webnovel

The Cold Season

Untuk sebagian besar hidupnya, Xiao You Ren merasakan ketidakberuntungan yang teramat besar. Setiap luka baru akan muncul di sisa-sisa malamnya. Luka yang membuatnya mengerang sakit akibat rasa ngilu yang menyentuh hatinya. Dia selalu menggigil di setiap malam yang dingin, mengharapkan sebuah tangan melingkar di tubuhnya. Pada setiap orang dia menjeritkan pertolongan. Memohon untuk obat yang dapat menghilangkan rasa sakitnya di musim dingin. Akan tetapi, tidak ada satu orang pun yang mampu memberikan hal itu padanya. Hingga dia terlibat sebuah hubungan dengan seorang laki-laki yang menawarkan obat. Alih-alih mendapatkan penawar bagi lukanya, dia justru menerima racun. Yang membuatnya menjadi kebal terhadap rasa sakit, bahkan meminta untuk mendatangkan perasaan itu terus-menerus. Xiao You Ren kian menggila sesaat setelah laki-laki itu menyuntikkannya sedikit rasa ‘diinginkan’. Seumur-umur Xiao You Ren tidak pernah merasakan hal menggelitik permukaan hatinya, hingga membuatnya menjadi sangat egois.

evilesther3 · LGBT+
Sin suficientes valoraciones
262 Chs

Can't Get Enough 2

Buruk.

Xiao You Ren sedang mimpi buruk. Rasa menggigil dari cangkang yang dingin seakan menyentuh kulitnya. Seluruh tubuh yang terasa sakit dan berat membuatnya kian menderita. Kelopak mata bahkan seperti lengket oleh perekat yang sangat kuat, tapi tidak bisa dia terus berlama-lama dalam mimpi yang mungkin akan meninggalkan bekas luka baru di sudut hati. Dengan paksa dia harus terjaga. Mencari tahu tentang keadaannya sendiri. Tidak ada seorang pun yang bisa diandalkan, sama seperti hari-hari sebelumnya.

Mendapati diri berada dalam ruangan asing, spontan membuat Xiao You Ren menjengit. Rasa sakit mendera pundak hingga pinggulnya. Kepala pening juga pandangan berkunang-kunang menyambut pagi yang tampak cerah, cahaya matahari merembes masuk dari pori-pori tirai jendela kaca. Setelah menetralkan segala macam keanehan pada bagian tubuhnya, Xiao You Ren mulai menebak-nebak tempat tersebut.

Sebuah kamar hotel.

Tidak ingat sama sekali kapan dia datang ke sini, bukan berarti dia melupakan malam panasnya dengan sang CEO. Dalam hati kecilnya, Xiao You Ren merasa sedih karena alasan tidak jelas. Namun akalnya memaksa untuk acuh dengan segala kekecewaan karena kembali sendiri usai bercinta. Selalu mengingatkan tentang dirinya yang bukanlah seorang penting.

Xiao You Ren membawa dirinya beranjak dari tempat tidur. Pakaian yang dikenakan masih utuh, hanya saja kaos sobek yang kemarin melekat di tubuhnya sudah berubah menjadi kemeja milik Wang Xian Wei, yang kemarin dikenakan laki-laki itu di balik jaketnya. Susah payah dia menopang berat tubuhnya yang seperti bertambah berton-ton dalam semalam.

Sebuah kertas di atas nakas, samping tempat tidur, mencuri perhatiannya. Tangan yang terasa akan remuk itu dipaksa meraih lembar kertas tersebut. Dalam hati dia membaca kata demi kata yang tertera.

'Pulanglah, tidak perlu masuk kantor untuk hari ini. Surat perjanjian semalam aku yang memegangnya.'

Kerutan di wajah Xiao You Ren tampak jelas karena tekukan di kedua alisnya. Pikirannya kembali menerawang pada kejadian malam itu dan kemudian dia mengingat seutuhnya. Tentang permainan mereka, juga perjanjian yang tercipta sesaat sebelumnya. Xiao You Ren tidak mengetahui isi dari perjanjian tersebut, karena malam itu dia menandatanganinya tanpa membaca terlebih dahulu. Ada rasa resah yang mulai bersarang di hatinya mengenai hal tersebut, tapi mengingat bagiamana Wang Xian Wei yang selalu menjadi penolongnya, entah mengapa perasaan itu berangsur-angsur hilang.

