaf."
Taehyung, melihat Alena yang tersenyum tipis sambil menunduk, memainkan jari-jarinya sendiri.
"Lihat aku, Alena." Suara deep voice Taehyung terdengar jelas di kuping, Alena.
"Kenapa? Kau ingin memarahi ku lagi? Kau tahu?" Alena, tidak berani menatap mata Taehyung sama sekali. "Aku tahu." Jawab Taehyung sambil memegang dagu Alena agar Taehyung bisa melihat wajah Alena dengan jelas. "Maaf." Satu kecupan Taehyung mendarat di dahi Alena. Lembut sekali. Jantung Alena tidak baik-baik saja sekarang.
Sialan, dia sudah berani. Batin Alena.
"Jika, kau berani seperti itu lagi. Aku tidak segan-segan untuk membunuh kau, Taehyung." Alena, menarik kencang dasi milik Taehyung. Mode ganas Alena muncul kembali.
Niat Taehyung melakukan seperti itu agar menjadi hal manis dan romantis malam ini. Tapi ternyata tidak sesuai ekspektasi. Taehyung yang melihat dan mendengarkan omelan dan ancaman dari Alena hanya terkekeh kecil sambil menyalakan mobil miliknya, Taehyung mengendarai mobil dengan kecepatan sedang agar bisa lebih lama bersama Alena walaupun mereka tinggal dengan satu atap. Taehyung masih belum bisa bertanya maksud dari Alena, kenapa dia datang ke Kantornya. Taehyung hanya tidak ingin terlihat banyak bertanya. Tapi nyatanya.
"Ada perlu apa kau datang ke kantor ku?"
Mulut Taehyung sudah gatal ingin mengucapkan kalimat itu.
"Menunggu mu." Jawab jutek Alena yang sedang menatap pemandangan malam melalui jendela mobil. "Ohh, begitu." Jawab Taehyung.
Ternyata Alena bisa bersikap manis juga. Batin Taehyung.
Bersikap manis atau hanya sekedar jujur?
Langit malam yang mendung membuat bintang-bintang tidak tampak. Hanya sinar bulan yang samar karena tertutup awan mendung yang membantu menyinari langit. Keadaannya sama dengan isi mobil Taehyung yang sedang dikendarainya. Sepi dan sunyi tidak ada percakapan sama sekali. Taehyung, fokus dengan stir mobilnya. Alena, terlena dengan cuaca malam membuat dirinya terlelap tidur.
Otak Taehyung berniat ingin membawa Alena ke hotel tapi melihat wajah Alena yang lelah niatnya hilang seketika dan Taehyung tidak ingin menjadi Pria brengsek. Mereka berdua masih belum bisa saling terbuka. Taehyung menyimpan rahasia, Alena juga begitu.
"Sudah sampai, cepat bangun." Taehyung membangunkan Alena dengan ucapannya saja. "Taehyung." Panggil Alena, heran. "Kenapa?" Jawab Taehyung sambil melepaskan sabuk pengaman mobilnya.
"Ku pikir kau akan membawa ku ke Restoran tapi ternyata kau malah membawa ku kembali ke Apartemen?" Ricauan yang meninggi dengan raut wajah datar terlihat jelas di wajah Alena.
"Memangnya? Ah, maksudku kau belum makan malam?" Taehyung yang sebelumnya sudah bingung dengan perilaku Alena dan sekarang lebih dibuat bingung kembali.
"Apa aku terlihat seperti manusia yang sudah makan?" Jemari Alena bermain memutar-mutar tepat di depan wajahnya sendiri sambil menunjukkan senyum datar.
"Emmm. Ahh, baiklah kita putar balik. Kita akan mencari Restoran mahal yang sesuai dengan kasta mu." Taehyung memasang sabuk pengamannya kembali. Tapi, Alena malah sebaliknya dia melepas sabuk pengamannya.
"Tidak usah. Aku saja yang memasakkan makan malam. Kau bantu cuci piring, ya?" Terlihat Alena ingin mengenalkan dirinya kepada Taehyung dengan cara memperlihatkan bahwa Alena bisa memasak. Walaupun Alena sudah membuatkan sandwich untuk Taehyung. Tapi, bagi Alena itu tidak cukup karena hanya sepotong sandwich orang-orang yang tidak masak pasti bisa membuat sandwich juga. Jadi kali ini Alena ingin menunjukkan skill sesungguhnya.
