webnovel

The Darkest Destiny's

Merasa selalu di permainkan takdir membuat gadis itu menjadi sosok yang tidak tersentuh. Hati dan jiwanya sudah menjadi batu. Kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang curang, membuatnya sadar jika hidup mewah yang di rasakannya selama ini hanyalah semu. Jika bagi orang lain keluarga adalah jalan mereka untuk pulang, maka baginya keluarga adalah jalan menuju kematian. Seorang lelaki yang seharusnya menjadi lelaki pertama yang merangkul dan memberinya rasa aman, namun sosok itu pula yang membuatnya kehilangan kemampuan bicara karena rasa sakit dan trauma yang mendalam. Menghakimi semua orang yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah tujuan hidupnya. Mimpi buruk akan segera datang bagi mereka yang telah membuat hidupnya hancur. Dia bersumpah akan membuat mereka semua memohon kematian padanya. "Kau yang menjadikan ku monster jadi jangan bersikap seolah-olah kau adalah korban" katanya sambil berseringai dingin. Pria itu shock mendengar perkataan gadis dihadapannya ini, ternyata akulah yang telah mengubahmu menjadi seperti ini, pikirnya. ********* "Aku adalah dewa kematian, akan kuturuti semua keinginanmu, dan kau hanya perlu melakukan satu hal untukku" ucap pria itu dengan tersenyum licik Sambil tertawa dingin gadis itu berucap "Ha ha ha... Jika kau adalah dewa kematian, maka aku adalah kematian itu sendiri. Jika kau tidak ingin mati ditanganku, maka enyahlah kau membuatku muak."

zaharafth_ · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
393 Chs

You know her?

kau robot sehingga mereka bisa menyuruhmu sesuka mereka." Suara Alexa terdengar dingin.

"Maybe. Robot dengan wujud manusia." Ujar Rhysand lagi.

"Ck! Baiklah! Aku akan membiarkannya kali ini, ini karna kau temannya Ben." Putus Alexa.

Rhysand tersenyum senang mendengar perkataan Alexa. Ia tahu walaupun Alexa terlihat dingin dan kejam, tapi gadis itu sebenarnya sangat baik.

"Hai semua!" Alexa dan yang lainnya melihat siapa yang menyapa nya.

Itu Hazel, dia mendatangi Alexa dan langsung memeluk erat gadis itu. Menenggelamkan kepalanya diceruk leher Alexa.

Alexa menaikan sebelah alisnya, "Kenapa?"

Hazel mengendurkan pelukan, menatap Alexa dengan pandangan sulit. "Aku harus kembali ke Italy." Ucapnya dengan nada sedih.

"Lalu?" Alexa kembali bertanya, seperti biasa tanpa ekspresi dan datar.

Hazel mendesah berat, "Aku belum mau pulang, dan masih ingin bermain denganmu."

"Tapi aku tidak mau main denganmu." Ucap Alexa lalu menyesap minumannya.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com