Kepercayaan kepada Wang Xian Wei mulai ditanamkan di hatinya. Tanpa sadar dan tanpa dasar. Mungkin karena Xiao You Ren tidak memiliki perasaan khusus pada laki-laki itu, sehingga dia merasa bebas untuk menyerahkan diri terjerat sebuah perjanjian. Lagipula yang dicari Xiao You Ren bukanlah kesenangan, cinta, atau hal-hal semacam itu. Dia hanya membutuhkan seorang tutor yang mampu mengajarkannya menjadi lebih kuat. Memberikan apa yang selama ini berusaha dicapai sendirian.

Wang Xian Wei satu-satunya orang asing yang mengetahui kegelapan dalam diri Xiao You Ren. Rahasia yang selama ini disimpannya dengan apik, terkuak begitu saja di depan mata laki-laki itu. Sehingga membuatnya tanpa alasan menjadi seseorang yang cukup berpengaruh dalam hidup Xiao You Ren.

Usai memikirkan tentang kemungkinan dari isi perjanjian yang ditandatangani, Xiao You Ren memutuskan untuk pergi dari hotel itu. Memesan taksi online dan memutuskan untuk beristirahat di apartemennya. Sesampainya di apartemen, segera saja dia mengisi baterai ponsel yang mungkin sejak malam sudah habis. Sambil menunggu baterai ponsel itu terisi penuh, dia memutuskan untuk membersihkan diri.

Bayangannya terperangkap dalam cermin yang memantulkan keadaan tubuh penuh bercak kemerahan. Sudah lama sejak terakhir kali Xiao You Ren menyaksikan pemandangan tersebut. Dulu begitu seringnya dia melihat bekas-bekas seperti ini bersarang, tak jarang Xiao You Ren sampai bolos sekolah karena hal tersebut. Begitu sering pula dia mengutuk malam panjang yang telah berlalu dan menyisakan kisah pahit dalam hidupnya. Bahkan malam-malam itu seperti memenjarakannya dari kehidupan sosial. Xiao You Ren selalu merasa sendiri dan tidak layak menjalin pertemanan yang erat dengan orang lain.

Namun, untuk pertama kalinya dalam hidup. Xiao You Ren tersenyum kecil usai malam yang sama terulang lagi setelah bertahun-tahun berlalu. Tentu saja dengan banyak perbedaan. Orang yang melakukannya dulu dan sekarang sudah pasti tidak sama. Dan lagi untuk kasus saat ini, Xiao You Renlah yang meminta. Dia tidak melakukan dengan terpaksa maupun dipaksa. Kesadarannya penuh ketika memohon pada Wang Xian Wei. Meskipun Xiao You Ren tidak benar-benar tahu apa yang akan terjadi setelah ini, tapi dia merasa akan melaluinya dengan baik. Tidak peduli seberapa egoisnya dia dengan memanfaatkan kekuatan laki-laki itu.

Xiao You Ren kembali ke kamarnya untuk berpakaian dan lekas mengaktifkan ponsel serta mengecek puluhan pesan dari Zhao Yuzi, juga puluhan panggilan tak terjawab dari orang yang sama. Pasti gadis itu sangat mengkhawatirkan keadaannya. Xiao You Ren pergi begitu saja tanpa memberitahu apa pun, bahkan tidak kembali ke restoran itu. Pikirannya pun mempertanyakan tentang keberadaan mobil yang semalam tertinggal. Xiao You Ren hendak menghubungi Zhao Yuzi dan bertanya mengenai nasib gadis itu semalam, tapi urung dilakukan mengingat masih di jam kerja.