Alena, turun dari mobil mewah milik Taehyung lebih dulu. Taehyung masih tidak percaya Alena menolak tawaran Taehyung. Setidaknya Black card milik Taehyung masih aman.
"Dia? Memasak untuk ku? Baiklah." Taehyung tersenyum senang sambil mencabut kunci mobil miliknya lalu keluar untuk menyusul Alena yang lebih dulu keluar dari mobil.
"Baiklah tunjukkan dirimu sebenarnya walaupun hanya memasak." Ucap Taehyung sambil membenarkan jas hitam miliknya. Taehyung menunjukkan senyumannya tepat di depan wajah Alena, sambil sedikit membungkuk agar bisa sejajar dengan Alena. Alena, yang melihat tingkah Taehyung hanya bisa memutar bola matanya kesal. Alena menghentikan langkahnya.
"Berjalan dengan baik, dan fokus pada jalur." Tepat sekali ketika Alena berbicara seperti itu, Taehyung menabrak pintu lift didepannya. "Aww, kecantikan mu mengalihkan segalanya, Alena." Jawab Taehyung sambil memegangi dahinya yang habis menabrak pintu lift. Alena tertawa sampai tersedak ludahnya sendiri.
"Ya! Rasakan itu. Hukuman karena menertawakan orang yang lebih tua dari mu, Alena." Taehyung membantu menepuk pelan punggung Alena. Lengan Taehyung membantu menuntun Alena untuk masuk ke lift.
"Sudah sudah, kau ingin membuat isi perutku keluar?" Tangan Alena menghentikan kegiatan tangan Taehyung yang sedari tadi masih asik menepuk punggung Alena. Taehyung kaget ketika tangan Alena menghentikan tangannya.
Mereka berdua terdiam seribu bahasa kembali, ketika pintu lift terbuka saja mereka masih saling terdiam.
Taehyung yang memikirkan topik pembicaraan nanti ketika mereka sedang satu meja makan. Sedangkan Alena sibuk memikirkan bahan masakannya cukup atau tidak, kurang atau tidak. Entahlah bagaimana reaksi mereka ketika mereka bisa saling membaca pikiran mereka masing-masing. Apakah bisa membantu masa perkenalan mereka atau malah membuat mereka berkelahi dengan mengadu argumen?
Alena membuka pintu Apartemennya. Kenapa bisa? Karena Alena memegang kartu cadangan dan mengetahui pin kunci pintu apartemen.
"Aku langsung ke dapur. Kau bisa membersihkan badan terlebih dahulu." Alena langsung berjalan ke ruang dapur untuk melihat isi kulkas memastikan kalau bahan masak ada dan cukup.
Taehyung menuruti ucapan Alena sebelumnya yaitu membersihkan badan. Biarkan Alena sibuk sendiri dengan isi dapur.
"Dada ayam, telur ayam, selada hijau, kimchi, cabai, daun bawang, bawang bombai, kecap asin, kecap manis, bawang merah, bawang putih, tahu putih. Baiklah Alena masak seadanya saja malam ini." Alena sibuk seperti guru yang sedang mengabsen anak TK, tapi Alena sedang mengabsen bahan masak yang ada di dalam kulkas. "Baik, kita akan memasak Nasi Goreng Kimchi." Berbicara sendiri bukan hal aneh bagi Alena sudah seperti kebiasaannya.
Alena, mulai dengan mengiris bawang-bawang dan cabai. Wajan yang sudah siap di atas kompor dengan api yang menyala sedang. Minyak wijen dituangkan ke dalam wajan dengan takaran dua sendok makan. Bahan yang sudah di iris tadi langsung dimasukkan kedalam wajan yang sudah panas, aduk agar bawang dan cabai yang sudah di iris bisa bekerjasama dengan minyak panas. Lalu disusul dengan kimchi. Sambil menunggu bahan iris dan kimchi itu matang, Alena langsung mengambil Nasi untuk 2 porsi ditaruh di atas piring. Bahan iris sudah harum dan matang, lanjutkan dengan menaruh nasi kedalam wajan, aduk rata bila terlihat kurang minyak bisa tambahkan dengan 1-2 sendok makan lagi. Masukkan sedikit gula, garam, lada bubuk, kecap asin setengah sendok makan, kecap manis satu sendok makan dan daun bawang yang sudah di iris miring. Aduk kembali sampai rasanya menyatu. Nasi Goreng Kimchi sudah matang.
