webnovel

Arc 1 Chapter 8 : Penyerbuan Goblin

"Baiklah sudah beres." Luciel selesai membuat ramuan yang dia racik menggunakan material – material yang baru saja dia beli.

Dia pun lalu membuka gulungan – gulungan sihir yang dia beli dari Herman. Luciel lalu membaca gulungan sihir transmutasi. Sihir transmutasi adalah sihir yang merubah mana seseorang menjadi suatu elemen alam dan output kekuatannya tergantung dari besarnya mana dan kecocokan type mana dengan sihir tersebut. Jika seseorang menggunakan sihir yang tidak cocok dengan mananya, maka sihir itu tidak akan keluar secara maksimal dan penggunaan mananya lebih boros.

" Hmm, Disini dikatakan langkah paling mudah untuk melakukan sihir transmutasi adalah memusatkan mana di tempat tertentu lalu ingatlah sensasi dan pengalaman yang kita rasakan pada sesuatu yang ingin kita ciptakan." Luciel pun mencoba memusatkan mana di telapak tangannya. Luciel ketika masih di kota Elea pernah mempelajari cara merasakan mana dan dia mengetahui talentanya dalam dunia magis tidaklah bagus.

" Ignite." Luciel merapalkan sebuah mantra lalu munculah kobaran api di tangan Luciel

" Wow, ini benar – benar berhasil." Walaupun terdapat kobaran api ditangannya, Luciel hanya merasakan hangat dan tidak sama sekali terbakar oleh api miliknya. Ini dikarenakan api itu berasal dari mana yang Luciel hasilkan sendiri.

Tak lama kemudian api ditangan Luciel mengecil dan semakin mengecil hingga hilang seutuhnya.

" Phew, sepertinya aku harus sering berlatih untuk lebih mengefisiensikan penggunaan mananya " ' ngomong – ngomong kemana Liz ya? Aku akan coba mengajarkannya cara memakai sihir' Luciel pun turun dari kereta kuda untuk mencari Liz.

Setelah mencari – cari Luciel melihat Liz sedang mengobrol asik dengan Ludwig dan para Caravan Guard seumurannya.

Luciel seperti kebanyakan orang mempunyai impian yang ingin dia capai. Dia ingin menjalani hidup dengan damai menjelajahi dunia dan misterinya. tapi setelah melihat realita dunia, Luciel ingin membuat dunia menjadi kebih baik bagi semua yang mendiaminya.

Namun Luciel tahu batas kemampuan dirinya dan dia sudah puas jika hanya menjadi pondasi untuk mensupport  sebuah jembatan yang mengarah kesana. Luciel tidak memiliki pengetahuan yang lebih dan kekuatan yang cukup untuk membantu Liz.

" Mungkin lain kali saja." Luciel mengerti hanya orang – orang bertalenta seperti Liz lah yang dapat menjadi jembatan untuk tercapainya impian Luciel.

**********

" Heh, ternyata Ludwig dulu secengeng itu? " Liz tertawa mendengar cerita dari rekan – rekan Ludwig.

" Hey Edwin lu juga mewek pas lagi dilatih sama Kapten Roland," balas Ludwig

" Memangnya sehebat apa Kapten Roland itu? " Tanya Liz penasaran.

Ludwig dan rekannya lalu saling pandang dan terdiam.

" Jadi, Kapten Roland itu mantan Ksatria Golden Rose dari Kerajaan Catanbria," jawab Ludwig

" Kudengar dari Ciel seorang ksatria dapat mengkombinasikan Sihir dan Teknik bertarungnya apakah benar? " tanya Liz

" Ya dia bisa memadukan antara teknik bertarung Tombaknya dengan sihir elemen petirnya." Ludwig mengangguk – angguk sambil mengingat betapa menakjubkan Kaptennya tersebut.

" Dia dapat meningkatkan kecepatan dan penetrasi serangannya karena mengkombinasikan dengan sihir petir," jelas Ludwig.

" Bagaimana cara agar kita mengkombinasikan antara sihir dan teknik bertarung? " Liz bersemangat tertarik untuk menjadi lebih kuat. Lalu merekapun terdiam.

" Setahuku dengan menggunakan sihir transmutasi dan menggabungkannya dengan sihir penguatan, aku belum paham soal itu," jawab Ludwig dengan wajah malu.

" Ya, berlatih teknik bertarung menggunakan senjata saja sudah susah, apalagi harus membagi fokus dengan menggunakan 2 sihir sekaligus," balas Edwin

" Begitukah, kalua begitu Ludwig tolong ajari aku teknik Berpedang yang kau perlihatkan tadi selama perjalanan ini ya " Liz pun kembali mempraktekkan gestur yang diajari oleh Luciel.

" Tentu saja serahkan padaku " Ludwig merasa bangga karena latihan keras yang selama ini dia lakukan terbayar dengan senyuman seorang gadis.

**********

Setelah 2 jam perjalanan para rombongan Caravan telah mencapai di bagian akhir dari hutan Alema. ' tinggal I jam perjalanan lagi ' pikir Roland. Namun instingnya mengatakan bahwa rombongannya masih menjadi incaran para goblin sebelumnya karena dia tidak menemukan satu hob ( goblin yang memiliki tinggi 2 meter } pun diantara banyaknya goblin yang menyerbu mereka.

" Hey, Ernest bentuk lah 2 tim pengintai masing – masing 5 orang pada radius 300 meter, dan perlebar parameter pertahanan menjadi 100 meter. "

" Kapten mengapa kita memperlebar pertahanan kita? "

" Jika kita bertarung terlalu dekat dengan para rombongan maka jika serangan lebih besar daripada yang tadi terjadi maka para rombongan akan dalam bahaya. "

" Baik Kapten " Ernest pun menyampaikan perintah kapten kepada para anggota Roaring Wolf.