Menunggu sampai waktunya istirahat, Xiao You Ren memutuskan untuk merebahkan diri di atas ranjang dan kembali terlelap. Rasa lelah masih mendominasi, hingga tanpa sadar membuatnya tertidur begitu nyenyak. Waktu bergulir cepat. Tak terasa jarum jam sudah bertengger di angka 2 ketika laki-laki itu terbangun dari tidur siangnya. Mengecek ponsel sebelum mendesah kecewa. Dia melewatkan jam istirahat kantor, artinya tidak ada kesempatan untuk menghubungi Zhao Yuzi sebelum gadis itu pulang kerja.

Xiao You Ren terdiam sesaat hanya untuk mendengar perutnya yang berbunyi. Cacing-cacing itu pasti tengah berdemo karena tidak diberi asupan sejak semalam. Karena tidak tahan dengan rasa lapar yang tiba-tiba terasa sangat kentara, dia memutuskan mencari makanan ke liar. Bel apartemennya berbunyi bertepatan dengan gerakannya membuka handle pintu. Seorang pengantar makanan dari restoran cepat saji berdiri dengan beberapa bungkus makanan.

"Permisi, dengan Tuan Xiao You Ren?" tanyanya sopan.

Hanya anggukan kepala yang diberikan Xiao You Ren. Wajahnya masih kentara dengan ekspresi bingung dan terkejut.

"Ada pesanan untuk Anda, Tuan." Pengantar makanan itu mengasongkan dua bungkus ke depan Xiao You Ren.

"Ehm … sepertinya Anda salah kirim, Tuan, saya tidak memesan apa pun," jawab Xiao You Ren bingung. Seingatnya memang dia tidak memesan apa pun, karena itulah dia hendak keluar mencari asupan bagi perutnya.

Pengantar makanan itu tersenyum kecil, kemudian mengecek catatannya dan berkata, "Tuan Wang Xian Wei yang memesannya untuk Anda, Tuan."

Bibir Xiao You Ren membentuk huruf o sempurna. Terkejut sekaligus tidak menyangka. Pikirannya mulai diisi oleh pertanyaan-pertanyaan mengenai sikap laki-laki itu. Mengesampingkan keheranan yang dirasakan, Xiao You Ren menerima bungkusan makanan itu. Mengucapkan terima kasih sebelum menutup pintu apartemennya setelah pengantar makanan itu pergi.

Ponsel yang tadi sudah bersarang nyaman di saku celananya, dikeluarkan kembali. Segera Xiao You Ren mencari nomor yang akan ditujunya. Mengirim sebuah pesan masuk pada Wang Xian Wei.

X.You Ren : Sir, apa anda memesankan makanan ke apartemen saya?

Sembari menanti jawaban dari seberang sana, Xiao You Ren meletakkan bungkusan itu di atas meja dan memeriksa isinya, tapi belum dihidangkan. Takut-takut makanan itu bukan untuknya. Dering singkat dari ponselnya menginterupsi keheningan. Cepat-cepat dia membuka pesan balasan tersebut.

W.Xian Wei : Ya, makanlah yang banyak. Malam ini aku akan datang ke apartemenmu, jangan sampai kamu tidak memiliki tenaga.

Membaca untaian kata itu, Xiao You Ren tidak bisa untuk tidak merasa malu. Ini bukan sesuatu yang bisa membuatnya tersipu hingga berbunga-bunga. Hanya saja, kepalanya kembali diperkaya dengan aneka pertanyaan. Perjanjian seperti apa yang telah mereka sepakati? Apa setiap malam melakukan hubungan intim? Hati Xiao You Ren tiba-tiba dirundung gelisah. Meski dia yang menjebak dirinya sendiri, tetap saja tidak bisa baginya untuk tidak merasa khawatir. Sungguh memikirkan semua itu membuat perutnya kian terasa sakit. Tanpa pikir panjang dia membalas lagi pesan Wang Xian Wei sekadar mengucapkan terima kasih. Tangannya membuka bungkusan makanan tersebut dan melahap isinya hingga tandas. Perutnya terasa penuh.