"Perlu bantuan?" Suara serak terdengar dari meja makan. "Tidak, kau nanti cuci piring saja." Jawab Alena sambil sedikit menoleh ke arah meja makan untuk memastikan siapa yang sedang bersuara disana.
Lanjut, Alena menggoreng dada ayam yang sudah dibumbui jadi dia bisa langsung menggoreng dada ayam. Sambil menunggu ayam matang, agar pekerjaannya cepat kelar Alena menggoreng telur mata sapi 2 butir untuk Alena dan Taehyung. Semuanya sudah matang, Alena langsung menata makanannya di atas meja makan, di sana Taehyung sudah duduk rapih seperti anak kecil yang sedang menunggu masakan dari ibunya.
"Sudah lama tidak dimasakin seperti ini." Ucap Taehyung ketika Alena sedang sibuk menaruh Nasi Goreng Kimchi ke piring milik Taehyung.
"Memangnya? Terakhir dimasakin oleh siapa?" Tanya Alena walaupun dia sibuk dengan masakannya, dia tidak ingin terlihat tidak peduli dengan Taehyung. "Ibu. Ketika berumur 10 tahun itupun karena aku yang menginginkan Ibu masak untuk ku." Jawab Taehyung. "Aku baru pertama kalinya melihat seorang perempuan terlahir di keluarga Kerajaan, tapi bisa merawat isi rumah terutama bisa memasak seperti ini." Lanjut Taehyung.
"Aku selalu membaca buku resep makanan, kebetulan aku tahu lidah seorang dari Kerajaan Korea itu seperti apa dan ditambah dengan diri kau yang tidak menyukai pedas, jadi aku hanya memakai 2 cabai saja. Semoga tidak pedas. Silahkan dimakan." Alena itu saking menyukai buku sampai buku resep makanan saja dibaca detail. Alena hanya ingin tahu selera orang-orang diluar sana, jadi ketika saatnya dia keluar dari ruangannya dia tidak kebingungan dengan selera orang lain.
"Ini enak sekali, apa harus ku buatkan restoran khusus untuk bisnis kau, Alena?" Tawaran yang kelewat batas tapi terlihat terkesan. "Itu karena kau sedang lapar, kau berbohong ketika ingin makan malam dengan rekan-rekan kau, Taehyung." Jawab Alena. Taehyung, membisu. Dia langsung sibuk menyuapi makanannya sendiri. Taehyung, merasa dia berbohong Alena akan tahu, ingin jujur pasti Alena juga tahu itu. Alena, selama ini hanya bersikap seperti orang tidak mengerti, tapi sebenarnya Alena mengerti dan peka. Bukankah seharusnya perempuan seperti Alena itu tidak peduli dengan orang lain?
"Jangan lupa mencuci piring, Taehyung." Alena merapihkan piring piring kotor untuk ditaruh di wastafel, agar Taehyung yang langsung mencuci piring. "Baiklah baiklah, aku sangat mahir dalam mencuci piring." Jawab Taehyung sambil memakaikan sarung tangan karetnya.
"Good boy. Aku masuk ke kamar ingin mandi lalu tidur." Alena meninggalkan Taehyung yang baru saja sibuk dengan cucian piring.
"Tidak usah mandi. Aku menyukai aroma tubuhmu, Alena." Taehyung berbisik pelan, agar Alena tidak mendengarkan ucapan kacau dari Taehyung.
Alena, sudah membersihkan seluruh badannya. Sekarang sedang didepan cermin sibuk menyisir rambut panjangnya. Melihat diri sendiri dengan pakaian mini tanpa bra, ini sangat bahaya ketika Taehyung tiba-tiba masuk kedalam kamarnya. Benar saja tiba-tiba pintu terbuka, Alena lupa mengunci pintunya.
