webnovel

The Darkest Destiny's

Merasa selalu di permainkan takdir membuat gadis itu menjadi sosok yang tidak tersentuh. Hati dan jiwanya sudah menjadi batu. Kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang curang, membuatnya sadar jika hidup mewah yang di rasakannya selama ini hanyalah semu. Jika bagi orang lain keluarga adalah jalan mereka untuk pulang, maka baginya keluarga adalah jalan menuju kematian. Seorang lelaki yang seharusnya menjadi lelaki pertama yang merangkul dan memberinya rasa aman, namun sosok itu pula yang membuatnya kehilangan kemampuan bicara karena rasa sakit dan trauma yang mendalam. Menghakimi semua orang yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah tujuan hidupnya. Mimpi buruk akan segera datang bagi mereka yang telah membuat hidupnya hancur. Dia bersumpah akan membuat mereka semua memohon kematian padanya. "Kau yang menjadikan ku monster jadi jangan bersikap seolah-olah kau adalah korban" katanya sambil berseringai dingin. Pria itu shock mendengar perkataan gadis dihadapannya ini, ternyata akulah yang telah mengubahmu menjadi seperti ini, pikirnya. ********* "Aku adalah dewa kematian, akan kuturuti semua keinginanmu, dan kau hanya perlu melakukan satu hal untukku" ucap pria itu dengan tersenyum licik Sambil tertawa dingin gadis itu berucap "Ha ha ha... Jika kau adalah dewa kematian, maka aku adalah kematian itu sendiri. Jika kau tidak ingin mati ditanganku, maka enyahlah kau membuatku muak."

zaharafth_ · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
393 Chs

227

"Dia butuh psikiater dan obat." Putus Drystab ketika sudah tiba di kamarnya bersama Jarvis.

Semalam setelah pulang dari acara, tiba-tiba Alexa mengalami serangan panik mendadak. Untung mereka kembali saat sudah tengah malam dan semua penghuni kastil sudah terlelap, jadi tidak ada yang menyadari kejadian itu.

"Kau Pikir aku tidak memikirkan apa yang dia butuhkan? Sudah aku bujuk ribuan kali, tapi dia menolak." Ketus Jarvis. Dia menyugar rambutnya kasar, dadanya naik turun menahan emosi.

"Kau tidak bisa mendengarkannya, kalau seperti ini terus dia bisa gila." Balas Drystan tidak kalah ketus.

"Tuan besar sudah pernah memanggil psikiater, kau tau apa yang terjadi? Lexa mengurung diri, duduk di pojok ranjang dalam keadaan ruangan yang mati. Satu orang pun tidak bisa masuk kedalam kamarnya." Desis Jarvis.

Drystan sedikit tersentak mendengar hal itu. Sampai sejauh itu Alexa tidak percaya pada orang lain. Hidup sesulit apa yang sudah di jalani wanita itu, pikinya.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com