Selesai dengan makanannya, Xiao You Ren membersihkan sisa-sisa kotoran. Kemudian duduk tenang di tempat yang sama, dengan bosan dia menggulir tetikus ponselnya. Melihat setiap hal yang muncul di beranda sosial medianya. Selama ini, tidak pernah Xiao You Ren benar-benar melakukan hal sia-sia seperti ini. Biasanya dia akan belajar atau bekerja, tapi sore ini berbeda, rasanya sangat malas untuk sekadar mengambil laptop lalu membuat beberapa desain. Tubuhnya masih belum enak untuk digerakkan terlalu banyak, sehingga dia hanya bisa pasrah dan menerima kebosanan menemani.

Dalam posisi yang sama selama berjam-jam membuat tubuhnya terasa kaku dan seperti ada ratusan semut yang menggerayangi kakinya. Susah payah dia menetralkan keadaan itu, tiba-tiba bel apartemennya berbunyi untuk kedua kali dalam sehari. Keadaan kaki yang tidak memungkinkan membuat Xiao You Ren berniat mengabaikan siapa saja yang berada di luar.

Dering ponselnya kembali berbunyi, kali ini dengan nada panjang. Nama Zhao Yuzi tertera di atas layar ponsel sebagai penelepon. Segera saja Xiao You Ren sadar jika gadis itu yang bertamu. Sedikit paksaan membuat tubuhnya berdiri tegak, tapi rasa geli yang menggerogoti kakinya semakin tidak tertahankan. Pada akhirnya Xiao You Ren menyerah dan kembali duduk. Mengangkat panggilan suara dari Zhao Yuzi.

"Halo, Ren Ren, aku ada di depan apartemenmu. Aku khawatir dengan keadaanmu, makanya segera berkunjung sepulang kerja," ucapan Zhao Yuzi memburu sesaat setelah panggilan itu tersambung.

Seulas senyum kecil terpatri di wajah letih Xiao You Ren. Memikirkan kelakuan Zhao Yuzi yang membuatnya merasa tenang, seperti memiliki kakak perempuan yang begitu peduli padanya.

"Yuzi, masuk saja! Pintunya tidak dikunci."

Panggilan telepon tersebut diputuskan sepihak oleh Zhao Yuzi. Tak lama dari itu, pintu apartemen Xiao You Ren terbuka dan muncul gadis dengan pakaian khas karyawan desain. Zhao Yuzi tersenyum melihat Xiao You Ren dan ikut duduk di kursi depan laki-laki itu. Menyerahkan sebuah bungkusan yang berisi makanan.

"Makanan favoritmu," ucapnya lembut. Zhao Yuzi menyelidik setiap sudut tubuh Xiao You Ren, dari atas hingga bawah. Meski ada meja yang menutupi sebagian tubuh laki-laki dihadapannya itu. Setelah selesai dengan selidikannya, dia kembali buka suara. Mempertanyakan banyak hal yang membuat urat penasarannya meronta-ronta sejak semalam.

"Jadi, apa yang terjadi semalam?" tanyanya. Meletakkan sebuah kunci mobil yang tidak asing di atas meja. "Kamu punya penjelasan yang masuk akal, kan? Tiba-tiba menghilang, untung saja aku menemukan kunci mobilmu di jalanan, jika tidak, entah siapa yang akan menemukan dan mencurinya."

Mendengar pertanyaan sekaligus pernyataan yang dilontarkan Zhao Yuzi, membuat Xiao You Ren sedikit was-was dan bersyukur di saat yang bersamaan. Zhao Yuzi selalu bisa menjadi penolongnya. Dengan ragu, Xiao You Ren mengatakan pada gadis itu mengenai kejadian yang dialaminya semalam. Tentu tidak semua. Xiao You Ren tidak siap menceritakan mengenai kontraknya dengan Wang Xian Wei. Dia merasa itu bukanlah teritori Zhao Yuzi untuk ikut campur. Belum saatnya gadis itu mengetahui banyak hal tentang Xiao You Ren.

Reaksi pertama yang diperlihatkan Zhao Yuzi adanya terkejut. Sudah pasti. Tidak pernah terlintas dalam benaknya jika laki-laki yang terlihat rapuh itu mengalami kejadian sekejam itu. Amarah kemudian mulai mengisi celah-celah hati Zhao Yuzi. Marah pada dirinya sendiri yang tidak berguna, padahal dia ada di situ. Marah juga terhadap nasib Xiao You Ren yang buruk.