"Cucian piring sudah beres?" Tanya Alena, sambil menguncir rambutnya. Alena, hanya memandang Taehyung melalui pantulan cermin didepannya.
"Sudah." Taehyung mendekati Alena, ingin rasanya memeluk Alena dari belakang lalu menciumi punggung yang terekspos jelas itu.
"Baiklah, silahkan keluar." Alena, masih duduk tegap tanpa menengok sama sekali.
"Ahhh, aku ingin sekali kau duduk dipangkuan ku lagi, Alena." Taehyung duduk diatas kasur king size milik Alena.
"Ingin? Ingin ku duduki saja atau ingin melakukan petting?"
Alena bangun dari duduknya, sekarang tangannya sudah memegang kedua bahu, Taehyung. Pria itu hanya tersenyum, dan membuka 2 kancingnya agar bisa bernafas lebih leluasa.
"Aku lebih memilih melakukan petting." Tangan panjang Taehyung menuntun pinggul, Alena untuk duduk di pangkuannya.
"Peraturannya, kau tidak boleh membuat tanda apapun di leher dan dadaku. Karena besok aku harus-ahhh tunggu aku belum selesai." Taehyung sudah tidak sabar, leher jenjang milik Alena sudah dikecup pelan oleh Taehyung.
"Aku tahu, kau besok sudah mulai bekerja." Taehyung langsung melanjutkan aksinya. Meniduri Alena.
Alena tidak diam, dia ingin tawarannya menjadi saling mendominasi. Jemari Alena membuka kancing kemeja, Taehyung. Pria yang sedang diatas Alena merasa senang karena mengerti apa yang diinginkannya. Semua kancing sudah terbuka, Taehyung langsung melepas cepat kemejanya.
"Kau berpakaian seperti ini untuk apa? Kau selalu saja membuat ku berimajinasi lebih. Berwarna maroon seksi, rambut yang di kuncir aku suka penampilan mu malam ini, sesuai rencana ku." Nafas Taehyung menggebu-gebu mulutnya seperti sedang mengunyah sesuatu. Nafsunya sudah tidak bisa ditahan lagi oleh dirinya.
"Ketika melihat mu, aku mengerti. Jadi tolong perilaku kan diriku dengan baik malam ini, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendominasi permainan ini." Jemari Alena tidak mungkin tidak liar, dia sudah bermain manja di dada bidang Taehyung lalu turun kebawah mengelus perut yang ber-ABS itu.
Permainan dimulai. Bibir kotak Taehyung mencium bibir tipis Alena dengan lembut, lengan Alena melingkar di leher Taehyung, agar ciumannya menjadi hangat dan dalam. Taehyung membiarkan jemari Alena bermain di rambutnya, jemarinya menyisir lembut. Taehyung tak tahan, dia ingin melepas semua pakaian Alena tapi dengan cepat tangan Alena melarang untuk itu. Tapi, Alena mengarahkan telapak tangan Taehyung ke payudaranya yang masih tertutup pakaian maroon milik Alena. Taehyung mengerti maksud Alena, meremas pelan benda kenyal dan padat itu. Cukup besar bagi Taehyung. "Aku harap tidak ada yang berani menyentuh mu seperti ini selain diriku." Oceh Taehyung.
"Tidak bisa seperti itu, Taehyung. Ahhh~" Desahan Alena lepas tidak sengaja, karena Taehyung sudah menggesekkan penisnya pada vagina Alena. Perlu di ketahui, Taehyung masih memakai celana jeans-nya sedangkan Alena hanya memakai celana dalam saja. Jadi, Alena sangat merasakan kenikmatan lebih. Alena mencoba membuka matanya untuk melihat wajah Taehyung, benar saja wajah Taehyung sangat seksi ditambah visualnya yang sangat mempesona.
"Buka saja mata mu. Jangan membayangkan yang lain tapi bayangkan wajah seksi ku ini. Jadi, tatap aku. Ini perintah." Perintah Taehyung memang sudah keinginan Alena.
"Jangan..."
Alena menghentikan Taehyung yang sedang ingin melucuti celana jeans-nya. "Tidak, sayang aku hanya melepaskan celana jeans ku saja. Agar aku bisa merasakan kenikmatan lebih juga seperti mu." Taehyung mengelus paha mulus milik Alena sampai membuat Alena merasa ada sengatan yang mengundang hal lain. Ketika Taehyung sudah selesai melepas celana jeans, Taehyung langsung melanjutkan aktivitas haram itu.
