Berjalan di tengah malam, angin dingin yang berhembus. Berjalan tak tentu arah. Setidaknya menjauhi rumahnya yang di selimuti kesuraman. Langkah kaki yang tidak tentu arah, berakhir di sebuah taman. Taman yang menjadi tempat Ansel untuk menyendiri, menenangkan diri. Sepertinya, sudah ada seseorang yang menempati tempatnya.
Siapa lagi kalau bukan cewek tengil itu lagi.
"Lo mau kemana? Tenang aja, gue gak akan ganguin lo kok."
Ansel menghela napas, berjalan ke arah Lucy, duduk di ayunan kosong di sebelah Lucy yang berdiri di atas ayunan.
"Lo ada masalah?" tanya Lucy.
"Lo kenapa sih diem aja?!"
Cewek tengil itu terus-terus saja bertanya, membuat telinganya sakit bukan kepalang. Cerewet dan terlalu penasaran dengan urusan orang. Moodnya sedang tidak bagus. Kalau saja Ansel tidak bisa mengendalikan emosinya, cewek tengil itu sudah Ansel jungkir balikan ke bawah.
"Kalau lo udah diem kayak gini, pasti lo ada masalah di rumah?"
"Sok tahu lo," balas Ansel sewot.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com