Pukul sembilan malam, Rama membuka pintu apartemen. Setelah bertemu dengan Dilan, sahabatnya, Rama menghabiskan waktu dengan bermain game online dan mengukur panjangnya jalan raya.
Pikiran Rama sangat kalut. Seharian terus memikirkan bagaimana cara meminta maaf pada Sinta. Rama dibuat bimbang dengan dirinya sendiri. Meminta maaf atas kejadian perampokan di bank, artinya dirinya harus merendahkan diri. Tetapi jika ucapan maaf itu tidak segera disampaikan, perasaan bersalah itu terus mengejar dan menggerogoti pikirannya.
"Ternyata sudah punya istri pun, masih suka keluyuran sampai malam," tegur ketus seseorang yang membuat kepalanya mendongak untuk melihat siapa yang berbicara. Dan Rama langsung tertegun.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com