"Ahh Tae-ahhh." Desah Alena.
"Kau menyukainya?" Goda Taehyung disela erangannya.
"Sangat." Jawab Alena sambil menarik pelan leher Taehyung agar Alena bisa mencumbui bibir tebal Taehyung. Mereka berdua saling bertukar saliva.
Taehyung menghentikan kegiatan gesek menggeseknya. Taehyung tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan malam ini, dia ingin malam ini menjadi panjang. Maka dari itu Taehyung menghentikan kegiatannya, agar masa klimaks mereka berdua tertunda.
"Aku mengerti, Taehyung. Aku juga ingin berlama-lama." Alena sudah terbawa suasana. Alena langsung mengubah posisi. Taehyung dibawah Alena diatas, ia tepat menduduki benda yang sudah menegang.
"Waw, besar juga milikmu. Lebih besar punya mu dibandingkan dengan milik Jimin." Entah itu ucapan untuk menggoda Taehyung atau sekedar pengakuannya.
"Ingin melihatnya? Agar kau lebih terpesona? Ingin melakukan blow job?" Tawar Taehyung sambil membenarkan rambut Alena yang mulai berantakan karena ulahnya.
"Tidak sekarang. Aku hanya ingin melakukan... Seperti ini." Benar dugaan Taehyung, Alena pasti akan mengelus bendanya yang sudah menegang itu.
"Yeah~ pintar sekali." Taehyung menggigit bibirnya sendiri karena nikmat yang mulai kunjung datang.
Tangan Alena mengelus, memutar, dan menekan. Benar-benar sensasi yang sangat di sukai oleh Taehyung. Terakhir Alena mengecup benda yang masih terselimuti celana dalam. "Baiklah permainan ku sampai situ saja." Alena kembali duduk diatas penis Taehyung. "Taehyung, aku sudah terbawa suasana. Tangan besar ini tidak boleh diam. Remas bokongku." Alena menuntun tangan Taehyung.
"Aku tidak suka kau berperilaku seperti jalang seperti ini. Tapi kali ini aku merasa senang kau menuntunnya." Taehyung memutuskan untuk melanjutkan kegiatan itu. Karena melihat Alena sudah mulai melemah. Taehyung langsung mengubah posisi menjadi semula.
"Baiklah, ini akan menjadi hal yang sangat menyenangkan." Bukan kah melakukan seksual memang menyenangkan, ya?
Alena mengikuti permainan Taehyung. Taehyung mengecup paha putih Alena lidahnya ikut bermain disana. Berputar, menghisap dan sedikit menggigit. "Tanda ini adalah buatan ku." Benar saja, Taehyung membuat kiss mark di pangkal paha Alena. Kembali pada judul kegiatan mereka.
Alena sudah pasrah, dia sangat menyukai permainan ini. Maka dari itu dia lebih baik diam dan menikmatinya. Desahannya terus keluar dari mulut mereka berdua. Kamar Alena menjadi saksi kisah malam Alena dan Taehyung pada malam ini. Taehyung terus menerus menekan nekan penisnya pada vagina Alena seakan-akan dia benar-benar memasukkan benda itu. Tangan Taehyung terus menerus mengelus paha Alena. Membuat rasa nikmat ini meningkat. Pada akhirnya Alena lebih dulu orgasme beberapa detik disusul dengan Taehyung. Taehyung langsung meniduri badannya disamping Alena. Taehyung melihat gundukan kenyal milik Alena naik turun akibat nafas yang terengah-engah.
"Terimakasih." Ucap Taehyung sambil mengecup bibir Alena.
👑👑
[]
🤣🤣 Ya ampun, akhirnya rencana Taehyung dimengerti oleh Alena :v mereka ga ada hubungan apa-apa. Tapi, berusaha saling mengerti. Taehyung yang ga bisa nahan birahinya, dan Alena pun ngasih kesempatan untuk Taehyung. Wkwkwkwkkwk jangan marah ya. Semoga suka. Ini cerita terpanjang yang aku buat karena sampe 3000+ kata :)