webnovel

The Darkest Destiny's

Merasa selalu di permainkan takdir membuat gadis itu menjadi sosok yang tidak tersentuh. Hati dan jiwanya sudah menjadi batu. Kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang curang, membuatnya sadar jika hidup mewah yang di rasakannya selama ini hanyalah semu. Jika bagi orang lain keluarga adalah jalan mereka untuk pulang, maka baginya keluarga adalah jalan menuju kematian. Seorang lelaki yang seharusnya menjadi lelaki pertama yang merangkul dan memberinya rasa aman, namun sosok itu pula yang membuatnya kehilangan kemampuan bicara karena rasa sakit dan trauma yang mendalam. Menghakimi semua orang yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah tujuan hidupnya. Mimpi buruk akan segera datang bagi mereka yang telah membuat hidupnya hancur. Dia bersumpah akan membuat mereka semua memohon kematian padanya. "Kau yang menjadikan ku monster jadi jangan bersikap seolah-olah kau adalah korban" katanya sambil berseringai dingin. Pria itu shock mendengar perkataan gadis dihadapannya ini, ternyata akulah yang telah mengubahmu menjadi seperti ini, pikirnya. ********* "Aku adalah dewa kematian, akan kuturuti semua keinginanmu, dan kau hanya perlu melakukan satu hal untukku" ucap pria itu dengan tersenyum licik Sambil tertawa dingin gadis itu berucap "Ha ha ha... Jika kau adalah dewa kematian, maka aku adalah kematian itu sendiri. Jika kau tidak ingin mati ditanganku, maka enyahlah kau membuatku muak."

zaharafth_ · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
393 Chs

You mean Alexa?

Samuel dan Jarvis pergi ketempat dimana Jarvis menemukan sebuah rumah kaca yang mencurigakan.

"Tempat ini baru." Ucap Samuel, dia memperhatikan rumah kaca tersebut.

Jarvis melirik Samuel, "Bagaimana Ayah tahu?" Tanya pria itu.

"Ayah sudah mengelilingi tempat ini selama Nonyan Ainsley masih hidup, untuk berjaga-jaga jika ada sesuatu yang mencurigakan. Tapi Ayah tidak pernah melihat tempat ini." Kata Samuel pelan.

Ya, sewaktu Ainsley masih hidup Samuel memang selau pergi berkeliling tempat disekitaran kastil untuk memastikan keamanan daerah tersebut.

Jarvis mengangguk paham, "Jadi harus kita apakan tempat ini?"

Samuel diam sebentar untuk memikirkan hal apa yang sebaiknya dilakukan, mereka tidak bisa menerobos masuk sekarang karna belum tau siapa pemilik tempat ini.

"Sebaiknya biarkan saja seperti ini, tapi kita harus memasang penyadap dan kamera pengintai."

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com