"Lalu bagaimana kamu bisa selamat? Ah, bukan maksudku ragu, tapi hanya penasaran. Maaf."

Xiao You Ren tersenyum tipis. Tahu pasti maksud gadis itu. Dia pun menjawab, "Aku tidak sengaja menghubungi Sir Liam."

Kedua alis Zhao Yuzi bertaut, seolah mempertontonkan kebingungannya. Juga bertanya-tanya mengenai kejelasan kalimat dari Xiao You Ren.

"Ya, itu benar. Mungkin Sir Liam menghubungi Sir Xian Wei untuk membantuku."

"Ah, jadi Sir Xian Wei yang membantumu."

Xiao You Ren menganggukkan kepala. Membenarkan perkataan Zhao Yuzi.

Gadis itu percaya dan merasa iba terhadap Xiao You Ren. Meski demikian rasa syukur lebih besar lagi diucapkan hatinya. Bagaimana jika tidak ada yang menolong Xiao You Ren? Mungkin dia tidak akan bisa bertemu dengan laki-laki itu lagi, atau Xiao You Ren yang bisa dilihatnya dari jarak jauh karena mengalami trauma dan jatuh gila. Ah, Zhao Yuzi tidak sanggup memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuknya. Yang penting Xiao You Ren baik-baik saja dan ada di hadapannya, masih dengan senyum yang tetap memikat. Pemikiran Zhao Yuzi teralihkan ketika dia mendapati bekas memerah di perpotongan leher Xiao You Ren. Tangannya bergerak menyentuh ruam-ruam yang sedikit tertutup oleh kaos Xiao You Ren.

"Ren Ren, ini?" Zhao Yuzi bertanya. Sebenarnya dia sudah menduga jawaban seperti apa yang akan diberikan Xiao You Ren, tapi tetap saja ingin mendengar langsung penjelasan laki-laki itu.

Sebelum memberikan jawaban, Xiao You Ren menghela napas kasar, "Salah satu preman itu menggigitnya."

"Ren Ren, maafkan aku. Seharusnya aku mencarimu lebih jauh kemarin, mungkin ini tidak akan terjadi. Aku menyesal," lirih Zhao Yuzi. Kaca-kaca di matanya mulai terbentuk. Sebentar lagi gadis itu pasti akan mengundang hujan lokal membasahi pipinya.

Segeralah saja Xiao You Ren menenangkan dan berusaha membuat Zhao Yuzi tidak merasa bersalah lagi. "Kamu sudah melakukan hal yang benar, Yuzi. Jika menyusulku, mungkin kamu yang akan menjadi korbannya dan aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku laki-laki, tapi sangat lemah. Bahkan melindungi diri sendiri saja tidak bisa."

Mendengar perkataan itu, Zhao Yuzi segera mengusap sudut matanya. Membawa kedua tangannya menangkup wajah laki-laki itu. Membuat netra mereka saling bertemu dan menyelami satu sama lain. "Tidak, You Ren. Kamu bisa bertahan sampai sekarang, artinya kamu kuat. Jangan menganggap lemah dirimu."

Xiao You Ren tersenyum menanggapinya.

Segera Zhao Yuzi menarik tangannya dari wajah Xiao You Ren. Menghela napas dan berkata, "Baiklah, aku akan pulang. Ini sudah malam, kamu pasti butuh banyak waktu untuk istirahat dan memulihkan tenaga. Jangan lupa makan sebelum tidur." Gadis itu beranjak dari duduknya. Merapikan pakaian sebelum pamitan pergi. "Oh, ya. Mobilmu ada di parkiran."

"Hmm, terima kasih, Yuzi. Maaf juga sudah merepotkan." Xiao You Ren bangkit berdiri dan mengantarkan Zhao Yuzi ke depan pintu apartemen.

Sebelum mereka tiba di depan pintu. Seseorang datang berkunjung dan menekan tombol bel berkali-kali. Membuat keduanya menekuk alis dengan ekspresi yang berbeda.