" Ludwig, Edwin, Irwin, Landolf dan eze , kalian pergilah sejauh 300 meter dari arah kanan rombongan. "

" Siap Pakkkk!!!! " mereka menjawab dengan antusias

Langit yang mulai gelap membuat hutan menjadi lebih menakutkan dan para rombongan mulai menyalakan obor. ' tinggal sebentar lagi kita akan keluar hutan. '

Tanpa mereka sadari di kejauhan hutan lebat terdapat kumpulan goblin yang sedang bersiap, di antara mereka adalah mahluk setinggi 2 meter lebih membawa sebuah gada

" agubagugrahhaha!!!!!!!! "

**********

Ludwig POV

Ludwig dan rekannya mulai menyisir hutan sesuai yang diperintahkan. ' Mengintai di waktu seperti ini sangatlah berbahaya. '

Langit sudah mulai gelap dan matahari pun sudah tak tampak lagi di cakrawala. Merekapun menyalakan sebuah lentera.

"Hei Ed, coba bawa lentera itu kemari." Ludwig tiba – tiba berhenti dan menyinari area belakang semak dan menemukan tempat sepeti Camp perkumpulan.

"Dilihat dari hangat kayu bakarnya kurasa tempat ini baru saja ditinggal," ujar Ed ketika mengecek keadaan camp tersebut.

"To... tolong" terdengar suara seperti bisikan

"Hei, lihat itu" tak jauh mereka menemukan kandang yang berisi 4 perempuan tanpa berbusana.

"Tidak apa – apa kami datang untuk menyelamatkan kalian," Ludwig mencoba menenangkan mereka.

"Ka-kami dari desa yang berada dekat Hutan Alema, ketika mencari kayu bakar dipinggir hutan kami diculik oleh gerombolan goblin," ucap salah satu gadis itu.

"Tolong aku takut sekali aku ingin pulang." mereka semua adalah gadis yang masih remaja sekitar 12 – 14 tahun.

"Baiklah tenang saja, hey Ed kau melaporlah ke Kapten selagi kita mengeluarkan mereka dari sini, " ujar Ludwig.

"Baiklah. "

**********

"Lapor kapten! kami menemukan sebuah Kamp goblin yang telah ditinggal dan mendapati ada gadis - gadis yang mereka culik, Ludwig dan lainnya sedang membawa mereka kemari. "

Kapten Roland lalu terdiam menerima laporan Edwin

"Lapor kapten! kami menemukan situasi yang sama seperti tim pengintai lain, kami menemukan 7 gadis."

" Bagaimana Kapten? " Ernest menunggu arahan Roland.

"Tunggulah disini, aku akan menemui Master Thomas terlebih dahulu. "

Roland pun pergi ke depan rombongan Caravan.

"Master Thomas."

"Apakah terjadi sesuatu Kapten Roland? " tanya Thomas.

"Ya, kami menemukan para gadis yang diculik oleh gerombolan goblin. Saya menyerahkan keputusan kepada Master Thomas karena kami hanyalah dikontrak untuk melindungi rombongan Caravan," jelas Roland.

Mendengarnya Thomas lalu terdiam sejenak.

"Jalan menuju keluar hutan sudah tidak jauh, kurasa kita bisa membawa mereka," tiba – tiba Roland dan Thomas mendengar sesuatu.

"Grroooaaarrrrr agubugaugu!"

"Kapten gawat ada 3 Hob dan sekitar 100 goblin dibelakang mengejar rombongan." Wajah Roland menjadi suram mendengarnya.

"Master Thomas anda dan rombongan caravan pergilah terlebih dahulu, kami akan menahan goblin – goblin itu dari belakang," ucap Roland.

"Baiklah, semoga beruntung Kapten. "

**********

Luciel melihat para gerombolan goblin berlari menghampiri rombongan di kejauhan.

"Para rombongan Caravan pergilah terlebih dahulu kami akan menahan mereka disini "

"Hey Edwin apakah Ludwig dan lainnya telah kembali? " tanya Liz

"Seharusnya sebentar lagi tiba, mereka membawa gadis – gadis yang diculik para goblin. Aku akan segera kesana untuk menolong mereka," jawab Edwin

"Aku ikut denganmu," ucap Liz.

"Tunggu Liz, di sana banyak sekali goblin bahkan hobgoblin juga muncul sekarang, mereka lebih kuat dan agresif, hanya para ksatria dan hunter yang bisa melawan mereka," Luciel menahan tangan Liz.

"Lalu kita akan berdiam diri saja dan tak melakukan apa – apa? Meskipun kita memiliki kekuatan untuk membantu? " ucap Liz tidak puas.

"Tidak, yang aku ingin katakan adalah, kau harus tahu batasan dirimu sendiri. "

"Kau harusnya malu Ciel para caravan guard mempertaruhkan hidup mereka agar para rombongan selamat dan tidak berpikir sedikitpun tentang batasan diri mereka, aku ingin menjadi kuat Ciel tidak dan aku tidak ingin ada orang lain lagi memaksakan kehendak mereka padaku. "

Liz melepaskan tangannya dari genggaman Luciel, dan pergi kedalam hutan mengikuti Edwin.

"Sial." Luciel pun lalu mengambil sebuah lentera dan lalu berlari, namun dia tidak berlari kearah rombongan caravan melainkan kedalam hutan.